Sunday, September 29, 2013

[batavia-news] Citra dan Kinerja Parlemen Memprihatikan

 

 
30 September 2013 | 02:13 wib
 
 
Citra dan Kinerja Parlemen Memprihatikan
 

JAKARTA, suaramerdeka.com - Citra dan kinerja anggota DPR RI periode 2009-2014 memprihatikan. Sejumlah kasus suap, korupsi, dan tindakan asusila yang melibatkan anggota DPR dinilai publik telah mencoreng wajah parlemen Indonesia. Begitu pula dengan kinerja anggota DPR yang masih jauh dari harapan. Demikian rangkuman dari hasil penelitian Citra dan Evaluasi Kinerja DPR di mata publik yang dilakukan Institute Riset Indonesia (INSIS).

Dalam riset ini diketahui, responden yang menjawab citra DPR tidak baik 38.5 persen, semakin tidak baik 26.1 persen, baik 29,2 persen, semakin baik 1.9 persen, dan tidak menjawab 4.3 persen. Bila diagregatkan maka publik menilai citra DPR tidak baik di atas 50 persen lebih. Ini membahayakan bagi wajah Parlemen Indonesia masa kini dan mendatang," kata Peneliti INSIS Mochtar W Oetomo, di Jakarta, Minggu (29/9). 

Penyebab buruknya citra DPR disebabkan beragam persoalan. 55.3 persen publik menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas dengan kapasitas anggota DPR. 79.5 persen publik tidak puas dan sangat tidak puas mengenai moral anggota DPR.  81.4 persen publik menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas terhadap komitmen pemberantasan korupsi. 78.3 persen publik menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas soal tingkat kehadiran anggota DPR.

Begitu pula dengan kinerja anggota DPR. 77 persen publik menilai kinerja DPR tidak baik dan semakin tidak baik. 48.5 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas soal kinerja DPR dalam membentuk UU. 46.6 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam membahas APBN. 59.6 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam pengawasan UU dan APBN. 73.9 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam menyerap keluhan masyarakat. 60.9 persen publik mengaku tidak puas dan sangat tidak puas kinerja DPR dalam memberikan pendapat atau masukan kepada pemerintah.

Priyo Budi Santoso mendapat penilaian tertinggi dari responden sebagai anggota DPR yang paling aspiratif dan disukai 6.91 persen. Berikutnya secara berturut-turut diikuti Rieke Dyah Pitaloka 6.16 persen, Ganjar Pranowo 5.6 persen, Taufik Kurniawan 4.67 persen, Budiman Sujatmiko 3.92 persne, Mahfudz Siddiq 3.45 persen, Ahmad Muqowam 2.89 persen, Ahmad Muzani 1.86 persen, Eko Hendro Purnomo 1.4 persen, lainnya 40.46 persen, dan tidak menjawab 21.21 persen.

Mochtar W Oetomo mengatakan, munculnya Wakil Ketua DPR itu sebagai anggota DPR paling aspiratif  lantaran kerap memberi komentar positif terhadap sejumlah isu aktual. Salah satu contohnya adalah menemui demontrasi besar kepala desa dan perangkatnya.

''Penjelasan Priyo bahwa dia sekadar menyampaikan aspirasi dan tidak berkepentingan apapun, yang dikutip oleh media massa, ternyata dipahami masyarakat''.

Sekalipun dianggap paling aspiratif, namun Priyo ternyata bukan anggota yang paling dikenal. Ketua DPR Marzuki Alie menjadi anggota DPR yang paling dikenal dengan hasil penelitian 9.43 persen. Diikuti Ruhut Sitompul 8.69 persen, Priyo Budi Santoso 7.57 persen, Hidayat Nur Wahid 6.54 persen, Puan Maharani 6.07 persen, Pramono Anung 5.51 persen, Hajriyanto Thohari 4.48 persen, Fahri Hamzah 3.92 persen, Bambang Soesatyo 3.64 persen, Ahmad Yani 3.27 persen, Tantowi Yahya 2.71 persen, lainnya 24.01 persen, tidak jawab 7.1 persen.

Adapun anggota DPR yang kontroversial Ruhut Sitompul dinilai sebagai anggota DPR yang paling keras/ngotot dalam menyampaikan pendapat 8.22 persen. Diikuti Bambang Soesatyo 3.27 persen, Eva Kusuma Sundari 2.52 persen, Fahri Hamzah 2.52 persen, Sutan Bhatoegana 2.42 persen, Nurul Arifin 2.14 persen, Martin Hutabarat 1.86 persen, Ahmad Yani 1.77 persen, Syarifuddin Suding 1.49 persen, lainnya 58.22 persen, tidak menjawab 15.51 persen.

Popularitas Marzuki tinggi karena sebagai Ketua DPR. Selain itu, intensitas Marzuki muncul di media cukup meningkat. Terutama dalam beberapa bulan terakhir kiprah Marzuki dalam Konvensi Partai Demokrat banyak diberitakan televisi.  ''Sebanyak 86.3 persen responden mengenal anggota DPR melalui televisi,'' kata penelitiInsis.

Survei ini dilakukan pada 17 Agustus hingga 20 September di 34 provinsi. Menggunakan metodologi rambang berjenjang (multistage random sampling). Jumlah responden 1.070 orang. Margin of Error ± 3 persen. Level of Confidence 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.

Peneliti Founding Fathers House (FFH) Dian Permata mengatakan, potret cerminan citra dan kinerja DPR masa datang harus lebih baik dari pada masa kini. Hal ini dilatarbelakangi posisi DPR sebagai lembaga tinggi negara yang memunyai posisi strategis dan punya daya politik tawar yang tinggi. Begitu pula dengan kader-kader yang bakal di duduk di DPR. Harus lebih baik daripada produk saat ini.

"Harus ada kader-kader baru seperti Nurul Arifin, Priyo Budi Santoso, Rieke Dyah Pitaloka, Pramono Anung, Ahmad Yani baru di DPR. Bukan melahirkan produk seperti Nazarrudin, Angelina, maupun Wa Ode.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment