Jakarta - Dugaan suap berupa pemberian fasilitas khusus oleh perusahaan penyedia mesin ATM Diebold Inc ternyata dilakukan oleh karyawan level rendah seperti teknisi. Karyawan ini berasal dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Hal ini disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan usai menghadiri business meeting di Hotel Hyatt Jakarta, Minggu (27/10/2013).
"BNI, BRI nggak. Saya minta maaf ke BRI ternyata dia tidak. Yang terlibat level bawah. Nggak ada pejabat yang terlibat. Level 3 aja nggak ada ikut. Ini bukan pejabat Mandiri, ini dari teknisi. Karyawan bawah atau operator yang didik," ucap Dahlan.
Diakui Dahlan saat itu teknisi asal Mandiri diundang oleh Diebold untuk melakukan pelatihan dan melihat operasional mesin ATM di Eropa. Diakui Dahlan bisa saja sang pegawai level rendah tersebut tidak mengetahui bahwa pemberian fasilitas liburan pasca pelatihan masuk dalam katagori suap.
"Di Mandiri ada 2 orang. Itu pekerja level bawah. Mereka mungkin nggak ngerti. Sebagai karyawan biasa. Kasian juga. Sudah di Eropa diberi fasilitas rekreasi disana yang menikmati mereka. Ketika di sana biaya rekrasi ditanggung. Di barat kan nggak boleh," jelasnya.
Diakuinya pemberian dugaan fasilitas khusus kepada karyawan level bawah tidak mempengaruhi pengambilan keputusan final untuk membeli mesin ATM dari Diebold.
"Teknisi mana punya keputusan. Kan pengambilan ketusan ada pertimbangan harga juga," sebutnya
Jakarta - Pada kesempatan itu, untuk BTN pihaknya masih menunggu laporan final. BTN saat ini sedang menyusun penjelasan tertulis.
"Ada Mandiri dan BPD mana nggak mau sebut. BTN belum final," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Diebold Inc, perusahaan penyedia mesin ATM terbesar di Amerika Serikat (AS) terbukti menyuap pejabat bank di China dan Indonesia. Ternyata, ada pejabat dari 3 bank BUMN yang ikut terlibat kasus tersebut. Dalam dokumen Securities and Exchange Commission (SEC) yang dikutip detikFinance, dipaparkan fakta-fakta mengenai kasus penyuapan tersebut.
"Diebold menjual ATM dan produknya kepada bank BUMN di Indonesia. Dari tahun 2005 sampai 2010, melalui anak usahanya Diebold Indonesia, Diebold ternyata memberikan fasilitas perjalanan dan hiburan untuk pejabat dari bank BUMN," tulis SEC dalam dokumen tersebut.
"Diebold Indonesia menghabiskan sekitar US$ 147.000 dalam fasilitas jalan-jalan dan hiburan kepada pejabat dari bank BUMN: Bank X, Bank Y dan Bank Z," demikian tambahan SEC.
No comments:
Post a Comment