Pria Bersorban Trauma Pakai Helm

Dok / sindikasi.net

Sahal gusar ditilang polisi di Karawang, Jawa Barat.

Sahal: "Karena rambut panjang, saya dikejar-kejar ketika menggunakan helm, disangka penjahat."

KARAWANG – Sahal, pria bersorban memaki dan mengancam polisi dalam Operasi Zebra Lodaya 2013 awal Desember, resmi menyandang status tersangka kasus penghinaan terhadap aparat. Namun, dia tidak ditahan, tetapi wajib lapor dua kali seminggu.

Kepada wartawan di Karawang, Kamis (12/12), pria yang mengaku ahli pengobatan  jiwa ini mengakui tidak sengaja mengeluarkan kata-kata ancaman ketika dirazia berkendara tanpa helm. Karenanya, dia meminta agar kasusnya jangan dibesar-besarkan.

"Saya menyesal. Saya minta maaf kepada umat manusia terutama kepada polisi," kata Sahal yang bersorban karena tuntutan profesi sebagai ahli pengobatan jiwa.

Terkait pelanggaran lalu lintas yang dilakukan, Sahal mengaku trauma mengenakan helm ketika berkendaraan.

"Karena rambut saya panjang, saya pernah dikejar-kejar orang ketika menggunakan helm disangka saya penjahat," ujar dia.

Seperti yang terekam dalam video yang diunggah di You Tube 5 Desember 2013, pria bersorban dan berjenggot menolak ditilang karena tidak memakai helm. Ia bahkan memaki dan menantang petugas yang ikut dalam Operasi Zebra.

"Polisi menganggap saya teroris, semua SIM dijual. Saya keliling Indonesia nggak pakai helm, saya lebih aman pakai ini. Biar saya mati pakai begini, enak saja nilang-nilang," kata Sahal.

Mendengar teriakan pria itu, anggota polisi sempat memintanya untuk istighfar. Hanya, pria bersorban tak peduli.

"Saya tantang yang jago-jago di sini," ujar pria itu kemudian pergi dengan motor matic.

Peristiwa itu mengundang komentar dari berbagai kalangan masyarakat melalui media sosial. Tak kurang dari majelis ulama mengomentarinya dan menyatakan siapa pun harus taat aturan.