Tuesday, October 29, 2013

[batavia-news] Ciptakan Generasi Kreatif dan Inovatif

 

res: Bagaimana bisa diciptakan generasi kreatif dan inovatif, kalau kurikulum untuk murid  sekolah diutamakan mengafal cerita 1001 malam?
 
 
29 Oktober 2013 | BP
 
Ciptakan Generasi Kreatif dan Inovatif
 
 
MENYIAPKAN dan menciptakan generasi penerus yang kreatif dan inovatif merupakan keniscayaan dalam era globalisasi. Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai tahun 2015, Indonesia akan menjadi sasaran pemasaran produk dan tenaga kerja dari negara tetangga; tenaga terdidik asing seperti guru, perawat, arsitek, dan profesi lain bisa berdatangan ke Indonesia. Kreatif dan inovatif merupakan bagian persyaratan generasi yang berdaya saing tinggi, selain mampu membuka lapangan kerja.

Kita harus mengurut dada jika mengamati kualitas generasi sekarang ini. Di banyak lapangan kerja dan kegiatan sehari-hari, kita sering menyaksikan betapa miskinnya aset mereka berupa ide, terutama jika sedang menghadapi problem dan mencari solusinya; betapa keringnya ide tentang langkah yang harus ditempuh agar hari ini lebih baik daripada kemarin dan esok lebih baik daripada hari ini. Fenomena itu dapat ditemui di beragam pekerjaan dan profesi, tak pandang usia, pendidikan dan jabatan. Akhirnya, problemnya bukan hanya tak teratasi, justru berkembang menjadi persoalan laten. Akibatnya, mereka dan instansi/lembaga tempatnya berkiprah berada dalam kondisi stagnan. Bagaimana kita mengharapkan kreasi dan inovasi tumbuh di kalangan generasi yang miskin dan kering ide seperti ini? Salah satu prasyarat tumbuhnya kreasi dan inovasi adalah kekayaan ide.

Yang terbentuk kini justru kondisi kian maraknya pola pikir instan dan perilaku pragmatis. Harapannya jika bekerja, digaji tetap tiap bulan, tanpa perlu repot-repot untuk berprestasi dan bersaing. Kondisi ini merupakan konsekuensi kualitas proses pendidikan yang mereka lalui dan alami, baik di jalur formal, nonformal, maupun informal.

Sekarang ini ada kecenderungan kebijakan lembaga rekrutmen tenaga hanya mempersyaratkan kompetensi berdasarkan gelar kesarjanaan calon tenaga yang direkrut. Persepsi dan kebijakan yang berlaku di lingkungan pemerintah dan masyarakat itu, termasuk di kalangan parpol dalam merekrut kader dan calon fungsionarisnya, turut mendorong tumbuhnya pola pikir instan, bahwa gelar sarjana bisa diperjualbelikan. Berbagai jalan pintas ditempuh demi mengejar kompetensi formal itu. Sebagian lembaga pendidikan hanyut dalam perilaku pragmatis dengan mendasarkan diri pada logika pasar, material, dan untung-rugi semata. Adanya fenomena seperti proses pencapaian gelar sarjana yang dirupiahkan dan plagiatisme, lahir dari pola pikir instan.

Jika pola pikir kapitalistis tetap meracuni pengelola lembaga pendidikan dan warga masyarakat, makin jauh tercapainya keinginan kita untuk melahirkan generasi penerus yang kaya inisiatif, kreatif dan inovatif. Produk tenaga kerja yang dilahirkan tidak akan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang profesional. Padahal, untuk mampu bersaing tidak cukup bermodal dan bersenjatakan kompetensi formal, apalagi yang dicapainya lewat proses yang penuh noda dan dosa.

Pembenahan menyeluruh harus segera dilakukan selain upaya rasionalisasi yang telah diterapkan. Proses pendidikan, dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi, dengan menyinergikan tiga jalur pendidikan, harus mampu menyiapkan dan menciptakan generasi penerus yang kaya ide, kreatif dan inovatif, serta menjauhkan mereka dari pola pikir instan dan perilaku fragmatis; generasi penerus yang tidak apatis tetapi selalu mampu beradaptasi pada tiap perubahan.

Kompetensi perlu diukur dengan parameter yang komprehensif. Sebenarnya undang-undang telah memberi arahan, termasuk tentang standar profesional yang harus dipenuhi tiap guru. Kontrol dalam penerapannya yang perlu diintensifkan.

Lembaga perekrut tenaga kerja pun harus memperbarui paradigmanya tentang tenaga kerja yang berkualitas yang mampu besaing dalam era global. Jangan malah dimenjadi sumber inspirasi bagi lembaga pendidikan untuk terjerumus berkepanjangan dalam pola pikir instan yang mencederai proses pendidikan generasi penerus.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment