Jawa Barat dalam Kepungan Bencana Ekologi…!
Bandung, 22 Desember 2014.
Tidak berbeda dari tahun sebelumnya, pada musim penghujan menjelang akhir tahun 2014, Bumi Jawa Barat kembali didera bencana lingkungan hidup. Hampir di seluruh wilayah Jawa Barat di DAS Citarum, Cimanuk, Cisanggarung dan DAS lainnya kembali terjadi banjir dan longsor. Saat ini, Wilayah kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cirebon kembali tergenang banjir tahunan. Lahan pertanian, industri, pemukiman kembali terendam. Begitu juga longsoran-longsoran tanah terjadi di wilayah Bogor, Cianjur, Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya dan wilayah-wilayah Jawa Barat lainnya.
Proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan investasi yang terus menerus tanpa kebijakan dan perencanaan ekologis yang matang telah mengakibatkan siklus hidrologi berubah drastis. Perubahan tata kelola hidrologi dan siklusnya, kerusakan lingkungan hidup dan ekosistemnya turut berkontribusi pada petaka bencana, kemiskinan baru daan krisis keberlanjutan kehidupan masyarakat, Kata Dadan Ramdan Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat.
Dadan Ramdan mengatakan pada tahun 2014 per 20 Desember, jumlah bencana banjir mencapai 401 titik, longsor mencapai 193 titik, kekeringan 137 titik dengan jumlah orang meninggal mencapai 37 orang. Pada tahun 2014 wilayah genangan banjir di wilayah Jawa Barat mencapai 85.600 ha dan kekeringan mencapai 55.700 ha. Berdasarkan perhitungan kasar Walhi Jawa Barat, tabungan kerugian ekologis bisa mencapai Rp 16,4 trilyun dan kerugian akibat bencana pada tahun 2014 mencapai Rp 3,99 trilyun.
Kerusakan layanan alam daerah aliran sungai di Jawa Barat terus berlangsung memperburuk layanan lingkungan hidup. Beberapa fenomena krisis lingkungan hidup dan menurunnya layanan alam diantaranya lahan yang tetap kritis, alih fungsi lahan yang makin massif oleh pertambangan di kawasan hutan dan luar kawasan hutan, industri dan properti di wilayah perkotaan.
Lahan-lahan dalam wilayah DAS berada dalam kondisi kritis. Lahan kritis yang tersebar di 199 daerah aliran sungai di Jawa Barat. Lahan kritis akan berpotensi pada peningkatan sedimentasi dan erosi tanah, mengancam keberlangsungan mata-mata air dan sumber-sumber airnya. Luasan lahan kritis di Jawa Barat mencapai 392 ribu ha. Sementara lahan kritis yang ada di DAS strategis di Jawa Barat diantaranya Citarum, Cimanuk, Ciliwung, Citanduy, Cisanggarung, Ciwulan, Cilaki mencapai 137.417,52 ha.
Kebijakan dan Anggaran Tidak Efektif
Begitu besar dampak dan kerugian yang harus ditanggung bersama akibat kerusakan lingkungan dan bencana lingkungan hidup yang terjadi. Namun, tindakan nyata pemerintah dan pemerintah daerah dalam perbaikan, pemulihan, pencegahan dan penanganan bencana masih sangat rendah. Selama ini, kebijakan dan anggaran yang dikeluarkan pun tidak efektif dan solutif menjawab masalah lingkungan hidup dan bencana lingkungan hidup di Jawa Barat.
Rendahnya tindakan nyata dari pemerintah dapat kita periksa dari aspek kebijakan dan program serta alokasi anggaran. Pertama, dari aspek kebijakan dan program, isu pengurangan resiko bencana ekologis masih belum menjadi salah satu prioritas pembangunan. Upaya pemerintah dalam melakukan mitigasi, pencegahan bencana masih sangat rendah dan dalam implementasinya tidak berjalan efektif apalagi solutif. Agenda edukasi, sosialisasi kepada masyarakat masih minim dilakukan. Program-program mitigasi dan membangun kesiapsiagaan masyarakat masih marjinal.
Kedua, rendahnya alokasi anggaran sektor lingkungan hidup dari APBD untuk memulihkan krisis lingkungan hidup dan bencana lingkungan hidup yang terjadi di daerah. Contoh kasus, pada tahun anggaran 2014, Pemerintah Provinsi Jawa Barat hanya menganggarkan sekitar Rp 9,7 milyar atau 0,098 % dari total belanja APBD sebesar Rp 21,2 Trilyun untuk pemulihan dan pengelolaan lingkungan. Di tingkat kabupaten/kota rata-rata belanja untuk sektor lingkungan hidup hanya Rp 2-3 milyar atau 0,6 sampai 1% dari total belanja. Sementara, belanja untuk bencana ekologis hanya sekitar 0,3 % dari total belanja dalam APBD.
Kasus Banjir di DAS Citarum Hulu
Dadan Ramdan menjelaskan DAS Citarum merupakan salah satu DAS Strategis di Jawa Barat yang sedang ditangani oleh Pemerintah Pusat dan Daerah dengan dukungan dana terbesar dibanding alokasi untuk daerah aliran sungai lainnya di Jawa Barat. Wilayah DAS Citarum hulu adalah wilayah langganan banjir tahunan. Dari kajian Walhi Jawa Barat, banjir tahunan di wilayah Bandung Selatan (Cekungan Bandung) disebabkan oleh degradasi siklus hidrologi di DAS Citarum bagian hulu yang dialami oleh sungai Cikapundung, Citepus, Cirasea, Cipamokolan, Cidurian, Cisangkuy, Ciminyak, Ciwidey dan Cihaur.
Degradasi fungsi hidrologi akibat alih fungsi lahan di das citarum yang terus bertambah di kawasan hutan dan luar kawasan hutan (perdesaan dan perkotaan) oleh permukiman, perumahan mewah, industri, dan sarana komersil lainnya. Berdasarkan perhitungan, luasan lahan kritis di cekungan bandung mencapai 96.668,84 ha dengan jumlah air limpasan mencapai 3,924 juta meter kubik /tahun dan sedimentasi mencapai 8.207.387 atau 8,2 juta ton/tahun.
Namun hingga saat ini, bencana banjir yang terus menerus berlangsung setiap tahun belum terselesaikan. Beragaman intervensi kebijakan, program dan anggaran untuk Citarum tidak efektif dan gagal menjawab akar masalah yang sebenarnya. Pemerintah gagal mencegah dan menyelesaikan banjir di Cekungan Bandung. Anggaran sebesar Rp 3,5 trilyun ditambah hampir Rp 6-9 milyar/tahun dana-dana CSR dikeluarkan belum membawa perbaikan dan pemulihan yang nyata. Program penanganan Citarum hanya melanggengkan keberlanjutan proyek-proyek belaka.
Dadan Ramdan mengajak semua pihak untuk melakukan upaya-upaya perlindungan lingkungan hidup, mengajak semua pihak bersolidaritas membantu korban dan terus waspada karena banjir dan longsor akan terus terjadi selama musim penghujan ini.
CP : Dadan Ramdan, Direktur Walhi Jawa Barat Kontak 082116759688/081809660715
--
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat
Jalan Piit Nomor 5 Bandung 40133
Telp/Fax. +62 22 250 7740
E-mail : jabar@walhi.or.id, walhijabar@gmail.com, walhi@walhijabar.org
Website : www.walhijabar.org
Posted by: WALHI Jawa Barat <walhijabar@gmail.com>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
No comments:
Post a Comment