Saturday, March 16, 2013

Hina militer Malaysia lewat FB, seorang guru diburu polisi

Polisi Diraja Malaysia kini tengah memburu seorang guru bernama Mohd Lotfi Nor. Pria berusia 37 tahun tersebut menjadi buronan polisi lantaran menghina militer Malaysia dalam akun facebook-nya terkait perang dengan penyusup Sulu.

Lotfi Nor adalah seorang guru di sekolah negeri, Tok Bali, Pasir Puteh, Kelantan, Malaysia. Atas penghinaan tersebut, Lotfi akan segera dituntut ke persidangan karena dianggap telah melecehkan institusi negara.

"Kita akan siapkan kertas siasatan (laporan) dan akan kita kirim kepada Ketua Unit Pendakwaan untuk tindakan susulan," ujar Ketua Polisi Kelantan Datuk Jalaluddin Abdul Rahman..

Lotfi Nor dalam akun FB-nya menyebut bahwa polisi dan militer Malaysia sebagai anji**. Lotfi juga menuliskan bahwa kematian para pasukan militer Malaysia sebagai katak mati.

"Kalau dia tidak waras tak kan dia pandai menulis mengeluarkan kata-kata itu, kini pandai juga dia bersembunyi," terang polisi Jalaluddin.

Sebut Indonesia, bukan Indon

Warga Negara Indonesia sangat sensitif terhadap sebutan Indon. Namun apakah arti sebenarnya Indon di Malaysia dan apa maksudnya?

Warga Malaysia, kerap menyebut warga Indonesia dengan sebutan Indon. Di mana pun, siapa pun mereka menyebut WNI dengan sebutan Indon. Dengan hanya mengenali bahasa yang digunakan, mereka langsung bisa menebak bahwa lawan bicaranya berasal dari Indonesia.

"Wartawan Indon?" tanya seorang petugas kepolisian yang sedang melakukan pemeriksaan di jalan menuju resort Felda Sahabat, Sabah, Malaysia, Kamis (14/3).

"Oh dari Indon, bila (kapan) sampai di Lahad Datu?" ujar resepsionis sebuah hotel di Lahad Datu.

Bahkan warga Malaysia keturunan Indonesia yang sudah jadi warga negara Malaysia juga menyebut Indon bila menjumpai orang Indonesia di Malaysia. Apa sebabnya?

"Bukan hinaan sebenarnya tuh, Indon itu singkatan saja, terlalu panjang kalau sebut Indonesia, jadi kami singkat saja, Indon," ujar Thamrin, warga Malaysia keturunan Bugis kepada reporter Hery H Winarno. Thamrin adalah sopir angkutan umum atau bus di Lahad Datu.

Hal yang sama juga disampaikan seorang pegawai di Jabatan Penerangan Malaysia. Menurutnya, sebutan Indon tidak lain hanya sebuah singkatan belaka.


"Oh tidak (menghina) maksud kami hanya menyingkat saja, tidak menghina. Tapi baik saya panggil Indonesia saja, biar awak tak kesal," ujar pegawai Jabatan Penerangan Malaysia yang enggan disebutkan namanya.

Mungkin benar bahwa maksud mereka menyebut warga negara Indonesia dengan sebutan Indon tidak ada maksud menghina. Tetapi tentunya lebih baik tidak perlu disingkat.

Banyak WNI yang bekerja di Malaysia juga mengaku keberatan bila disebut Indon. Meskipun tak jarang yang menyebut Indon tersebut juga warga negara Indonesia yang telah lama tinggal di Malaysia dan belum jadi warga negara Malaysia.

"Saya tidak pernah mau disebut Indon, saya selau bilang, Indonesia bukan Indon," ujar Yasir Fatahillah, guru yang mengajar anak-anak pekerja perkebunan kelapa sawit dalam perbincangan di Lahad Datu.

Meski tidak ada maksud menghina dan hanya menyingkat, tetapi kata Indon berkonotasi negatif. Menurut Yasir, dalam bahasa tertentu di Malaysia, Indon berarti pelacur.

"Makanya saya tak mau disebut Indon, Indonesia ya Indonesia, bukan Indon," tegas sarjana hukum ini.

WNI lain yang juga bekerja di Sabah, Suwandi juga menolak jika disebut Indon. Menurut dia, dulu Indon adalah kepanjangan dari Indonesia Donkey (Keledai Indonesia), sebuah umpatan kepada warga Indonesia. Indon melekat kepada WNI karena stigma negatif bahwa Indonesia hanya bisa menjadi pekerja rumah tangga atau pekerja kasar seperti di perkebunan Malaysia

"Ya meskipun sekarang kata Indon memang berarti singkatan, bukan umpatan seperti dulu, tetap saja saya tak pernah mau disebut Indon," terang Wandi.

Dan untuk mengubah hal itu ternyata bukan perkara mudah karena sebutan tersebut sudah mendarah daging di warga Malaysia. Namun tetap saja kami protes.

"Saya Indonesia, bukan Indon dan saya tidak suka dipanggil Indon," ujar merdeka.com kepada seorang sopir bus.

"Iyalah, lupa lagi saya. Indonesia, Indonesia, nanti saya tak panggil lagi orang Indonesia dengan Indon. Bapak saya pun Indonesia, Makassar," ujar Thamrin.

Armada tempur militer Malaysia menghadapi penyusup Sulu

Malaysia menggempur pertahanan penyusup Sulu di Kampung Tanduo, Lahad Datu, Sabah. meski penyusup Sulu diperkirakan hanya berjumlah sekitar 300 orang, Angkatan Tentara Malaysia (ATM) dan Polis Diraja Malasya (PDRM) mengerahkan senjata-senjata modern. Serangan Malaysia tidak hanya dilakukan dari darat, bahkan juga dari udara. Sementara pasukan angkatan laut berusaha menahan pengikut Sulu yang ingin meninggalkan Sabah atau sebaliknya yang ingin masuk ke Sabah. Malaysia dengan tegas tidak ingin memberi ruang bergerak kepada penyusup Sulu. Pasukan General Operations Force, semacam Brimob dikerahkan oleh PDRM. Sementara ATM juga mengirim kekuatan terbaik mereka yang tergabung dalam VAT69 (Very Able Troop 69), semacam Kopassus di Indonesia.  Berikut ini kekuatan senjata Malaysia yang digunakan untuk menggempur penyusup Sulu.

Sultan Sulu: Kami ingin bergabung dengan Indonesia

Sultan Sulu Muizul Lail Kiram mengaku sangat frustasi terhadap konflik perebutan Sabah dan Serawak dengan Malaysia. Sebab itu, dia meminta bantuan Indonesia buat merebut kembali wilayah di utara Pulau Kalimantan itu. "Saya akan menyerang kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami," kata Sultan Muizul. Dia mengoreksi namanya bukan Sultan Mudarasulail Kiram. Menurut dia, Mudarasulail adalah orang mengklaim sultan Sulu. Aslinya dia bernama Faizal Abdul Naim, warga negara Malaysia asal Malaka. Berikut penuturan Sultan Muizul Lail Kiram saat dihubungi Faisal Assegaf dari melalui telepon selulernya..  

Jadi apa rencana Anda selanjutnya? Saya hari ini ada di Ibu Kota Manila. Mungkin besok saya akan bertemu Presiden Benigno Aquino III. Saya akan minta kepada dia untuk segera mengakhiri konflik di Sabah Saya yakin Presiden Aquino akan menanggapi permintaan itu karena orang Sulu warga Filipina.

Anda jadi minta bantuan kepada pemerintah Indonesia?

Saya tidak punya akses ke sana, tapi saya mendesak saudara kami di Indonesia untuk segera membantu kami. Saya memohon kepada Yang Mulia Presiden Indonesia (Soesilo Bambang Yudhoyono) untuk menolong kami.

Kenapa Anda minta bantuan kepada Indonesia?

Saya kemarin (dua hari lalu) melihat dokumen perjanjian Mafilindo, isinya pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap Sabah dan Serawak.

Lalu apa tawaran Anda buat pemerintah Indonesia?

Saya ingin bergabung dengan Indonesia. Saya akan menyerang kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami.

Bukankah lebih baik bergabung dengan Malaysia?

Malaysia munafik, sedangkan Indonesia berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam.

Bukankah Islam agama resmi di Malaysia, sedangkan di Indonesia ada lima agama lain selain Islam diakui?

Islam di Malaysia hanya sekadar kata-kata tapi perbuatan mereka tidak Islam.

Anda kedengarannya frustasi?

Saya memang frustasi karena itu saya sangat mengharapkan bantuan dari Indonesia.

Telkom Incar 5 Juta Pelanggan Internet Baru

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tahun ini menargetkan dapat menggaet 5 juta pelanggan Internet baru dengan basis kabel. Pertumbuhan pelanggan Internet berbasis kabel itu digenjot karena dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. "Koneksi Internet hanya dipakai oleh yang bersangkutan, sehingga kecepatan saat akses data bisa dijaga. Tidak berebutan seperti model wireless," ujar Operasional Vice President Consumer and Marketing and Sales PT Telkom, Jemy Confido, seusai penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemerintah Kota Surakarta tentang penyediaan titik hot spot di Surakarta. Dari hasil analisis diketahui bahwa pengguna Internet berbasis kabel kebanyakan adalah pelaku usaha dan pebisnis. Jadi, jika penggunanya bertambah, secara tidak langsung akan menggerakkan perekonomian.Sedangkan penggunaan Internet versi mobile atau wireless kebanyakan untuk bersosialisasi dan gaya hidup. Sangat jarang yang dipakai untuk bisnis. "Tidak nyaman melihat di layar yang kecil," katanya. Jemy mengatakan, saat ini pengguna Internet berbasis kabel di Indonesia baru sekitar 2,5 juta orang. Jumlah itu terhitung sangat kecil jika dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 230 juta orang. Sedangkan di negara tetangga, seperti Vietnam, penetrasi Internet berbasis kabel di atas 10 persen dari total penduduk. Di Singapura bahkan sudah mencapai angka 60 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan jika memasukkan pengguna Internet mobile, dia menyebutkan, saat ini pengakses Internet di Indonesia sekitar 55-60 juta orang. "Tapi yang menjadi perhatian kami adalah pengguna Internet kabel. Kita tidak boleh puas hanya dengan melihat pengguna Internet mobile yang cukup besar," dia mengingatkan.

Liga Champions, Klub Inggris Sudah Tidak Bertaji

Mantan pemain bertahan Manchester United, Gary Neville, menyatakan kedigdayaan klub-klub Liga Inggris di Liga Champions telah berkurang. "Kami tidak berada di dalam momen yang kuat. Tidak ada gunanya menyangkal hal itu," tutur kakak kandung Phil Neville itu pada Jumat, 14 Maret 2013. Manchester City dan Chelsea lebih dahulu tersisih dari Liga Champions setelah tak mampu melewati penyisihan fase grup. Hanya, MU dan Arsenal yang berhasil melaju ke babak 16 besar. Namun kedua tim itu tak berdaya menghadapi lawan-lawannya. Alhasil, keduanya mengikuti jejak City dan Chelsea. Menurut Neville, ini adalah hal yang lumrah. Tak ubahnya seperti roda yang berputar. "Mungkin kami mengalami suatu periode di mana kita sedikit berada di dalam sebuah lubang," tutur sahabat gelandang Paris Saint-Germain, David Beckham itu. "Tapi itu masih bisa berubah di tahun depan atau setelahnya." Dari delapan tim yang tersisa, klub-klub asal Spanyol dan Jerman yang mendominasi di perempat final Liga Champions. Spanyol mengirimkan tiga tim, Real Madrid, Barcelona dan Malaga. Sementara Jerman menyumbangkan dua tim, Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund. Sisanya dari Prancis, Italia dan Turki. Menurut Neville, Madrid dan Barcelona begitu perkasa di Liga Champions musim ini. Begitu juga dengan klub-klub dari Bundesliga. "Juventus sepertinya juga kembali menjadi salah satu tim kuat," ucap suami Emma Hadfield itu. Undian perempat final akan dilakukan di Nyon, Swiss, Sabtu, 16 Maret 2013.

[media-jabar] Informasi Pengajian bersama Kang Jalal di-Bandung

 

Mohon maaf bila ada yg tidak berkenan... ini hanya sekadar infomasi:

Salam wa Rahmah,

PENGAJIAN AHAD bersama Kang Jalal (Prof.Dr.KH.Jalaluddin
Rakhmat,M.Sc) setiap Minggu jam 08.00 sampai selesai di Masjid
Al-Munawwarah, Jalan Kampus III A, Kebaktian - Kiaracondong, Bandung.

Pengajian ini terbuka untuk umum dan sudah berlangsung tahun 1980-an
atau sejak Kang Jalal dilarang ceramah di masjid-masjid besar di
Bandung.

Rekaman ceramah dan pengajian Kang Jalal dapat disimak dan
download di situs http://audioahad.com/ dan http://almunawwarah.com/.

Wassalaam

Ahsa

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Wednesday, March 13, 2013

Polisi Kanibal AS Jalani Persidangan

Perwira polisi New York yang dituduh merencanakan penculikan dan memakan perempuan diadili di pengadilan federal Manhattan.

Proses dimulai dengan pemilihan dewan hakim, yang diperkirakan akan menjadi proses yang rumit, mengingat sifat kejahatan yang diduga dilakukan Gilberto Valle (28) dan mungkin sulitnya mencari hakim yang tidak memihak.

Pembukaan perdebatan, dalam kasus-kasus yang lebih sederhana terkadang dimulai di hari yang sama dengan pemilihan hakim, tidak dijadwalkan selama dua pekan berikutnya. Valle, seorang perwira Departemen Kepolisian New York yang sudah diangkat sumpahnya selama enam tahun, dituduh berkomplot untuk menculik dan secara ilegal mengakses basisdata kriminal kepolisian untuk mencari calon korban.

Menurut jaksa penuntut, Valle membuat rencana detail untuk membius dan membawa pergi para perempuan yang kemudian akan dipanggang di tempat pemanggangan atau dimasukkan ke dalam oven, dan dimakan.

Valle mengaku tidak bersalah dan pengacaranya mengatakan tuduhan rencana tersebut hanya meruapakan fantasi seksual aneh, yang biasa terjadi. Tidak ada perempuan yang disakiti Valle, meskipun jaksa mengatakan rencananya, dibahas di situs spesialis kanibal, jauh melampaui fantasi.

Valle yang sudah direncanakan untuk naik pangkat menjadi sersan, berada dalam tahanan di Manhattan di Pusat Unit Perumahan Khusus Pemasyarakatan Metropolitan sebagai tahanan berpengamanan tinggi.Dia menghadapi hukuman maksimum penjara seumur hidup jika terbukti bersalah atas tuduhan konspirasi penculikan.

Polisi: Empat Tewas, Dua Orang Cedera dalam Penembakan di New York

Empat orang telah tewas dan dua orang lagi cedera pada Rabu pagi (13/3) dalam dua penembakan terpisah di Herkimer County, Negara Bagian New York, sementara polisi menahan identitas tersangka.
Dua orang yang tak diidentifikasi ditembak dan tewas, Rabu pagi, di satu tempat pencucian mobil di Desa Herkimer dan dua orang lagi tewas di satu tempat potong rambut sekitar satu mil dari Desa Mohawk, kata polisi negara bagian sebagaimana dikutip media setempat.
Tersangka diidentifikasi sebagai Kurt Myers (64) dari Mohawk. Ia memiliki jenggot dan rambut putih, membawa senapan api laras panjang untuk serangan tersebut dan mengemudikan Jeep Cherokee warna merah. ia diduga sebagai pelarian di Herkimer, tapi polisi telah menolak untuk mengomentari kemungkinan motif penyerangan itu.
Herkimer County Community College dan sekolah setempat ditutup, kata Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis pagi. Perguruan tinggi itu mengirim peringatan otomatis melalui telepon genggam setelah penembakan tersebut, untuk memberitahu mahasiswa dan staf mengenai "seorang penembak yang beraksi" di daerah itu. Peringatan setelahnya menyarankan warga agar tetap berada di dalam bangunan sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Pria Pembawa Ribuan Berlian Ditahan di Moskow

Seorang pria membawa barang bawaan yang tak biasa saat mendarat di Bandara Sheremetyevo, Moskow. Tak tanggung-tanggung, dia mengangkut 26 ribu butir berlian di dalam tasnya.

Reuters memberitakan, pria berusia 37 tahun berpaspor Rusia itu ditangkap pada hari Minggu (10/3/2013). Pria yang diberitakan berstatus pengangguran tersebut baru saja mendarat dari Dubai, Uni Emirat Arab.

“Seorang petugas bea dan cukai mencurigainya karena dia sangat grogi saat menjalani pemeriksaan bagasi dan menjepit tasnya di bawah lengannya. Jadi petugas itu meminta izin untuk memeriksa isi tasnya,” jelas jubir bea cukai Rusia, Natalia Karaseva.

Dalam pembelaannya, pria yang diketahui berasal dari wilayah Dagestan (bagian dari wilayah Kaukasus Utara yang berbatasan dengan Chechnya, Azerbaijan dan Georgia) itu mengaku bahwa berlian-berlian bernilai total Rp1,570 miliar tersebut adalah bantuan untuk temannya. Belum diketahui apakah ia akan dikenai tuntutan pidana atau tidak.

Penjaga Perdamaian PBB Ditembak di Sudan Selatan

Sejumlah pria bersenjata menembak dan melukai seorang penjaga perdamaian PBB di Sudan Selatan, di wilayah yang porak poranda akibat perang tempat pasukan pemerintah sedang membangun serangan terhadap kelompok pemberontak, ujar PBB pada Rabu. Penembakan terjadi pada Selasa di negara bagian Jonglei, tempat PBB menempatkan ratusan pasukan penjaga perdamaian dalam persiapan serangan pemerintah, kata wakil juru bicara PBB, Eduardo del Buey.

"Misi PBB di Sudan Selatan mengonfirmasi bahwa seorang penjaga perdamaian PBB terluka ketika kelompok bersenjata tak dikenal menembaki patroli yang bergerak dari Gurkmuk ke Pibor di negara bagian Jonglei," kata del Buey kepada para wartawan. Dia tidak menginformasikan kewarganegaraan dari penjaga perdamaian itu, tetapi para diplomat mengatakan bahwa prajurit tersebut berasal dari India. Dia dipindahkan ke Ibu Kota Sudan Selatan, Juba, dan berada dalam kondisi "stabil", tambah sang juru bicara.

Jonglei menjadi lokasi konflik etnis sejak Sudan Selatan merdeka pada Juli 2011. Sebagian besar masalah terjadi di Pibor, tempat penjaga perdamaian tersebut terluka dan sebuah helikopter PBB ditembak jatuh pada Desember. Kepala misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS), Hilde Johnson, mengatakan pada pekan ini bahwa ia memperkirakan pemerintah Sudan's People's Liberation Army (SPLA) dalam waktu dekat akan melancarkan serangan terhadap pejuang yang setia pada pemimpin pemberontak David Yau Yau di Jonglei.

Israel Capai Kesepakatan Terkait Koalisi Pemerintahan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berhasil mencapai kesepakatan mengenai bentuk pemerintahan barunya setelah menyelesaikan krisis yang berlangsung selama 11 jam dengan partai tengah, lapor media pada Rabu.

Terobosan tersebut muncul setelah Netanyahu sepakat bahwa Yesh Atid mengambil jabatan di bidang pendidikan yang bergengsi, sementara kementerian dalam negeri akan diambil oleh partai Likud, lapor stasiun radio dan televisi utama Israel. Netanyahu terkunci dalam pembicaraan intensif koalisi mengenai tenggat waktu 16 Maret untuk mengumumkan bentuk dari pemerintahan barunya yang harus bekerja dengan mayoritas sedikitnya 61 di dalam Knesset atau parlemen yang terdiri dari 120 kursi.

Para pemimpin dari partai-partai utama akan bertemu pada Rabu untuk membicarakan isi dalam kesepakatan tersebut yang akan melihat Likud-Beitenu, yang memiliki 31 kursi dan dikepalai oleh Netanyahu serta Avigdor Liebermen, membentuk sebuah pemerintah bersama dengan Yesh Atid yang diketuai Yair Lapid (19 kursi) dan partai sayap kanan Jewish Home yag dikepalai Neftalu Bennet (12 kursi).

Hingga saat ini, hanya satu partai yang setuju untuk bergabung dengan koalisi Netanyahu, partai tengah HaTnuah yang diketuai mantan menteri luar negeri Tzipi Livni, yang memiliki enam kursi.

Ketika kesepakatan tersebut ditandatangani, maka akan memberikan Netanyahu mayoritas 68-70 kursi, bergantung pada apakah partai Kadima kanan-tengah, yang memiliki dua kursi, juga berada dalam jajaran tersebut.

Belum diketahui dengan jelas kapan pemerintahan baru akan dilantik, dengan radio tentara menyatakan bahwa pelantikan akan terjadi pada Kamis, sementara radio publik mengatakan tidak akan terjadi hingga Senin, hanya dua hari sebelum kunjungan tingkat tinggi Presiden Barack Obama.

Tuesday, March 12, 2013

[promo-indonesia] anal with busty german 2

 
__,_._,___

[promo-indonesia] Nice girl sucking dick

 
__,_._,___

[promo-indonesia] Great foursome banging

 
__,_._,___

[promo-indonesia] Hot Mom - Cruising Around

 
__,_._,___

[promo-indonesia] HT - Tattooed lesbians licking to orgasm

 
__,_._,___

[promo-indonesia] Porn For Women Romance In The Tub

 
__,_._,___

[batavia-news] How doctors choose to die

 

 

How doctors choose to die

When faced with a terminal illness, medical professionals, who know the limits of modern medicine, often opt out of life-prolonging treatment. An American doctor explains why the best death can be the least medicated – and the art of dying peacefully, at home

Years ago, Charlie, a highly respected orthopaedist and a mentor of mine, found a lump in his stomach. He asked a surgeon to explore the area, and the diagnosis was pancreatic cancer. This surgeon was one of the best in the country. He had even invented a new procedure for this exact cancer that could triple a patient's five-year-survival odds – from five per cent to 15% – albeit with a poor quality of life. Charlie was uninterested. He went home the next day, closed his practice, and never set foot in a hospital again. He focused on spending time with his family and feeling as good as possible. Several months later, he died at home. He received no chemotherapy, radiation, or surgical treatment. Medicare didn't spend much on him.

It's not a frequent topic of discussion, but doctors die, too. And they don't die like the rest of us. What's unusual about them is not how much treatment they get compared to most Americans, but how little. For all the time they spend fending off the deaths of others, they tend to be fairly serene when faced with death themselves. They know exactly what is going to happen, they know the choices, and they generally have access to any sort of medical care they could want. But they go gently.

Of course, doctors don't want to die; they want to live. But they know enough about modern medicine to know its limits. And they know enough about death to know what all people fear most: dying in pain, and dying alone. They've talked about this with their families. They want to be sure, when the time comes, that no heroic measures will happen – that they will never experience, during their last moments on earth, someone breaking their ribs in an attempt to resuscitate them with CPR (that's what happens if CPR is done right).

Almost all medical professionals have seen what we call "futile care" being performed on people. That's when doctors bring the cutting edge of technology to bear on a grievously ill person near the end of life. The patient will be cut open, perforated with tubes, hooked up to machines, and assaulted with drugs. All of this occurs in the intensive care unit at a cost of tens of thousands of dollars a day. What it buys is misery we would not inflict on a terrorist. I cannot count the number of times fellow physicians have told me, in words that vary only slightly: "Promise me that if you find me like this you'll kill me." They mean it. Some medical personnel wear medallions stamped "NO CODE" to tell physicians not to perform CPR on them. I have even seen it as a tattoo.

To administer medical care that makes people suffer is anguishing. Physicians are trained to gather information without revealing any of their own feelings, but in private, among fellow doctors, they'll vent. "How can anyone do that to their family members?" they'll ask. I suspect it's one reason physicians have higher rates of alcohol abuse and depression than professionals in most other fields. I know it's one reason I stopped participating in hospital care for the last 10 years of my practice.

How has it come to this – that doctors administer so much care that they wouldn't want for themselves? The simple, or not-so-simple, answer is this: patients, doctors, and the system.

To see how patients play a role, imagine a scenario in which someone has lost consciousness and been admitted to hospital. As is so often the case, no one has made a plan for this situation, and shocked and scared family members find themselves caught up in a maze of choices. They're overwhelmed. When doctors ask if they want "everything" done, they answer yes. Then the nightmare begins. Sometimes, a family really means "do everything," but often they just mean "do everything that's reasonable". For their part, doctors told to do "everything" will do it, whether it is reasonable or not.

That scenario is a common one. Feeding into the problem are unrealistic expectations of what doctors can accomplish. Many people think of CPR as a reliable lifesaver when, in fact, the results are usually poor. I've had hundreds of people brought to me after getting CPR. Exactly one, a healthy man who'd had no heart troubles (for those who want specifics, he had a "tension pneumothorax"), walked out of the hospital. If a patient suffers from severe illness, old age, or a terminal disease, the odds of a good outcome from CPR are infinitesimal, while the odds of suffering are overwhelming. But, of course, doctors play an enabling role here, too. The trouble is that even doctors who hate to administer futile care must find a way to address the wishes of patients and families. Imagine, once again, the A&E ward with those grieving, possibly hysterical, family members. They do not know the doctor. Establishing trust and confidence under such circumstances is a very delicate thing. People are prepared to think the doctor is acting out of base motives, trying to save time, or money, or effort, especially if the doctor is advising against further treatment.

Some doctors are stronger communicators than others, and some doctors are more adamant, but the pressures they all face are similar. When I faced circumstances involving end-of-life choices, I adopted the approach of laying out only the options that I thought were reasonable (as I would in any situation) as early in the process as possible. When patients or families brought up unreasonable choices, I would discuss the issue in layman's terms that portrayed the downsides clearly. If patients or families still insisted on treatments I considered pointless or harmful, I would offer to transfer their care to another doctor or hospital.

Should I have been more forceful at times? I know that some of those transfers still haunt me. One of the patients of whom I was most fond was a lawyer from a famous political family. She had severe diabetes and terrible circulation, and, at one point, she developed a painful sore on her foot. Knowing the hazards of hospitals, I did everything I could to keep her from resorting to surgery. Still, she sought out outside experts with whom I had no relationship. Not knowing as much about her as I did, they decided to perform bypass surgery on her chronically clogged blood vessels in both legs. This didn't restore her circulation, and the surgical wounds wouldn't heal. Her feet became gangrenous, and she endured bilateral leg amputations. Two weeks later, in the famous medical centre in which all this had occurred, she died.

It's easy to find fault with both doctors and patients in such stories, but in many ways all the parties are victims of a larger system that encourages excessive treatment. Many doctors are fearful of litigation and do whatever they're asked to avoid getting in trouble. Even when the right preparations have been made, the system can still swallow people up. One of my patients was a man named Jack, a 78-year-old who had been ill for years and undergone about 15 major surgical procedures. He explained to me that he never, under any circumstances, wanted to be placed on life support machines again. One Saturday, however, Jack suffered a massive stroke and was admitted to A&E unconscious, without his wife. Doctors did everything possible to resuscitate him and put him on life support. This was Jack's worst nightmare. When I arrived at the hospital and took over Jack's care, I spoke to his wife and to hospital staff, bringing in my office notes with his care preferences. Then I turned off the life support machines and sat with him. He died two hours later.

Even with all his wishes documented, Jack hadn't died as he'd hoped. The system had intervened. One of the nurses, I later found out, even reported my unplugging of Jack to the authorities as a possible homicide. Nothing came of it, of course; Jack's wishes had been spelled out explicitly, and he'd left the paperwork to prove it. But the prospect of a police investigation is terrifying for any physician. I could far more easily have left Jack on life support against his stated wishes, prolonging his life, and his suffering, a few more weeks. I would even have made a little more money, and Medicare would have ended up with an additional $500,000 (£314,500) bill. It's no wonder many doctors err on the side of over-treatment.

But doctors still don't over-treat themselves. Almost anyone can find a way to die in peace at home, and pain can be managed better than ever. Hospice care, which focuses on providing terminally ill patients with comfort and dignity rather than on futile cures, provides most people with much better final days. Amazingly, studies have found that people placed in hospice care often live longer than people with the same disease who are seeking active cures.

Several years ago, my older cousin Torch (born at home by the light of a flashlight) had a seizure that turned out to be the result of lung cancer that had gone to his brain. I arranged for him to see various specialists, and we learned that with aggressive treatment of his condition, including three to five hospital visits a week for chemotherapy, he would live perhaps four months. Ultimately, Torch decided against any treatment and simply took pills for brain swelling. He moved in with me.

We spent the next eight months having fun together like we hadn't had in decades. We went to Disneyland, his first time. We'd hang out at home. Torch was a sport nut, and he was very happy to watch sport and eat my cooking. He even gained a bit of weight, eating his favourite foods rather than hospital food. He had no serious pain, and he remained high-spirited. One day, he didn't wake up. He spent the next three days in a coma-like sleep and then died. The cost of his medical care for those eight months, for the one drug he was taking, was about $20.

Torch was no doctor, but he knew he wanted a life of quality, not just quantity. Don't most of us? If there is a state-of-the-art of end-of-life care, it is this: death with dignity. As for me, my physician has my choices. There will be no heroics, and I will go gentle into that good night.

• Ken Murray, MD, is a former clinical assistant professor of family medicine at USC. Taken from an article originally published at Zócalo Public Square.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

[promo-indonesia] Lower East Fork Falls HD Wallpaper 1080p (1920 x 1080)

 

Lower East Fork Falls HD Wallpaper 1080p (1920 x 1080)

*Love HD Wallpapers ? Join This
Group*<http://www.groups.yahoo.com/group/funlobby/join>

The lower falls on the East Fork Coquille River in Oregon. The area has
numerous falls in a rainforest setting.

<http://www.groups.yahoo.com/group/funlobby/join>

*********************************************
Bollywood posts added :

<http://www.lifeceleb.com/bollywood-celebs/1282-hot-aditi-rao-hydari-at-the-launch-of-vivel-cell-renew.htmlhttp://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1278-anupam-kher-at-pre-oscar-nomination-party.htmlhttp://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1281-veena-malik-kissed-by-100-boys-on-her-birthday.html>
Hot Aditi Rao Hydari
at<http://www.lifeceleb.com/bollywood-celebs/1282-hot-aditi-rao-hydari-at-the-launch-of-vivel-cell-renew.html>
Anupam Kher at Pre<http://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1278-anupam-kher-at-pre-oscar-nomination-party.html>
Veena Malik Kissed
by<http://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1281-veena-malik-kissed-by-100-boys-on-her-birthday.html>
The Launch of Vivel<http://www.lifeceleb.com/bollywood-celebs/1282-hot-aditi-rao-hydari-at-the-launch-of-vivel-cell-renew.html>
Oscar
Nomination<http://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1278-anupam-kher-at-pre-oscar-nomination-party.html>
100 Boys on Her<http://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1281-veena-malik-kissed-by-100-boys-on-her-birthday.html>

Cell Renew<http://www.lifeceleb.com/bollywood-celebs/1282-hot-aditi-rao-hydari-at-the-launch-of-vivel-cell-renew.html>
Party<http://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1278-anupam-kher-at-pre-oscar-nomination-party.html>
Birthday<http://lifeceleb.com/bollywood-celebs/1281-veena-malik-kissed-by-100-boys-on-her-birthday.html>

*******************************************

*Love HD Wallpapers ? Join This Group*
<http://www.groups.yahoo.com/group/funlobby/join>

<http://www.groups.yahoo.com/group/funlobby/join>

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (3)
Recent Activity:
.

__,_._,___

[promo-indonesia] Angular Momentum (puzzle)

 

Angular Momentum

Love Games? Join This Group<http://www.groups.yahoo.com/group/gamesbum/join>

<http://www.gamesbum.com/puzzles/798-angular-momentum.html>

*Game Description:* Ride the tubes, find the holes! No, this isn't wOne 3!
But this sweet platform skill game is very similar to w0ne!

*Game Controls:* Use your arrow keys to roll this kind of wheel and reach
all the exits.

<http://www.gamesbum.com/puzzles/798-angular-momentum.html>

*******************************************

*Love Such Games ? Join Games Group*
**
<http://www.groups.yahoo.com/group/gamesbum/join>

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (3)
Recent Activity:
.

__,_._,___