Boleh tak berbusana di museum ini. Tanggalkan baju, celana, dan pakaian
dalam, tapi tetap memakai sepatu beserta kaos kakinya. Begitu aturan
main di Museum Leopold, Vienna, Austria dalam ajang pameran 'Nude Man from 1.800 to Today'.
Para pengunjung kebanyakan datang setelah jam pulang kerja. Meski tubuh kedinginan di dalam museum, tapi justru ketelanjangan itu yang diinginkan sebagian besar mereka.
Seperti di hari itu, sekitar 60 pecinta seni bersama-sama menyambangi museum, untuk melihat hampir 600 lukisan dan patung bertemakan ketelanjangan, yang menggambarkan manusia tanpa pakaian. Baik benda seni yang dipamerkan maupun yang menyaksikannya serba telanjang.
“Saking dinginnya, saya tak berkeringat sama sekali. Tapi saya sangat tertarik dengan konsep ini, lain daripada yang lain ,” kata seorang pengunjung, Herbert Korvas, sambil tersenyum di ruang tengah museum, seperti dilansir Huffington Post, Rabu (20/2/2013).
Senada dengan Herbert, seorang pengunjung lain, Florian Kahlenberg yang berasal dari Munich Jerman mengaku tertarik untuk berjalan-jalan telanjang bulat di museum. "Dari dulu saya memang selalu ingin melakukannya," ujarnya.
Setelah berkumpul, para pengunjung berjalan bersama melihat-lihat lukisan, sambil mengikuti arahan pemandu. Beberapa terlihat asyik melihat karya seni tersebut.
Para pengunjung telanjang pun nampak cuek dan santai saat wartawan dan fotografer membuntuti mereka. Cahaya jepretan kamera tak membuat mereka merasa terganggu.
Juru bicara museum, Klaus Pokorny menuturkan, sejatinya para pengunjung yang menginginkan hal ini. "Sebelumnya dilarang menanggalkan baju saat ke museum ini,”ungkapnya.
Pernah terjadi kata Klaus, seorang pria melepaskan pakaiannya. Padahal itu dilarang. Ia pun langsung diminta petugas keamanan untuk memakai baju.
"Namun kami mendapat permintaan dari seluruh dunia dari orang-orang yang terinspirasi oleh pameran ini, yang meminta kami, untuk mengizinkan pengunjung menikmati pameran ini dalam kondisi telanjang," sambungnya.
Dengan mengusung konsep ketelanjangan, pameran kali ini dinyatakan sebagai yang tersukses yang pernah digelar di Museum Leopold. Sebab jumlah pengunjung jauh lebih banyak dari sebelumnya. Lebih dari 100 ribu orang telah datang untuk merasakan sensasi telanjang di hadapan karya seni telanjang.
Akan tetapi, penyelenggara museum ini pernah dihujam protes oleh masyarakat sekitar. Bukan karena lukisan dan patung telanjang yang dipamerkan, melainkan poster 3 pria telanjang yang dipasang di berbagai penjuru kota untuk mempromosikan acara ini.
Warga setempat mengeluhkan pemandangan yang dianggap tak senonoh, karena 3 atlet pria berfoto tanpa selembar benangpun, hanya berkaus kaki warna biru, putih, dan merah serta bersepatu bola.
Para pengunjung kebanyakan datang setelah jam pulang kerja. Meski tubuh kedinginan di dalam museum, tapi justru ketelanjangan itu yang diinginkan sebagian besar mereka.
Seperti di hari itu, sekitar 60 pecinta seni bersama-sama menyambangi museum, untuk melihat hampir 600 lukisan dan patung bertemakan ketelanjangan, yang menggambarkan manusia tanpa pakaian. Baik benda seni yang dipamerkan maupun yang menyaksikannya serba telanjang.
“Saking dinginnya, saya tak berkeringat sama sekali. Tapi saya sangat tertarik dengan konsep ini, lain daripada yang lain ,” kata seorang pengunjung, Herbert Korvas, sambil tersenyum di ruang tengah museum, seperti dilansir Huffington Post, Rabu (20/2/2013).
Senada dengan Herbert, seorang pengunjung lain, Florian Kahlenberg yang berasal dari Munich Jerman mengaku tertarik untuk berjalan-jalan telanjang bulat di museum. "Dari dulu saya memang selalu ingin melakukannya," ujarnya.
Setelah berkumpul, para pengunjung berjalan bersama melihat-lihat lukisan, sambil mengikuti arahan pemandu. Beberapa terlihat asyik melihat karya seni tersebut.
Para pengunjung telanjang pun nampak cuek dan santai saat wartawan dan fotografer membuntuti mereka. Cahaya jepretan kamera tak membuat mereka merasa terganggu.
Juru bicara museum, Klaus Pokorny menuturkan, sejatinya para pengunjung yang menginginkan hal ini. "Sebelumnya dilarang menanggalkan baju saat ke museum ini,”ungkapnya.
Pernah terjadi kata Klaus, seorang pria melepaskan pakaiannya. Padahal itu dilarang. Ia pun langsung diminta petugas keamanan untuk memakai baju.
"Namun kami mendapat permintaan dari seluruh dunia dari orang-orang yang terinspirasi oleh pameran ini, yang meminta kami, untuk mengizinkan pengunjung menikmati pameran ini dalam kondisi telanjang," sambungnya.
Dengan mengusung konsep ketelanjangan, pameran kali ini dinyatakan sebagai yang tersukses yang pernah digelar di Museum Leopold. Sebab jumlah pengunjung jauh lebih banyak dari sebelumnya. Lebih dari 100 ribu orang telah datang untuk merasakan sensasi telanjang di hadapan karya seni telanjang.
Akan tetapi, penyelenggara museum ini pernah dihujam protes oleh masyarakat sekitar. Bukan karena lukisan dan patung telanjang yang dipamerkan, melainkan poster 3 pria telanjang yang dipasang di berbagai penjuru kota untuk mempromosikan acara ini.
Warga setempat mengeluhkan pemandangan yang dianggap tak senonoh, karena 3 atlet pria berfoto tanpa selembar benangpun, hanya berkaus kaki warna biru, putih, dan merah serta bersepatu bola.