JAKARTA – berbagai sindiran capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dan anak buahnya, Fadli Zone terhadap Joko Widodo (Jokowi) rupanya tak tertahankan lagi oleh peneliti ilmu politik senior LIPI Dr Ikrar Nusa Bhakti untuk angkat suara.
Menurutnya, sindiran Prabowo dan anak buahnya itu malah akan berbalik menghantam dirinya sendiri lantaran rekam jejaknya yang lumayan hitam saat masih berada di lingkaran elite kekuasaan Presiden Soeharto di Jalan Cendana semasa Orde Baru dulu.
"Dia bilang dalam pantunnya boleh bohong asal santun, sekarang saya tanya ke dia boleh gak menculik asal santun ? Artinya apakah dia sudah bicara jujur saat menyerang orang lain?" lontar Ikrar dalam perbincangannya dengan wartawan di Jakarta, Sabtu (5/4).
Dijelaskan Ikrar, Prabowo seharusnya instropeksi dulu serta membenahi diri sendiri dulu sebelum menyindir orang lain. Menurutnya, dalih Prabowo terpaksa menculik puluhan aktivis demokrasi di era mertuanya saat menjabat Presiden RI karena perintah atasannya sangat tak masuk di akal.
"Kecuali dia jelaskan alasan penculikan itu. Kalau memang perintah atasan di lantas gak mau mengungkapkannya ? Jangan begitu. Dia (Prabowo) sekarang bukan militer, dia ini sipil yang sedang nyapres. Jelaskan peristiwa penculikan itu," tegas Ikrar.
Ia menambahkan, lontaran pedas Prabowo terhadap Jokowi justru tidak akan membuat orang malah membenci Jokowi, namun justru kebalikannya dengan berlipat-gandanya dukungan terhadap Jokowi.
"Lihat saja nanti, orang-orang makin lama malah muak dan muntah melihat tingkah polah dia yang terus-terusan menyerang Jokowi. Bahkan intensifnya serangan kayak begitu itu jadi terlihat sekali dia (Prabowo) sangat ingin berkuasa. Itulah kalau nafsu syahwat kekuasaan sudah di ubun-ubun dia dan ternyata tak bisa terlampiaskan, ngamuknya bisa setengah mati," beber Ikrar kalem.
Sekedar diketahui berkali-kali Prabowo secara terbukanya kerap menyindir Jokowi lewat pantun-pantunnya. Prabowo menyindir keputusan Jokowi maju sebagai bakal capres dari PDI-P, padahal sudah berjanji akan membenahi Jakarta selama lima tahun.
Berikut salah satu pantun Prabowo yang berjudul "Asal Santun"
Asal Santun
Boleh bohong asal santun
Boleh mencuri asal santun
Boleh korupsi asal santun
Boleh khianat asal santun
Boleh ingkar janji asal santun
Boleh jual negeri asal santun
Boleh menyerahkan kedaulatan negara kepada asing asal santun
Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zone juga membuat beberapa puisi, diantaranya :
Sajak Tentang Boneka
Sebuah boneka
Berbaju kotak merah muda
Rebah di pinggir kota
Boneka tak bisa bersuara
Kecuali satu dua kata
Boneka tak punya wacana
Kecuali tentang dirinya
Boneka tak punya pikiran
Karena otaknya utuh tersimpan
Boneka tak punya rasa
Karena itu milik manusia
Boneka tak punya hati
Karena memang benda mati
Boneka tak punya harga diri
Apalagi nurani
Dalam kamus besar boneka
Tak ada kata jujur, percaya dan setia
Boneka bebas diperjualbelikan
Tergantung penawaran
Boneka jadi alat mainan
Bobok-bobokan atau lucu-lucuan
Boneka mengabdi pada sang tuan
Siang dan malam
Boneka bisa dipeluk mesra
Boneka bisa dibuang kapan saja
Sebuah boneka
Tak punya agenda
Kecuali kemauan pemiliknya
Fadli Zon, 3 April 2014
Sajak Menuju Indonesia Raya
Indonesia tak akan hebat
Kalau pemimpin tidak amanat
Indonesia tak akan hebat
Kalau koruptor semakin kuat
Indonesia tak akan hebat
Karena kau jual Indosat
Indonesia tak akan hebat
Kalau dirawat kaum khianat
Indonesia tak akan hebat
Karena rakyat belum berdaulat
Indonesia akan bangkit
Kalau pemimpin tidak sakit
Indonesia akan makmur
Kalau koruptor segera dikubur
Indonesia akan jaya
Kalau rakyat berkuasa
Indonesia akan jadi macan Asia
Dengan gerakan Indonesia Raya
Fadli Zon, 1 April 2014
Sajak Air Mata Buaya
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam
Kau bicara antikorupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Air mata buaya
Sajak Seekor Ikan
Seekor ikan di akuarium
Kubeli dari tetangga sebelah
Warnanya merah
Kerempeng dan lincah
Setiap hari berenang menari
Menyusuri taman air yang asri
Menggoda dari balik kaca
Menarik perhatian siapa saja
Seekor ikan di akuarium
Melompat ke sungai
Bergumul di air deras
Terbawa ke laut lepas
Di sana ia bertemu ikan hiu, paus, dan gurita
Menjadi santapan ringan penguasa samudra
Fadli Zon, 29 Maret 2014 (ind)