Salam. Moderator Milis dan Sahabat-sahabat Jurnalis, mohon izin posting info pernting ini: Siaran Pers "Gerakan 100ribu Selamatkan Sawah Produktif" sekaligus undangan. Besar harapan kami, sahabat-sahabat semua bisa hadir dalam acara tersebut. Semoga berkenan. Terima kasih.
handono bhakti sungkaryo
HP/WA: 082130524077
pin bb: 27905CD9
SINERGI FOUNDATION - DOMPET DHUAFA
PRESS RELEASE
Bandung, 28 Juni 2013
Kepada Ykh
Jurnalis Media Cetak/ Elektronik/ Online
Di Tempat
Hal: Undangan Press Conference & Peliputan
Malam Cinta Lingkungan
Gerakan 100ribu Selamatkan Sawah Produktif
Indonesia, tempat diri berpijak, mencari secercah cahaya kehidupan. Negeri ketika tongkat, kayu, dan batu menjadi tanaman. Negeri ketika emas bertaburan dibalik tanah. Negeri tempat tetumbuhan begitu subur nan hijau.
Namun, kini, tak seperti dulu lagi. Alam yang semestinya bersahabat mulai rusak. Global warming dan Climate Change terjadi. Alam seperti monster yang lama terlelap. Ia bisa terbangun setiap saat, menebar horor yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Lingkungan rusak, hutan menjadi gundul, sawah berganti perumahan. Ratusan ribu hektar sawah yang menguning kini sedikit demi sedikit berganti menjadi hamparan beton. Negeri yang (katanya) subur ini lagi-lagi harus mendatangkan pangan dari luar untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa lahan sawah yang saat ini luasnya sekitar 7,8 juta ha, cenderung menciut akibat konversi untuk memenuhi tuntutan pembangunan di berbagai sektor. Bahkan, sekitar 3,1 juta ha atau 42 persen diantaranya terancam akan dialihfungsikan.
Kementerian Pertanian (Kementan) dan BPS mengungkap fakta, bahwa sepanjang tahun 2008 hingga 2010, laju konversi lahan sawah di Pulau Jawa sebesar 600 ribu hektar, atau bila dirata-ratakanmencapai 200 ribu hektar/tahun. Data lain menyebutkan bahwa laju konversi lahan sawah mencapai 100 ribu hektar/tahun, dan hanya mampu diimbangi oleh pemerintah dengan pencetakan 40 ribu hektar sawah baru setiap tahunnya. Artinya, setiap tahun ada ada lahan sawah seluas 60 ribu hektar yang lenyap. Tanpa upaya serius dari pemerintah, dapat dipastikan, kurang dari 20 tahun ke depan tak akan ada lagi lahan sawah di negeri ini. Mengapa? Sebab luas lahan sawah saat ini tinggal 7,5 juta hektar (ditambah 9,7 juta hektar lahan kering).
Belum lagi problem keadilan, bahwa pemilik sawah bukanlah petani yang mengelola lahannya. Petani penggarap (buruh), yang saban hari bercucur peluh, tak menikmati hasil yang sepadan dengan jerih payahnya. Bahkan masih berkutat di kubangan kemiskinan. Itu baru bicara tentang sawah.
Para pemimpin negara seperti baru sadar. Mereka berkumpul, dengan agenda utama penyelamatan lingkungan. Mereka mencari – dalam istilah pemikir Inggris Anthony Giddens – third way (jalan alternatif ketiga). Sebuah tatanan baru yang diyakini mengatasi kelemahan Sosialisme dan Kapitalisme, termasuk penyelesaikan kerusakan lingkungan hingga kelangkaan pangan. Reaksioner?
Selamatkan Sawah Produktif
Berdasarkan data BPS, angka produksi padi tahun 2012 sebesar 11.271.860 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 7.071.965 ton beras. Produksi ini turun sebesar 3,11 % bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 11.633.890 ton GKG atau setara 7.299.103 ton beras.
Hal itu terjadi karena adanya penurunan luas lahan 2,32%, yakni dari 1.964.466 hektar pada tahun 2011 menjadi 1.918.799 hektar di tahun 2012. Selain itu terjadi juga penurunan produktivitas sebesar 0,81 % dari 59,22 kuintal /hektar di tahun 2011 menjadi 58,74 kuintal /hektar pada tahun 2012. Luas lahan persawahan, setiap harinya semakin berkurang.
"Jika tak ada lagi sawah, maka bagaimana dengan kebutuhan pokok beras masyarakat Indonesia? Haruskah negeri yang subur ini untuk urusan beras tergantung kepada negara lain? Akankah negeri ini terjajah kembali dalam pemenuhan kebutuhan beras, sebuah tempat yang seharusnya padi bisa tumbuh dengan subur?" tanya Hendi Suhendi, Direktur Sinergi Foundation - Dompet Dhuafa, medio Juni 2013 lalu.
Karenanya, untuk menjawab pertanyaan ini, Sinergi Foundation – Dompet Dhuafa menginisiasi 'Gerakan 100 Ribu: Selamatkan Sawah Produktif, Ciptakan Lumbung Desa'. Sebuah gerakan masyarakat yang peduli akan ketahanan pangan, peduli kepada para petani, dan peduli kepada sumber daya alam yang perlu dilestarikan. "Bentuk gerakan ini adalah penyelamatan sawah masyarakat dari alih fungsi lahan, baik melalui proses pembelian sawah dan atau pencetakan sawah baru, juga dengan menjaga dan meningkatkan produktivitas dengan pendekatan pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata Hendi.
"Sedangkan 'Lumbung Desa' merupakan program ketahanan pangan dalam bentuk gerakan pembentukan usaha produktif yang berbasis kepada potensi lokal pedesaan, seperti : sawah, kebun, ternak, maupun home industry.Upaya ini diwujudkan melalui proses peningkatan produksi, pengelolaan, dan pemasaran pangan yang dikelola dengan pendekatan social enterprise, sehingga akan tercipta desa mandiri pangan," tambah Hendi.
Mengapa 100 Ribu?
Sinergi Foundation menamai gerakan 100 Ribu karena dalam angka 100 ribu, terdapat pelbagai makna optimis. " 100 Ribu merupakan ajakan berdonasi minimal Rp 100 ribu sebagai wujud nyata kepedulian terhadap pangan Indonesia dan kesejahteraan masyarakat miskin yang mayoritas sebagai buruh tani dan petani kecil. Target untuk menyelamatkan 100 ribu hektar sawah. Mimpi untuk pemberdayaan 100 ribu sarjana pertanian guna mendukung pendampingan program. Dan dari 100 ribu hektar sawah, insha Allah akan memberdayakan 1 juta petani dan dhuafa sebagai penerima manfaat program," tegas Hendi.
Dengan gerakan 100 Ribu, Sinergi Foundation- Dompet Dhuafa akan mengembangkan program-program nyata guna menyelamatkan sawah produktif. Adapun strategi pengelolaan gerakan ini melalui 4 tahap yaitu (1) Pemberdayaan, (2) bisnis, (3) keuntungan, (4) aspek legal lahan.
"Pola pemberdayaan dilakukan dalam pengelolaan lahan. Setiap lahan seluas 10.000m2, dibentuk satu kelompok pengelolaan dari para petani di daerah sekitar lahan sawah produktif. Satu kelompok didampingi satu sarjana pertanian yang merupaan pendamping dan pengelola usaha," kata Hendi.
Mengenai langkah bisnis, menurut Hendi, bahwa hasil pengolahan sawah produktif akan dipasarkan melalui jejaring Sinergi Foundation- Dompet Dhuafa, dan elemen umat lainnya yang memiliki kesamaan visi, dengan pola keuntungan untuk pengembangan asset, pengelolaan, dan juga program pemberdayaan. Mengenai lahan yang dibeli dan digunakan untuk sawah, akan dijadikan wakaf. "Status lahan itu berupa wakaf, yang kedepannya akan menjad aset wakaf untuk daerah pemberdayaan mitra tersebut," tambahnya.
Hendi berharap, dengan gerakan 100 ribu ini, setiap kita dapat berperan membantu dengan langkah nyata." Dengan berbagai langkah dan upaya tersebut, maka diharapkan kita dapat menyelamatkan sawah produktif, meningkatkan taraf hidup petani, dan membantu terwujudnya kedaulatan pangan. Mimpi besar yang bukanlah mustahil, bila melangkah dengan ikhtiar dan kesadaran bersama untuk bahu-membahu," pungkas Hendi.
Malam Cinta Lingkungan
Untuk mewujudkan semesta yang hijau, yang demikian berperan menumbuhsuburkan ibadah kita kepadaNya, maka, kami mengundang rekan-rekan Pers sekalian, untuk hadir dalam Press Conference dan meliput secara langsung,Malam Cinta Lingkungan "Hijaukan Ibadah", sekaligus launching "Gerakan 100ribu Selamatkan Sawah Produktif" yang akan digelar pada:
Hari/tgl : Ahad, 30 Juni 2013
Tempat : SASANA BUDAYA GANESHA (SABUGA) ITB, Jl. Taman Sari,
Bandung
Waktu : 1) Press Conference: Pukul 18.00 s/d 19.00
(Disediakan Makan Malam)
2) Launching Program: Pukul 19.00 s/d selesai
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, antara lain: Prof. Dr. KH. Miftah Faridl (Ketua MUI Jawa Barat, Ketua Umum MUI Kota Bandung), Ahmad Heryawan (Gubernur Jawa Barat ), H. Rachmat Badruddin (Ketua Dewan Teh Indonesia), Ridwan Kamil (Walikota Bandung Terpilih Periode 2013-2018), beserta para Inohong, dan segenap elemen umat, yang concern terhadap isu lingkungan.
Sedianya, acara akan dipandu oleh MC Farhan dan Yulia Rachman. Pun akan dimeriahkan Live Performance Abah Iwan "Melati Dari Jayagiri" Abdulrahman (Aktivis Lingkungan cum Maestro Pop Balada Reliji).
Besar Harapan kami, rekan jurnalis dapat menghadiri Press Conference gelaran Malam Cinta Lingkungan "Hijaukan Ibadah", sekaligus Launching Gerakan 100ribu Selamatkan Sawah Produktif ini.
Info & Konfirmasi Kehadiran: Taufiq Hidayat (081802206926)
Handono bhakti (082130524077)