OLEH : IR. felix christanto, Direktur Wahana Inovasi Utama Ambon
"Didalam diri manusia, tinggallah kuasa – kuasa yang tidur; Kuasa – kuasa yang akan mencengangkannya, yang tidak pernah disangkanya ia miliki; daya – daya yang akan merevolusi kehidupannya kalau saja dibangkitkan dan dijabarkan kedalam tindakan", By Orison Sweet Marden.
Kalimat bijak ini telah dibuktikan oleh seorang anak muda lulusan SMU inisial Anthony Robbins, ketika masih berusia 24 tahun telah bergelimang kemakmuran dan ketenaran setelah tiga tahun sebelumnya masih berkutat sebagai petugas kebersihan di suatu gedung.
Penulis buku best seller "Unlimited Power" serta "Awaken The Giant Within". Pekerjaan utamanya memberikan konseling / motivasi kepada siapa saja mulai dari Presiden suatu Negara hingga para penderita phobia. Kini menjadi pemimpin utama dalam pelatihan sumber daya manusia di Amerika serikat dengan segudang perusahaan berbeda.
Sebaliknya seorang Kolonel Sanders ketika di usia senja 70 tahun bisa menjadi brilian berkat KFC nya karena berhasil menggali potensi dirinya yang selama ini bagai kuasa raksasa yang tertidur.
Sejarah juga mencatat bahwa di Indonesia pernah lahir seorang anak muda bernama Andry Wongso, pendidikan tidak tamat Sekolah dasar tetapi berhasil membuktikan dirinya mampu menjadi bintang laga internasional menembusi perfileman Hongkong.
Kemudian menjadi tokoh motivator Indonesia generasi sebelum Mario Teguh si Golden ways. Di bulan ramadhan ini ketika umat islam pada berpuasa, Kita dibuat takjub bahwa justeru penderita sakit lambung atau maag cenderung menjadi sembuh ketika menjalankan puasa karena berangkat dari hati yang bersih serta niat yang suci, tubuh justeru berespon positif memproduksi hormon - hormon tertentu yang berfungsi sebagai obat pamungkas yang mujarab.
Kekuasaan atau kuasa sebagai sesuatu yang melekat erat dalam diri Pemimpin secara harafiah didefinisikan sebagai " Kemampuan Bertindak".
Sejarah kekuasaan atau kuasa pada awalnya mengikuti hukum rimba dimana siapa yang paling "kuat dan cepat" dialah pemegang kekuasaan.
Saat itu kerja otot lebih berperan ketimbang otak. Sejalan dengan perkembangan zaman, muncullah kerajaan dimana raja berperan sebagai pemegang kekuasaan absolut. Siapa yang ingin berkuasa harus dekat dengan sang raja.
Lalu muncullah era industry dimana pemilik modal atau kapital adalah pihak – pihak yang dipandang sebagai pemegang kekuasaan.
Mereka yang mempunyai akses terhadap modal mendominasi proses industry.
Kini diabad XXI, salah satu sumber kuasa terbesar adalah dari pengetahuan atau ketrampilan khusus.
Abad yang kita kenal sebagai era informasi dan komunikasi dimana duplikasi atau produksi massal dari suatu pengetahuan atau ketrampilan khusus dengan mudahnya mendapat pemasaran.
Di masa depan yang sudah di depan mata, Konsep berkantor dari rumah atau informal dari mana saja akan menjadi suatu trend yang tak terelakkan.
Para dokter spesialis dapat melakukan tindak operasi jarak jauh dengan menggerakkan robot di rumah sakit tujuan.
Instrument mesin pesawat terbang atau kapal laut dapat dipantau dari jarak jauh sehingga memudahkan deteksi dini ketika ada potensi masalah.
Para rohaniawan berbagai agama bisa tampil begitu memukau umatnya.
Kita bisa mendapat informasi atau konseling dari mana saja serta bidang apa saja tanpa ada batasan waktu, tentu dengan kwalifikasi berbeda sesuai tariff.
Banyak dari kita mungkin terkejut ketika mengetahui penghasilan seorang pemain bola professional atau actor / aktris pada industry film dunia.
Semua orang mendapat kesempatan yang sama tergantung kerja keras dan iklim pertumbuhan dimana dia berada.
Di Negara yang relatif belum teratur seperti Indonesia, Kita masih dominan terpaku pada zaman industry dimana Kapital atau modal mendominasi kekuasaan.
terkadang malah masih terjebak zaman raja – raja, zaman dimana raja dengan para kroni – kroni nya masih berkuasa.
Tidak heran korupsi begitu mewabah karena tercipta peluang dimana untuk meraih jabatan atau pekerjaan, sering harus ada pelicinnya. Waskat yang artinya pengawasan melekat justeru diterjemahkan sebagai wajib setor keatas jika tidak mau di mutasi atau di hambat promosi jabatannya.
Eksekutif dan legislative cenderung saling berkonspirasi melahirkan kebijakan jangka pendek untuk kepentingan mereka ketimbang memikirkan daya saing bangsa yang berkelanjutan.
Partai politik makin korup dengan kecenderungan semangat, ingin mematikan sparing partnernya di jalur independen agar bisa memonopoli pencalonan Pemimpin.
Seharusnya makin diintensifkan pemberian insentif atau daya tarik berupa Tax Holiday bagi investor di bidang tertentu yang bisa memicu pertumbuhan ekonomi terutama yang sekaligus dapat menciptakan nilai tambah bagi tumbuh kembangnya SDM kita.
memberikan kesempatan mereka bertumbuh, berarti menciptakan lapangan kerja baru bagi rakyat kita untuk berkreasi sesuai keahliannya.
Ada saatnya memungut pajak, sesuai target waktu dan kesehatannya.
Bukan malah sebaliknya melakukan pungutan liar / pungli di awal investasi sebagai factor utama penghambat investasi itu sendiri.
Rakyat kini makin jenuh dengan janji – janji manis pemimpin ketika berorasi tetapi nyatanya tidak sesuai dengan harapan ketika berkuasa.Umumnya karena materi visi – misi selama kampanye adalah buah pikiran tim suksesnya, bukan dari sang pemimpin.
Walaupun demikian Ada toleransi ketika sang pemimpin mau bekerja keras menyimaknya sebagai second opinion atau pendapat kedua berupa pembanding untuk perkuatan kompetensinya, bukan malah terlena menikmati hak - haknya tetapi melupakan janji saat kampanye atau kewajiban saat berkuasa dengan malas meng upgrade diri sebagai alat pengontrol kinerja system.
Ketika berkuasa sebagai pemimpin, seharusnya kuasa – kuasa tidur nya dapat dibangunkan. karena dalam situasi tertekan, potensi manusia mestinya tergali.
Ibarat perbedaan intan dan arang sebagai kembaran identik karena sifat gennya yang sama berupa karbon. keduanya bisa sangat berbeda karakter karena sang arang hidupnya senang ber malas - malas diatas permukaan bumi, intan malah hidupnya harus berjuang keras menghadapi tekanan dan temperature tinggi didalam inti bumi.
Sehitam apapun masa lalu seseorang pasti ada sisi terang dari kalbunya.
Bawahan juga demikian, ada yang cenderung berkarakter hitam ada yang putih, ,tergantung Pemimpin, mana yang mau digerakkan.
Anthasari Ashar dicitrakan negative saat pencalonan nya sebagai ketua KPK.
Nyatanya kinerjanya sangat menggigit ketika berkuasa walau sayangnya harus tersandung karena lengah menghadapi golongan hitam.
Masih hangat dalam ingatan kita ketika berkuasa, banyak Pimpro karbitan atau titipan yang meletakkan jabatan karena merasa ketrampilan atau kesiapannya tidak sebanding dengan resiko.
Ketika berkuasa Pemimpin bertaburan segala sumber daya karena dikelilingi birokrasi yang relative kaya pendidikan dan pelatihan.
Yang tadinya kurang wawasan bisa menjadi sangat berwawasan. Yang tadinya tak berkecukupan bisa sangat berkecukupan.
Seharusnya ketika berkuasa, Pemimpin mengutamakan keselamatan diri dan rakyatnya dengan mengembangkan sisi terangnya untuk menerangi bagian _ bagian yang gelap, Bukan malah makin menggelapkan situasi dengan mematikan bagian – bagian yang terang.
Apa susahnya menjadi pemimpin di negeri ini memiliki dua sudut pandang. pertama sisi apa saja yang susah agar bisa jadi pemimpin perlambang kesulitan, serta yang kedua, apa nya yang susah ketika menjadi pemimpin perlambang seharusnya tidak menyusahkan diri dan rakyatnya.
Kesusahan menjadi pemimpin di negeri ini karena biaya sosial dan politiknya sangat tinggi akibat iklim persaingan berebut kekuasaan cenderung tidak sehat sehingga berakibat sering membebalkan Pemimpin yang tadinya kita nilai mumpuni.
Terkadang malah korporat atau asing ikut membiayainya sehingga tak heran penentuan jabatan SKPD atau mentri malah bisa ditentukan oleh sindikasi tersebut, bukan karena ke prerogatifnya sang pemimpin.
Hal ini yang sering membebani Pemimpin ketika memulai kuasanya sehingga permasalahan riil di masyarakat tidak berada pada skala prioritas karena keharusan menggenapi komitmennya.
lahirlah kebijakan yang aneh – aneh, sering malah tumpang tindih atau melanggar aturan yang lebih tinggi.
Situasi makin dipersulit pada era pemilihan langsung dimana demi popularitas, orientasi kebijakan menjadi cenderung demi langgengnya kekuasaan.
Di millennium dimana bonus demografi bangsa lagi bagus – bagusnya, mestinya energy potensial ini bisa disalurkan dengan tepat agar tidak menjadi malapetaka akibat ledakan penduduk usia produktif.
Usia pencarian identitas dengan energy yang berlebihan jika tidak diwadahi dengan benar bisa berpotensi menjadi suatu kekuatan destruktif, sebaliknya ketika diarahkan dengan tepat, akan menjadi kekuatan membangun yang besar bagi bangsa ini.
Pemerintahan Korea Selatan begitu jeli melihat permasalahan ini sehingga mewadahi lahirnya Game – game online bertema kebangsaan atau nasionalisme serta game - game bertema pemberantasan kejahatan sebagai ajang orang muda menyalurkan bakat dan energinya yang berlebihan.
Kita semua berharap dan harus terus diingatkan untuk kedua Capres, ketika kelak terpilih harus sadar bahwa anda adalah pemimpin lebih dari 240 juta rakyat Indonesia, bukan sekedar pemimpin rakyatnya parpol pengusung, apalagi hanya sebatas pengurus/pemimpin Parpol.
Negara dengan penduduk terbesar nomor 4 didunia setelah RRT, India dan Amerika serikat.
Negara Demokrasi terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Amerika serikat.
Negara kepulauan yang terpisah pisah oleh lautan yang sangat luas dimana ketimpangan pembangunan masih begitu massif akibat mahalnya biaya logistik.
Kekayaan alamnya melimpah karena keuntungan geologi dan geografisnya,
Kenapa masih banyak rakyatnya yang hidup serba kekurangan bagai tikus mati di lumbung padi.
Standard kesejahteraan memang relative tetapi setidaknya persamaan kedudukan dalam hal hak dan kewajiban serta kesamaan perlakuan di mata hukum bisa menjadi tolak ukur.
Ada yang salah dalam implementasi, tugas anda sebagai Pemimpin bangsa pasca 9 juli 2014 harus mampu mengembalikan marwa nya. (*)