Monday, September 16, 2013

[batavia-news] Menag: Kerusuhan di Puger Bukan Benturan Antarkelompok Agama

 

res: Dalam konflik seperti dinyatakan dalam berita dibawah ini atau juga konflik antara Sunni dan Syiah, pada golongan mana Allah berpihak?
 
 
 

Menag: Kerusuhan di Puger Bukan Benturan Antarkelompok Agama
Senin, 16 September 2013 | 12:12

Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali. [Dok.SP] Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali. [Dok.SP]

 

[SURABAYA] Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) menyatakan, kasus kerusuhan di Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim) yang melibatkan dua kelompok muslim, bukan benturan antarkelompok agama, seperti halnya kelompok Sunni dan Syiah, tetapi perselisihan antartokoh yang berebut pengaruh dalam kegiatan lembaga pendidikan. Hasil penelusuran dari sisi ajaran agama katanya, tidak terdapat informasi yang menyebutkan bahwa ada ajaran yang ditolak pihak satu dengan lainnya.

"Ini sama sekali bukan masalah Sunni-Syiah, tetapi persaingan antarkelompok, yakni kelompok Ustadz Fauzi dan kelompoknya Habib Ali Al Habsy. Jadi, ini bukan masalah agama, tapi lebih pada kecemburuan dalam mengelola lembaga pendidikan," kata Menag seusai bertemu dengan Kapolda Jatim, Irjen Pol Unggung Cahyono, terkait kejadian di Jember, Sabtu (14/9).

Menag menegaskan kembali, dari sisi agama tidak ada informasi atas bagian mana yang membuat ajaran agama itu membangkitkan kemarahan mereka. "Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan akhidah," tandas SDA.

Ia menilai, Kepolisian Puger sudah melaksanakan tugasnya dengan benar. Misalnya, kepolisian sudah melarang kegiatan karnaval itu karena berpotensi diserang kelompok lain yang sejak lama menolak kedatangan Habib Ali. "Syukur, bentrok massa itu dapat cepat diatasi," tandas SDA.

Kemenag, kata SDA, hanya memantau saja. Penanganan kasus di Puger diserahkan sepenuhnya ke Kapolda Jatim dan  Pangdam V Brawijaya serta jajaran Pemprov Jatim dan Pemkab Jember.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo mengingatkan masyarakat agar menjaga jangan sampai aksi anarkis massa di Puger semakin meluas. Muspida Jatim, katanya, sudah mengupayakan dialog agar insiden yang seharusnya tidak perlu terjadin itu cepat teratasi.

Dalam aksi itu, menurutnya, banyak problem sosial menjadi latar belakang pecahnya bentrokan massa. Ia memastikan, bentrokan massal itu bukan murni lantaran perbedaan ideologi kedua kelompok yang bertikai, tetapi juga dari salah persepsi atau pandangan hingga komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. "Ruang demokrasi harus dibuka lebar dengan dialog, bukan menonjolkan egosentris dan terlebih lagi sisi sekuritinya," tandas Soekarwo, menjawab wartawan seusai melantik M Anton dan Sutiaji sebagai wali kota dan wakil wali kota Malang di DPRD Kota Malang, Jumat (13/9).

Sejak Januari Menurut Soekarwo, awal masalah di Puger, muncul pada Januari lalu, dan sejak saat itu proses dialog sudah berjalan baik, yang difasilitasi Bupati Jember beserta Muspida setempat. "Sebenarnya, dialog sudah berjalan karena itulah kunci penyelesaian, bukan menekankan pada faktor pengamanan," tandas Pakde Karwo panggilan Soekarwo.

Ia menyakini permasalahan menjadi akar konflik bisa segera terselesaikan hingga tidak perlu dilakukan relokasi, seperti kasus di Sampang, Madura. "Melalui dialog yang intens, itu sudah cukup. Buat apa relokasi?" ujarnya.

Bentrok antarkelompok massa di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, terjadi Rabu (11/9), menyebkan satu orang tewas dan 41 unit sepeda motor dirusak massa. Sementara itu, pascabentrokan antarkelompok massa tersebut, ratusan polisi dan santri Ponpes Darus Sholihin di Desa Puger Kulon,  sudah terlihat rukun bahkan bahu-membahu membersihkan masjid dan kemudian mengadakan salat jamaah Jumatan bersama.

Selain itu, mereka juga membersihkan ruang-ruang kelas agar para santri bisa mengikuti lagi proses belajar mengajar tanpa gangguan keamanan. Pengelola Pondok Pesantren Darus Sholihin, Habib Ali Al Habsyi, melalui puteranya, Habib Isa Mahdi menolak jika pesantrennya dianggap mengajarkan aliran Syiah. "Lebih dari 70% santri kami adalah warga Nahdlatul Ulama. Jadi, kalau Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Jember menyatakan konflik berdarah di Puger bernuansa paham keagamaan Sunni dan Syiah, hal itu keliru besar," tegas Habib Isa Mahdi. [ARS/J-11] 

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment