Hanya dalam waktu tiga bulan terakhir sejumlah asteroid melayang dekat
Bumi: Toutatis, "Iblis" Apophis, dan 2012 DA14. Tak ketinggalan meteorit
yang lolos dari atmosfer dan meledak di langit Kota Chelyabinsk, Rusia,
yang merusak ratusan bangunan dan melukai 1.200 orang. Membuktikan
betapa lemahnya pertahanan planet manusia.
Sejumlah ilmuwan pun memutar otak untuk melindungi bumi dari hantaman batu angkasa. Salah satunya, para ahli dari University of California, Santa Barbara, dan California Polytechnic State University, San Luis Obispo, merancang laser yang ditenagai energi matahari.
Laser itu diklaim bisa mengenyahkan asteroid sebesar 2012 DA14 yang selama 60 menit melayang dekat Bumi, dengan jarak terdekat berada di atas Indonesia. Kalau sampai menabrak, batu angkasa itu akan menghasilkan ledakan ribuan kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Sistem yang sama juga diklaim bisa menghancurkan asteroid yang 10 kali lebih besar.
Konsep yang diberi nama Directed Energy Solar Targeting of Asteroids an exploRation atau DE-STAR diklaim merupakan cara yang realistis dalam mitigasi ancaman potensial Bumi yang diakibatkan asteroid maupun komet.
DE-STAR dirancang untuk memanfaatkan kekuatan besar Matahari dan mengubahnya menjadi sinar laser. Sinar ini bisa diarahkan ke asteroid yang mengancam, menyingkirkan atau menghancurkannya, sebelum menyenggol Bumi.
Mirip Star Trek
"Sistem ini mirip ide dari Film Star Trek," kata Gary Hughes, dosen dari California Polytechnic State University yang terlibat dalam penelitian.
"Semua komponen dari sistem ini sudah ada, meskipun tidak dalam skala yang dibutuhkan. Meningkatkan skala dari komponen memang jadi tantangan, namun elemen dasarnya sudah ada saat ini," tambah dia.
Selain menyingkirkan asteroid, DE-STAR memiliki sejumlah manfaat potensial lainnya, termasuk untuk sistem propulsi pesawat ruang angkasa.
Profesor Hughes dan fisikawan UC Santa Barbara, Philip Lubin mengkalkukasi efektvitas DE-STAR dalam berbagai ukuran, dari sebesar komputer biasa hingga berdiameter 6 mil atau 9,6 km.
Mereka menemukan, makin besar sistemnya, makin luar biasa kemampuannya.
Misalnya, DE-STAR 2 yang dirancang berdiameter 100 meter, mirip dengan ukuran Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bisa menyingkirkan asteroid atau komet dari orbit mereka.
Namun, DE-STAR 4 yang berdiameter 10 kilometer, atau 100 kali ukuran ISS, bisa mengirimkan energi sebesar 1,4 megaton ke targetnya. Melenyapkan sebuah asteroid sepanjang 500 meter dalam satu tahun. Hancur lebur!
Sistem ini juga diklaim bisa mempercepat perjalanan antar planet, jauh lebih efektif dari pendorong roket berbahan kimia saat ini.
Sementara, model yang terbesar, DE-STAR 6 diklaim bisa menjadi sumber tenaga dan sistem propulsi pesawat luar angkasa yang melakukan perjalanan antar-galaksi. "Bisa mendorong sebuah pesawat ruang angkasa seberat 10 ton dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, yang memungkinkan eksplorasi antar-bintang menjadi kenyataan tanpa menunggu teknologi fiksi ilmiah," kata Profesor Lubin.
Harus Proaktif
Para peneliti mengklaim, kalkulasi mereka bukan sekedar angan-angan atau mimpi. "Ini didasarkan pada analisis rinci, melalui perhitungan yang solid, realistis untuk diwujudkan. Dan yang penting, itu menggunakan teori dan teknologi yang tersedia saat ini," kata Profesor Hughes.
Dia menambahkan, meski perlu perhatian dan kehati-hatian dalam pengerjaannya, tak perlu keajaiban untuk mewujudkannya. "Ada banyak asteroid besar dan komet yang melintasi orbit Bumi. Beberapa di antaranya sangat berbahaya dan bisa menabrak," kata dia.
Melihat sejarah masa lalu, musnahnya dinosaurus, yang dipicu jatuhnya asteroid harus jadi pelajaran. Agar manusia bertindak.
"Kita harus proaktif bukan reaktif dalam menghadapi ancaman," timpal Profesor Lubin. "Menunduk dan bersembunyi saat menghadapi bencana bukan pilihan bagi manusia modern."
Sejumlah ilmuwan pun memutar otak untuk melindungi bumi dari hantaman batu angkasa. Salah satunya, para ahli dari University of California, Santa Barbara, dan California Polytechnic State University, San Luis Obispo, merancang laser yang ditenagai energi matahari.
Laser itu diklaim bisa mengenyahkan asteroid sebesar 2012 DA14 yang selama 60 menit melayang dekat Bumi, dengan jarak terdekat berada di atas Indonesia. Kalau sampai menabrak, batu angkasa itu akan menghasilkan ledakan ribuan kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Sistem yang sama juga diklaim bisa menghancurkan asteroid yang 10 kali lebih besar.
Konsep yang diberi nama Directed Energy Solar Targeting of Asteroids an exploRation atau DE-STAR diklaim merupakan cara yang realistis dalam mitigasi ancaman potensial Bumi yang diakibatkan asteroid maupun komet.
DE-STAR dirancang untuk memanfaatkan kekuatan besar Matahari dan mengubahnya menjadi sinar laser. Sinar ini bisa diarahkan ke asteroid yang mengancam, menyingkirkan atau menghancurkannya, sebelum menyenggol Bumi.
Mirip Star Trek
"Sistem ini mirip ide dari Film Star Trek," kata Gary Hughes, dosen dari California Polytechnic State University yang terlibat dalam penelitian.
"Semua komponen dari sistem ini sudah ada, meskipun tidak dalam skala yang dibutuhkan. Meningkatkan skala dari komponen memang jadi tantangan, namun elemen dasarnya sudah ada saat ini," tambah dia.
Selain menyingkirkan asteroid, DE-STAR memiliki sejumlah manfaat potensial lainnya, termasuk untuk sistem propulsi pesawat ruang angkasa.
Profesor Hughes dan fisikawan UC Santa Barbara, Philip Lubin mengkalkukasi efektvitas DE-STAR dalam berbagai ukuran, dari sebesar komputer biasa hingga berdiameter 6 mil atau 9,6 km.
Mereka menemukan, makin besar sistemnya, makin luar biasa kemampuannya.
Misalnya, DE-STAR 2 yang dirancang berdiameter 100 meter, mirip dengan ukuran Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bisa menyingkirkan asteroid atau komet dari orbit mereka.
Namun, DE-STAR 4 yang berdiameter 10 kilometer, atau 100 kali ukuran ISS, bisa mengirimkan energi sebesar 1,4 megaton ke targetnya. Melenyapkan sebuah asteroid sepanjang 500 meter dalam satu tahun. Hancur lebur!
Sistem ini juga diklaim bisa mempercepat perjalanan antar planet, jauh lebih efektif dari pendorong roket berbahan kimia saat ini.
Sementara, model yang terbesar, DE-STAR 6 diklaim bisa menjadi sumber tenaga dan sistem propulsi pesawat luar angkasa yang melakukan perjalanan antar-galaksi. "Bisa mendorong sebuah pesawat ruang angkasa seberat 10 ton dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, yang memungkinkan eksplorasi antar-bintang menjadi kenyataan tanpa menunggu teknologi fiksi ilmiah," kata Profesor Lubin.
Harus Proaktif
Para peneliti mengklaim, kalkulasi mereka bukan sekedar angan-angan atau mimpi. "Ini didasarkan pada analisis rinci, melalui perhitungan yang solid, realistis untuk diwujudkan. Dan yang penting, itu menggunakan teori dan teknologi yang tersedia saat ini," kata Profesor Hughes.
Dia menambahkan, meski perlu perhatian dan kehati-hatian dalam pengerjaannya, tak perlu keajaiban untuk mewujudkannya. "Ada banyak asteroid besar dan komet yang melintasi orbit Bumi. Beberapa di antaranya sangat berbahaya dan bisa menabrak," kata dia.
Melihat sejarah masa lalu, musnahnya dinosaurus, yang dipicu jatuhnya asteroid harus jadi pelajaran. Agar manusia bertindak.
"Kita harus proaktif bukan reaktif dalam menghadapi ancaman," timpal Profesor Lubin. "Menunduk dan bersembunyi saat menghadapi bencana bukan pilihan bagi manusia modern."
No comments:
Post a Comment