res : Kalau ex kopassus adalah macan ompong, maka hanya bisa mengaung-ngaung. Seandainya mereka termasuk oknom-oknom jujur maka sudah lama merka membuka kartu pelanggaran HAM. Tetapi apa mau dibilang, karena beginilah pertarungan dalam klik neo-Mojopahit.
Sabtu, 21/06/2014 21:13 WIB
Wiranto Diancam Sejumlah Eks Kopassus, Ini Pembelaan Politisi PDIP
Jakarta - Puluhan mantan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengancam Wiranto. Pernyataan Wiranto yang menyebut Prabowo yang bertanggung jawab dalam kerusuhan dan penculikan aktivis tahun 1998 dianggap sebagai isyarat mengajak perang. Purnawirawan tersebut juga sekaligus menyatakan dukungan kepada capres nomor urut satu, Prabowo Subianto.
Menanggapi ancaman itu, politisi PDIP membela Wiranto, yang jadi rekan koalisi dalam pilpres. "Mana ada orang di jaman damai kok ngajak perang, mengada-ada itu statementnya," kata Evita Nursanty, politisi PDIP yang duduk di komisi I DPR RI kepada di Hotel Ritz Carlton, Jaksel, Sabtu (21/6/2014).
Nurvita berujar konferensi pers yang dilakukan Wiranto hanya merespon pernyataan Prabowo ketika debat capres pertama, tiga pekan lalu.
"Prabowo mengatakan 'soal (isu HAM) itu tanya ke atasan saya'. Pak Wiranto memberi klarifikasi kenyataan yang sebenarnya. Kan yang mancing itu pak Prabowo sendiri, dia melempar ke atasannya yang saat itu adalah pak Wiranto. Jadi beliau mempunyai tanggungjawab untuk jelaskan ke publik," ujarnya.
Dia juga tak terlalu memandang penting soal ancaman yang dilontarkan eks kopasus tersebut. Menurur Nurvita, pernyataan tersebut belum tentu mewakili instansi tapi hanya segelintir oknum untuk meramaikan pilpres yang akan dilakukan 9Juli mendatang.
"Eks kopassus itu siapa, kan mesti kita dalami lagi. Ini oknum apa ini memang organisasinya kopasus itu sendiri. Kalau soal ancaman kadang kita terlalu berlebihan dalam menanggapi suatu isu yang hanya dicetuskan oleh seseorang oknum kemudian dikatakan itu isu yang valid. Kita lihat saja nanti ke depannya seperti apa. Saya rasa ini memang seru-seruannya saja, biar rame pilpres ini," ungkapnya.
Dalam konpers siang tadi, puluhan eks kopasus ancam Wiranto bila tak jujur soal kasus HAM. Menurut mereka dalam kasus penculikan sejumlah aktivia itu seharusny yang bertanggung jawab Wiranto dan Kasad, bukan bawahannya.
"Kalau dia terus memberikan pernyataan salah dan tidak benar, akan kita cari dia, dimanapun dia ada kita cari. Kita ribuan di seluruh Indonesia. Kalau dia diam kita diam. Wiranto bukan lagi siapa-siapa, kita sesama rakyat biasa," kata eks Komandan Tim 1 Kompi 13 Grup 1 Kopassus Serang Kolonel (Purn) TNI Ruby Djoko Santoso Media Center, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).
Menanggapi ancaman itu, politisi PDIP membela Wiranto, yang jadi rekan koalisi dalam pilpres. "Mana ada orang di jaman damai kok ngajak perang, mengada-ada itu statementnya," kata Evita Nursanty, politisi PDIP yang duduk di komisi I DPR RI kepada di Hotel Ritz Carlton, Jaksel, Sabtu (21/6/2014).
Nurvita berujar konferensi pers yang dilakukan Wiranto hanya merespon pernyataan Prabowo ketika debat capres pertama, tiga pekan lalu.
"Prabowo mengatakan 'soal (isu HAM) itu tanya ke atasan saya'. Pak Wiranto memberi klarifikasi kenyataan yang sebenarnya. Kan yang mancing itu pak Prabowo sendiri, dia melempar ke atasannya yang saat itu adalah pak Wiranto. Jadi beliau mempunyai tanggungjawab untuk jelaskan ke publik," ujarnya.
Dia juga tak terlalu memandang penting soal ancaman yang dilontarkan eks kopasus tersebut. Menurur Nurvita, pernyataan tersebut belum tentu mewakili instansi tapi hanya segelintir oknum untuk meramaikan pilpres yang akan dilakukan 9Juli mendatang.
"Eks kopassus itu siapa, kan mesti kita dalami lagi. Ini oknum apa ini memang organisasinya kopasus itu sendiri. Kalau soal ancaman kadang kita terlalu berlebihan dalam menanggapi suatu isu yang hanya dicetuskan oleh seseorang oknum kemudian dikatakan itu isu yang valid. Kita lihat saja nanti ke depannya seperti apa. Saya rasa ini memang seru-seruannya saja, biar rame pilpres ini," ungkapnya.
Dalam konpers siang tadi, puluhan eks kopasus ancam Wiranto bila tak jujur soal kasus HAM. Menurut mereka dalam kasus penculikan sejumlah aktivia itu seharusny yang bertanggung jawab Wiranto dan Kasad, bukan bawahannya.
"Kalau dia terus memberikan pernyataan salah dan tidak benar, akan kita cari dia, dimanapun dia ada kita cari. Kita ribuan di seluruh Indonesia. Kalau dia diam kita diam. Wiranto bukan lagi siapa-siapa, kita sesama rakyat biasa," kata eks Komandan Tim 1 Kompi 13 Grup 1 Kopassus Serang Kolonel (Purn) TNI Ruby Djoko Santoso Media Center, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).
++++
Sabtu, 21/06/2014 17:13 WIB
Eks Kopassus Dukung Prabowo, Ancam Wiranto Bila Tak Jujur Soal Kasus HAM
Jakarta - Puluhan mantan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Mereka juga menyinggung pernyataan Wiranto tentang kasus penculikan aktivis tahun 1998.
Hal itu disampaikan eks Komandan Tim 1 Kompi 13 Grup 1 Kopassus Serang Kolonel (Purn) TNI Ruby. Dia menyebut Wiranto yang harusnya bertanggung jawab.
"Sebetulnya yang harus bertanggung jawab Wiranto dan Kasad, bukan bawahannya," kata Ruby di Djoko Santoso Media Center, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).
"Karena yang mengetahui Kasad dan Pangab, bukan Prabowo," sambungnya.
Ruby juga menyebutkan jika pada saat Wiranto menjabat sebagai Panglima ABRI ingin meratakan Jakarta dan Timor Timur dengan tanah. Oleh karenanya, Ruby menilai ucapan Prabowo yang bertanggungjawab pada kerusuhan 1998 adalah salah besar.
"Jakarta dan Timor Timur waktu 1998 itu ingin dibumihanguskan oleh Wiranto. Kami saksi hidup," tegas Ruby.
"Kalau dia terus memberikan pernyataan salah dan tidak benar, akan kita cari dia, dimanapun dia ada kita cari. Kita ribuan di seluruh Indonesia. Kalau dia diam kita diam. Wiranto bukan lagi siapa-siapa, kita sesama rakyat biasa," pungkas Ruby.
Hal itu disampaikan eks Komandan Tim 1 Kompi 13 Grup 1 Kopassus Serang Kolonel (Purn) TNI Ruby. Dia menyebut Wiranto yang harusnya bertanggung jawab.
"Sebetulnya yang harus bertanggung jawab Wiranto dan Kasad, bukan bawahannya," kata Ruby di Djoko Santoso Media Center, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).
"Karena yang mengetahui Kasad dan Pangab, bukan Prabowo," sambungnya.
Ruby juga menyebutkan jika pada saat Wiranto menjabat sebagai Panglima ABRI ingin meratakan Jakarta dan Timor Timur dengan tanah. Oleh karenanya, Ruby menilai ucapan Prabowo yang bertanggungjawab pada kerusuhan 1998 adalah salah besar.
"Jakarta dan Timor Timur waktu 1998 itu ingin dibumihanguskan oleh Wiranto. Kami saksi hidup," tegas Ruby.
"Kalau dia terus memberikan pernyataan salah dan tidak benar, akan kita cari dia, dimanapun dia ada kita cari. Kita ribuan di seluruh Indonesia. Kalau dia diam kita diam. Wiranto bukan lagi siapa-siapa, kita sesama rakyat biasa," pungkas Ruby.
__._,_.___
Posted by: "Sunny" <ambon@tele2.se>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (2) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment