Sunday, March 10, 2013

[batavia-news] SBY Tak Perlu Mengeluh Lagi

 

Ref: Tanpa elit menguncang pun, pemerintahanmu akan tumpang bubar amblas, karena masa jabatan berakhir. Tetapi, kalau ingin terus berkuasa silahkan saja, monggo-monggo plisssss.
 
 
SBY Tak Perlu Mengeluh Lagi
Tajuk Rencana | Selasa, 05 Maret 2013 - 13:19:46 WIB
: 138
 


(dok/antara)
SBY mengaku ada elite politik yang sedang mengguncang pemerintahan.

Sebelum bertolak ke Jerman, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali melontarkan keluhannya mengenai situasi politik nasional. Ia bahkan menuding kelompok tertentu berencana mericuhkan negara dengan tujuan mengguncang politik, khususnya menuju pemilu tahun depan.

"Saya telah mendapatkan informasi tersebut, bahkan sebagian dari intelijen. Saya hanya berharap kepada para elite politik dan kelompok-kelompok tertentu, tetaplah berada dalam koridor demokrasi," katanya sebelum naik pesawat.

Itu tudingan yang sangat serius. Namun kita bingung menangkap arah pernyataan SBY tersebut, siapa kelompok yang dimaksud dan bagaimana gerakan yang mereka rencanakan. Keluhan seperti itu bukan yang pertama kali dilontarkan SBY. Namun, seperti pada setiap keluhannya, ia hanya meninggalkan tanda tanya bagi publik, bahkan kebingungan dan sikap masa bodoh.

Setahun lalu, SBY juga berbicara di depan para kader Partai Demokrat di puri Cikeas. Ia mengatakan ada pihak-pihak yang menjadikannya sebagai sasaran tembak dan ingin menjatuhkannya dari kursi kepresidenan. Ketika itu, kekisruhan yang merisaukan hati SBY adalah demo dan polemik menentang rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kali ini SBY mengeluhkan hantaman badai berkaitan dengan penanganan kasus Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terutama setelah penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka. SBY membenarkan sebagai dampak kasus ini, timbul kesan bahwa masalah ini sengaja ditarik ke ranah politik, padahal menurutnya, penetapan tersangka Anas adalah murni sebagai proses hukum.

Jadi, latar belakang kerisauan hatinya adalah kasus Anas. Tapi, apalagi yang dirisaukannya, toh Anas sudah kalah dan mundur dari partainya.

Apakah SBY belum percaya diri segera menggelar KLB untuk menempatkan loyalisnya memimpin Demokrat? Apakah karena anaknya, Edhie Baskoro (Ibas), mulai disinggung-singgung menerima uang haram Hambalang? Apakah ia mengkhawatirkan kekalahan Partai Demokrat pada Pemilu 2014 sehingga calon presiden yang ia dukung sulit terpilih? Banyak pertanyaan lain bisa diajukan berkaitan dengan hal-hal yang bisa mengganggu pikirannya, karena banyaknya persoalan yang berpusar di sekitarnya.

Tapi kalau SBY mencoba menginsinuasi publik dengan tuduhan konyol adanya kelompok yang akan menciptakan kerusuhan menjelang pemilu, itu sia-sia saja. Publik sudah mafhum, SBY akan sampai pada akhir masa kekuasaanya karena partai-partai pun berkepentingan untuk itu. Toh tinggal setahun lagi, apa gunanya ribut.

Lebih baik, sebetulnya, SBY melontarkan pernyataan yang produktif dan mencerahkan. Misalnya mengenai tekadnya untuk membersihkan Partai Demokrat dan aparat pemerintahannya dari benalu koruptor. Siapa pun mereka, tanpa pandang bulu, ia akan tindak dan menyerahkannya pada proses hukum. SBY bisa meyakinkan rakyat bahwa sisa pemerintahannya akan diabdikan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memberantas korupsi demi terciptanya pemerintahan yang bersih.

Keluhan SBY itu tidak ada manfaatnya. Ia justru mengobarkan rasa saling curiga di antara rakyatnya sendiri, menuding kelompok yang tidak jelas, jangan-jangan bayangannya sendiri. Itu tipikal cara-cara lama, tidak efektif tapi terus dilakukannya.

Maka banyak kelompok yang menjuluki SBY sebagai "Presiden yang suka mengeluh". Julukan itu tentu tidak menguntungkan bagi citra SBY sendiri. Maka ia harus mengubah kebiasaannya itu agar tidak melekat sebagai citra yang merugikannya.

Apa yang ia risaukan sebenarnya terkait dengan kebijakan politiknya sendiri. Maka, seperti kata pepatah, "Memercik air di dulang akan terkena wajah sendiri", persoalan-persoalan tersebut lebih disebabkan kegagalan birokrasi partai dan pemerintahnya bekerja transparan, bersih, dan taat hukum.

Apakah SBY akan meninggalkan kekuasaannya tahun depan dengan kenangan manis, atau justru masih dihantui berbagai persoalan yang bisa menyulitkannya kemudian? Itu semua terpulang kepada SBY sendiri.

Tapi sangat bijaksana misi SBY setahun ke depan lebih mencerahkan dan menimbulkan harapan baru. Ia tidak perlu lagi mengeluh karena tidak ada gunanya. Ia justru harus menyatakan visi yang jelas, bagaimana menyejahterakan rakyat, memberantas korupsi, serta menegakkan hukum dan keadilan.

 

 

Sumber : Sinar Harapan

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment