Indonesia Terancam Jadi Pasar Tenaga Kerja ASEAN
[BEKASI] Indonesia terancam menjadi pasar tenaga kerja, mengingat kompetensi tenaga kerja belum memenuhi persyaratan tingkat regional pada Pasar Bebas ASEAN yang dimulai pada 31 Desember 2015.
"Jika dilihat dari tingkat kompetensi tenaga kerja, kelihatannya kita tidak bisa memanfaatkan pasar ketenagakerjaan di luar sana (ASEAN), kita juga tidak bisa bersaing dengan tenaga kerja yang masuk," kata Ketua Komite Tetap Sertifikasi Tenaga Kerja Kadin Indonesia, Sumarna F Abdurahman dalam roundtabel "Pengembangan SDM Perusahaan Berbasis Kompetensi Menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015" di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/4).
Ia mengatakan, ada sekitar 575 juta konsumen di pasar ASEAN, dan separuh barang dan jasa diperkirakan akan mengalir ke Indonesia. Dengan tidak diperlukannya lagi izin kerja, maka saat Pasar Bebas ASEAN diberlakukan mobilas tenaga kerja pun akan deras mengalir.
Belum kuatnya sistem pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan di Indonesia yang disebabkan oleh sistem pendidikan yang belum berbasis kompetensi, menurut dia, menjadi masalah dalam menciptakan tenaga kerja yang berkompetensi.
Sedangkan dalam hal rendahnya daya saing, ia mengatakan parameternya terlihat dari lebih rendahnya tingkat produktivitas. "Tapi bagaimana cara kita buat bisa kompetitif saat kompetensinya rendah".
Sumarna yang juga merupakan Wakil Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) ini mengatakan pada level rendah atau level dua tenaga kerja dari Laos, Kamboja, dan Myanmar yang dikenal pekerja keras dan menerima upah lebih rendah akan membidik industri Indonesia.
"Dengan tingkat UMR seperti saat ini, mereka (tenaga kerja Laos, Kamboja, dan Myanmar) akan senang hati masuk ke sini," ujar dia.
Pada sektor jasa, ia mengatakan pasar tenaga kerja Indonesia hampir pasti akan dimasuki tenaga kerja asal Thailand. "Mereka sudah belajar bahasa indonesia sekarang, jangan heran kalau guide di Bali nanti dari Thailand".
Sedangkan di sektor kesehatan, Sumarna mengatakan perawat dan dokter asal Filipina yang juga telah mempelajari bahasa indonesia akan mengisi kekurangan di Indonesia.
"BPJS jadi peluang bagi mereka. Kekurangan perawat dan dokter di Puskesmas di pelosok Indonesia pun bisa dimasuki mereka, bahkan jika belum ada Puskesmasnya pun mungkin mereka akan berinvestasi," ujar dia.
Peluang Indonesia ada di tenaga kerja sektor konstruksi yang hingga saat ini banyak berada di Malaysia. Namun hal yang menjadi permasalahan, menurut dia, belum banyak dari mereka yang memegang sertifikat kompetensi sehingga belum dihargai sebagai tenaga kerja formal. [Ant/L-8]
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment