Politik Media dalam Penyebutan "Ical" atau "ARB"
Oleh Amil Alfi Arifin
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sejak kecil biasa disebut dengan panggilan Ical. Panggilan kecil itu bahkan tetap bertahan ketika ia menjadi "orang besar" dan terkenal seperti sekarang. Hampir semua koleganya—terlebih yang karib—memanggil Aburizal Bakrie cukup dengan panggilan Pak atau Bang Ical.
Tapi, sejak Ical ditetapkan sebagai capres dari Partai Golkar untuk Pemilu 2014. Atau barangkali lebih tepat, saat ia mendeklarasikan pencapresannya di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor Jawa Barat pada 1 Juli dua tahun lalu, panggilan "Ical" diganti dengan panggilan "ARB". Akronim tiga huruf besar ini dianggap lebih mustajab dan mampu mendatangkan keuntungan dan kekuasaan politik bagi diri dan partainya.
Iya, pergantian panggilan atau sebutan nama Aburizal Bakrie itu memang didasarkan pada pertimbangan marketing dan strategi politik untuk mendulang dukungan dan suara pada pemilihan mendatang. Menurut pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti, panggilan Ical itu bukan hanya tidak pas bagi pencapresan Aburizal Bakrie, melainkan juga mengandung asosiasi yang negatif (lipi.co.id, Selasa 3 September 2013).
Baca selanjutnya >>> remotivi.or.id
--
REMOTIVI"Hidupkan Televisimu, Hidupkan Pikiranmu"
www.remotivi.or.id | Twitter | Facebook
Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk kerja pemantauan tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media dan advokasi yang bertujuan (1) mengembangkan tingkat kemelekmediaan masyarakat, (2) menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, dan (3) mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat, dan mendidik.
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment