Friday, August 2, 2013

[batavia-news] Capres 2014, Jokowi Tunggu Perintah Megawati

 

Res: Kalau  pemilik partai politik tidak mengizinkan dan memberi perintah berarti tidak akan menjadi capers.
 
 
Capres 2014, Jokowi Tunggu Perintah Megawati
Yuliana Lantipo | Jumat, 02 Agustus 2013 - 16:37:38 WIB
: 168


(SH/Edy Wahyudi)
TEMUI SUPIR BAJAJ- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menemui sopir bajaj seusai menyambangi koperasi bajaj di Jalan Balap Sepeda IV, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (8/2/2013).
Beberapa pemimpin partai politik mulai berdatangan dan mengajak bicara Megawati Soekarnoputri.

JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Jokowi masih tutup mulut perihal kesediaannya mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maju dalam bursa calon presiden 2014.

Awalnya, Jokowi menyatakan tak ada pikiran dalam benaknya dalam mencalonkan diri untuk menjadi presiden 2014. Masih ada tanggung jawab besar yang harus diselesaikannya sesuai janji dan sumpah jabatannya, yaitu memperbaiki Kota Jakarta menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Salah satu tugas terbesar, yakni membuat Kota Jakarta jadi bebas macet dan bebas banjir. "Saya nggak mikir jadi presiden. Saya mau selesaikan MRT, monorel, banjir. Pokoknya, saya nggak mikir," kata Jokowi. Meski demikian, sampai hari ini, Kamis (1/8), alasan Jokowi mulai berubah. Ia mulai mempertimbangkan keputusan partai politiknya.

Saat SH meminta pendapat apakah ia siap memenuhi permintaan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk maju menjadi calon presiden atau menjadi pasangan dari calon pilpres parpol lain, mantan Wali Kota Solo itu berulang kali menjawab, "Ya, tanya Ibu Mega," dari dalam mobilnya yang perlahan keluar dari halaman Balai Kota DKI, Kamis (1/8).

Seperti pembicaraan yang ramai dibahas di lingkungan Pemprov DKI, beberapa pemimpin partai politik mulai berdatangan dan mengajak bicara Megawati Soekarnoputri.

Salah satu parpol mengajukan dua syarat dalam menggandeng calon dari parpol lain, yaitu harus orang dari suku Jawa dan memiliki pengaruh dalam mendongkrak perolehan suara. Perolehan berbagai hasil survei pernah mencatat, sosok Jokowi dari Solo memiliki nilai tertinggi sebagai calon terfavorit untuk menjadi presiden.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menilai, tindakan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subiakto meminta dirinya beralih partai dari Golkar ke Gerindra sebagai tindakan yang sangat berani.

Dari persaingan ketat antara berbagai level pemimpin parpol untuk mendapatkan kursi kekuasaan tertentu, Prabowo justru melirik dua sosok lain dari luar partainya dan dijagokan dalam pertarungan menjadi Kepala Daerah di Ibu Kota DKI Jakarta.

"Gerindra ini partai yang berani mencalonkan Pak Jokowi yang bukan dari partai dia. Saya juga bukan kadernya beliau (Prabowo) dulu itu. Tetapi, beliau mengatakan di luar Gerindra ada dua orang yang baik ini, lalu ditawarkan," kata Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (31/7).

Mantan Bupati Belitung Timur itu menceritakan kembali, bagaimana ia diminta keluar dari Golkar dan bergabung ke Gerindra. Menurutnya, partai politik apa pun tak dapat menahan langkahnya untuk ke mana pun demi menjalankan sumpahnya pada negara termasuk keputusannya mengundurkan diri dari Golkar dan bergabung di Gerindra.

"Pak Prabowo minta saya ke Jakarta, sudah bilang bahwa, 'ini tugas negara, Pak Ahok. Kalau berani, ke kita Gerindra'," kata Basuki.

Sementara itu Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon menyatakan Megawati Soekarnoputri, bakal mempertimbangkan Joko Widodo sebagai calon presiden 2014, jika popularitas Gubernur DKI Jakarta itu terus menanjak dan tetap stabil.

Tetapi PDI Perjuangan tidak akan terkesima begitu saja dengan popularitas Jokowi. Tetap harus dipastikan bahwa Jokowi bukan sosok yang hanya jago pencitraan. "Jokowi memang sangat populer, tetapi kita tidak ingin terkesima dengan itu. Kita tidak mau lagi punya pemimpin semusim yang hanya bisa pencitraan," kata Effendi Simbolon.

Effendi khawatir ada tangan tidak terlihat (invisible hand) di balik popularitas dan elektabilitas Jokowi. Jangan sampai Jokowi ternyata adalah alat yang digunakan kekuatan pemodal untuk mengatur kekuasaan di Indonesia.

Effendi menyatakan, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa membuat kesimpulan. Menurutnya, sebelum memutuskan Jokowi sebagai calon presiden PDI Perjuangan, perlu dilihat lebih dulu siapa invisible hand yang menggerakkan Jokowi.

"Bukan berarti saya resisten, tetapi kita ingin menjaga agar bangsa ini tidak lagi jatuh kepada pemimpin yang ternyata hanya pemimpin semusim. Karena pemimpin yang cepat datang, bakal cepat pula pergi," katanya.

Dia mengatakan, PDI Perjuangan memang harus berani mengkritik Jokowi. Itu justru karena Jokowi yang sedang sangat populer adalah kadernya sendiri. (Vidi Batlolone)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment