Wednesday, August 28, 2013

[batavia-news] Rupiah anjlok utang RI meroket

 

 
 
Tuesday, 27 August 2013 13:22   
Rupiah anjlok utang RI meroket
Ekonomi & Bisnis
WASPADA ONLINE

(Ilustrasi)

JAKARTA – Analis ekonomi sekaligus Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Aviliani, menyatakan,  bahwa Bank Indonesia perlu melakukan langkah stabilisasi nilai tukar agar tak terdepresiasi lebih dalam.

Menurut Aviliani, jika pelemahan rupiah tak segera diatasi, dikhawatirkan dapat menambah beban utang luar negeri yang akan jatuh tempo pada September mendatang.

Aviliani lalu menyarakankan pemerintah dan Bank Indonesia untuk bisa memanfaatkan pinjaman dana dari Chiang Mai Initiatives untuk membantu stabilisasi nilai tukar.

"Paling tidak supaya rupiah tidak anjlok. Dana itu sebagai cadangan jika sewaktu-waktu investor membutuhkan dananya kembali. Jadi, kita tidak perlu meminjam lagi di luar," kata Aviliani di Gedung BRI, Jakarta, hari ini.

Selain itu, Aviliani melanjutkan, untuk mengantisipasi permintaan dolar yang tinggi guna pembayaran utang luar negeri di paruh kedua tahun ini, pemerintah bisa mendorong restrukturisasi utang luar negeri swasta.

Menurut Aviliani, saat ini, kondisi utang swasta bisa memberikan tekanan signifikan pada pelemahan rupiah. Karena, utang itu dalam bentuk mata uang dolar..

Tidak hanya itu, masalah lain yang tidak kalah penting adalah jatuh tempo utang luar negeri swasta yang semakin cepat. Karena, swasta banyak mengambil utang jangka pendek, dari awalnya bertenor rata-rata 5 tahun menjadi 8 bulan.

"Ketika utang swasta jatuh tempo dan suplai dolar tidak ada, itu menjadi problem sekarang. Oleh karena itu, jangan sampai ada perusahaan gagal bayar," kata Aviliani.

Maka, restrukturisasi utang swasta ini menjadi penting untuk mencegah risiko gagal bayar. Baik yang disebabkan oleh kinerja perusahaan yang kurang baik, maupun risiko pelemahan rupiah yang semakin dalam.

Menurut Aviliani, jika terjadi gagal bayar, kredibilitas Indonesia di mata asing akan semakin buruk. "Gagal bayar bisa berdampak krisis kepercayaan pada swasta domestik dan Indonesia," kata Aviliani.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, mengatakan, utang perusahaan swasta Indonesia secara keseluruhan mencapai US$250 miliar dan rasionya meningkat dari 30 persen menjadi 40 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment