Monday, August 5, 2013

[media-jabar] Sindrom Kritik Musiman

 

Sindrom kritik Musiman
Oleh: Roy Thaniago

Maafkan atas kelancangan tulisan ini, yang bertanya di penghujung Ramadhan, di tengah persiapan kita menyiapkan pesta bagi hari kemenangan: apakah tuntutan agar televisi menjadi baik selama Ramadhan bisa tetap kita gemakan pada sebelas bulan lainnya?
Pasalnya, tiap Ramadhan, televisi mendadak mendapat perhatian lebih. Ia kemudian dicurigai, diwanti-wanti, dan dikeluhkan. Selama sebulan dalam setahun, televisi bak memanen kritik atas dirinya. Namun tulisan ini bukan untuk menambah daftar kritik itu—yang memang masih kurang banyak dan keras!—melainkan ingin mengkritik kritik terhadap televisi selama Ramadhan. Bukan ingin membela kelakuan industri televisi—termasuk pemilik dan pekerjanya, yang memang sudah sepantasnya menerima keluhan dan penyesalan dari masyarakat yang waras atas apa yang mereka tampilkan di layar kaca—tapi tulisan ini ingin mendiskusikan bahwa kritik kepada televisi yang terfokus dan serius hanya pada saat Ramadhan sebetulnya sedang mengembangkan cara berpikir yang keliru, yang malahan mendorong iklim investasi yang ramah bagi wajah bopeng televisi.
Kita tahu, selain sebagai sebuah momentum keagamaan, Ramadhan adalah juga sebuah momentum budaya dan politik. Sebagai momentum yang demikian, Ramadhan lalu menjadi arena bagi banyak pihak untuk menyatakan diri dan posisi. Maka penguasaan ruang, upaya pendefinisian, atau pengenaan atribut penanda kehadiran telah menjadi modus tahunan bagi siapa pun yang berkepentingan merebut kuasa dan simpati lewat Ramadhan.
Baca selengkapnya >> www.remotivi.or.id
--
REMOTIVI
"Hidupkan Televisimu, Hidupkan Pikiranmu"
www.remotivi.or.idTwitter | Facebook


Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk kerja pemantauan tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media dan advokasi yang bertujuan (1) mengembangkan tingkat kemelekmediaan masyarakat, (2) menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, dan (3) mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat, dan mendidik.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment