Wednesday, March 12, 2014

[batavia-news] Warga Mati Lemas akibat Hirup Asap

 

res : "Siapa suruh menghirup asap kabut pembawa maut, bukankah ada udara segar Jakarta yang bisa dihirup dan dinikmati kesegarannya?": rezim neo-Mojopahit
 
 

Warga Mati Lemas akibat Hirup Asap

Rabu, 12 Maret 2014 Penulis: Rudi Kurniawansyah/BG/X-7
KABUT asap yang semakin pekat di Riau sudah dalam tahap berbahaya. Seorang warga Desa Sei Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Muhammad Adli, 63, ditemukan meninggal dengan kondisi tertelungkup di pinggir jalan desa tersebut pada Sabtu (8/3).

Korban diduga meninggal akibat lemas setelah menghirup asap dari kebakaran lahan di sepanjang bibir jalan desa itu.

Pada tangan dan pinggang korban dijumpai luka bakar lantaran terjatuh di dekat api yang membakar lahan gambut. Menurut Kapolres Kepulauan Meranti Ajun Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad, tidak jauh dari tubuh korban polisi juga menemukan sepeda motor Yamaha Jupiter berpelat merah BM 3306 D.

''Diduga sepeda motor itu milik korban. Korban terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya lantaran tidak bisa bernapas,'' jelas Zahwani di Pekanbaru, kemarin.

Sejauh ini, tambahnya, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sejumlah saksi. Selain itu, dari hasil autopsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.

Di sisi lain, Tim Tanggap Darurat Asap Riau membentuk tim khusus pemburu pem bakar lahan. Kepala Polda Riau Brigjen Condro Kirono mengatakan tim itu beranggotakan 275 orang, yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Dinas Kehutanan, dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).

''Tim satuan tugas ini bertugas menyosialisasikan pencegahan kebakaran terhadap masyarakat sekaligus menindak para pelaku pembakaran lahan,'' kata Condro.

Tim itu, lanjutnya, bertugas di dua kawasan, yakni Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu dan Taman Nasional Tesso Nilo. Sejauh ini, katanya, PT Nusantara Sago Prima, anak usaha dari Sampoerna Agro, sudah diselidiki. ''Statusnya masih dalam penyelidikan,'' tambah Condro.

Polisi, katanya lagi, sedang mengusut 30 kasus pembakaran lahan. Sebanyak 23 kasus berstatus penyidikan.

Tidak layak huni

Melihat kondisi asap di Riau dan kualitas udaranya yang sudah berbahaya, ahli paru RSUD dr Arifi n Ahmad, Azizman
Saad, mengatakan asap di Riau bisa membuat penduduk cacat otak (idiot).

''Kualitas udara yang sudah pada level berbahaya membuat Riau tidak lagi layak dihuni 6 juta masyarakat. Seharusnya seluruh masyarakat Riau sudah diungsikan,'' ujar Arifin.

Pemakaian masker, tambahnya, sudah tidak berguna menangkal partikel berbahaya dari kabut asap.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan pembakaran lahan dan hutan di Riau masih marak. Pantauan satelit NOAA18 menunjukkan ada 145 titik api di wilayah Riau.

''Hal ini sangat merugikan karena cagar biosfer tersebut tempat habitat gajah, harimau sumatra, tapir, beruang, dan fauna lainnya,'' kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam siaran persnya.

Saat ini, lanjut Sutopo, terdapat 41.589 orang menderita ISPA, 1.544 orang mengidap asma, 1.385 orang mengalami iritasi mata, 2.084 orang iritasi kulit, dan 862 jiwa mengalami pneumonia.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment