Biaya Berobat ke Luar Negeri Capai Rp20 T
Tety Polmasari — HARIAN TERBIT
JAKARTA — Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) 2012, biaya berobat ke luar negeri mencapai Rp20 triliun. Penyakit jantung dan kanker menjadi alasan utama masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri.
Di sisi lain, berdasarkan pengamatan selama 27 tahun, cakupan layanan Jantung yang terdapat di rumah sakit di Indonesia hanya 10% dari jumlah pasien Jantung yang ada.
Sementara itu, hanya 20 ribuan pasien kelainan Jantung di Indonesia yang dapat tertampung di rumah sakit setiap tahunnya. Sisanya, meninggal dunia sebelum sempat memperoleh pelayanan, atau tidak mampu secara ekonomi.
Melihat kondisi ini, sekelompok dokter Bedah Jantung, dokter Kardiologi dan dokter Anestesi Jantung bergabung mendirikan Rumah Sakit Jantung Jakarta (Jakarta Heart Center). Rumah sakit dengan pelayanan jantung dan pembuluh darah terlengkap dan terpadu di area Matraman, Jakarta Timur.
"Kami hadir untuk meningkatkan kemudahan akses pelayanan Jantung dengan konsep Kecepatan, Ketepatan, Keramahan, kelengkapan fasilitas dan harga terjangkau, sehingga turut membantu mengurangi angka kematian pasien penyakit Jantung dan Kardiovaskuler di Indonesia," kata DR. dr. Jusuf Rachmat, SpBTKV, MARS, Dokter Spesialis Jantung dan Bedah Thoraks Kardiovaskular, Rumah Sakit Jantung Jakarta, kemarin.
DR. dr. Fathema Djan, SpBTKV, Komisaris Utama, sekaligus Dokter Bedah Thoraks Kardiovaskular, Rumah Sakit Jantung Jakarta, menambahkan, penyakit Jantung sangat mematikan dan memiliki masa kritis atau dikenal sebagai Golden Time sekitar 2 jam. Yaitu waktu yang sangat berharga untuk penanganan penderita penyakit Jantung. Bila terlewat masa itu maka pasien biasanya tidak dapat tertolong.
"Karenanya, rumah sakit ini memiliki konsep '90 Minutes Door to Baloon' yaitu pelayanan kegawatdaruratan yang berbagai fasilitas kedokteran yang dibutuhkan seperti Cathlab, MSCT dan X-Ray terintegrasi pada ruang IGD yang berada di lantai 1 yang mudah di akses dari jalan raya Matraman," tuturnya.
Ia mengungkapkan, penyakit Jantung Koroner menyandang predikat sebagai penyebab kematian dan kecacatan nomor satu di dunia. Di Indonesia, dari 237 juta penduduk diperkirakan sebanyak 6,6 juta bayi yang baru lahir, sekitar 48,800 di antaranya penyandang penyakit Jantung Bawaan.
Data ini semakin diperkuat temuan SKRTN tahun 2010 tentang angk kematian akibat penyakit Jantung koroner yang mencapai 26%. WHO sendiri memperkirakan pada 2020, penyakit Jantung dan Kardioavskuler akan menyumbang sekitar 25% dari angka kematian di negara-negara berkembang setiap tahunnya.
"Kami berharap kehadiran Rumah Sakit Jantung Jakarta memperlengkap fasilitas pelayanan penyakit Jantung yang telah ada dan menjadi alternatif terbaik bagi penderita penyakit Jantung dan pembuluh darah di Indonesia," harap DR. dr. Fathema Djan, SpBTKV.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment