Polisi Pulangkan 24 Anggota FPI Temanggung
SU Herdjoko | Jumat, 19 Juli 2013 - 14:04:53 WIB: 63
(dok/antara)
Anggotan FPI dijaga anggota kepolisan beberapa waktu lalu.
Bentrokan antara FPI dan warga Sukorejo itu terjadi tiga kali di tiga tempat.
KENDAL - Sebanyak 24 anggota organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) asal Temanggung, Jumat (19/7) pagi, dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan selama enam jam di Markas Kepolisian Resor Kendal pascabentrok dengan warga Kecamatan Sukorejo.
"Sudah dipulangkan tadi pagi ke Temanggung dengan menggunakan dua bus melewati Semarang," kata Kapolres Kendal AKBP Asep Jenal Ahmadi, Jumat.
Ia menjelaskan pemeriksaan terhadap puluhan anggota FPI itu seputar kronologi kejadian hingga menyebabkan bentrok dengan warga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, puluhan anggota FPI yang dipulangkan sekitar pukul 05.15 WIB tersebut diangkut menggunakan bus bernomor polisi H 1015 LD dan H 1566 BD.
Salah seorang rombongan FPI yang dipulangkan ke Temanggung tanpa pengawalan kepolisian itu diketahui merupakan Ketua FPI Jawa Tengah Syihabbudin yang juga sempat diperiksa penyidik kepolisian.
Dua anggota FPI yang diketahui membawa senjata tajam dan seorang pengemudi mobil rombongan FPI yang menabrak seorang hingga tewas masih berada di Mapolres Kendal. Identitas ketiga orang yang masih menjalani pemeriksaan intensif tersebut belum diketahui secara pasti.
Bentrok antara sejumlah anggota FPI asal Temanggung dengan puluhan warga Sukorejo itu terjadi sekitar pukul 14.00 dan diduga dipicu aksi "sweeping" yang dilakukan anggota FPI di tempat lokalisasi di Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga setempat menolak aksi "sweeping" yang dilakukan anggota FPI Temanggung karena menilai FPI tidak berhak dan bukan wilayah ormas yang bersangkutan.
Akibat bentrok tersebut, sejumlah anggota FPI dan warga menderita luka, satu mobil bernomor polisi AB 7105 SA milik FPI dibakar massa serta beberapa mobil lainnya rusak terkena lemparan batu.
Selain itu, Tri Munarti (42) guru SD Negeri 1 Krikil, Pager Ruyung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah meninggal dunia akibat luka di kepalanya setelah sepeda motor yang dikendarainya bersama suaminya Samsu Eko Yulianto tertabrak mobil yang dikendarai kelompok FPI Temanggung yang sedang bentrok dengan warga Sukorejo, Kendal, Kamis (18/7) siang. Bentrokan antara FPI dan warga Sukorejo itu terjadi tiga kali di tiga tempat.
Selain Tri Munarti, sekitar tujuh orang lainnya juga mengalami luka-luka akibat tertabrak mobil tersebut. Semua korban dirujuk untuk perawatan di rumah sakit di Parakan, Kabupaten Temanggung. Namun jiwa Tri Munarti tidak tertolong.
Dipicu Aksi "Sweeping"
Bentrokan antara warga Sukorejo melawan massa FPI itu sudah terpicu sejak Rabu lalu. Massa FPI melakukan sweeping di tempat hiburan dan lokalisasi di Alas Karet. Namun, sweeping itu mendapat perlawanan dari warga setempat. Dua anggota FPI ditangkap dan kemudian diserahkan ke Polsek Sukorejo. Sejak bentrokan itu, warga setempat melakukan penjagaan di beberapa titik kawasan itu.
Dari bentrokan pertama itulah tersiar kabar bahwa dua anggota FPI tersebut dianiaya warga. Lalu pada Kamis (18/7) siang massa FPI datang ke Sukorejo dengan mengendarai sembilan mobil untuk membebaskan rekannya.
Mereka berkonvoi. Konvoi itu dengan 10 mobil dan belasan kendaraan. Rombongan berhenti untuk salat zuhur di Masjid Sukorejo. Sementara itu, warga yang tahu kedatangan massa FPI bersiap-siaga. Bentrokan susulan pun terjadi di Alun-alun.
Merasa kalah jumlah, massa FPI melarikan diri ke arah Temanggung. Namun, di depan SPBU Sapen, mobil Avanza yang dikendarai anggota FPI menabrak pengendara sepeda motor yang dikendarai Suyatmi (35) dan Tri Munarti (42) yang diboncengkan suami mereka, warga Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal.
Mobil Avanza yang menabrak pengendara motor tersebut berhasil dikejar warga di Desa Wates, Sukorejo, arah ke Temanggung. Warga yang emosi langsung membakar mobil tersebut.
Kapolda Jateng Irjen Dwi Prayitno datang ke lokasi bentrokan pada Kamis malam segera menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat, muspika, dan Forum Kerukunan Umat Beragama di rumah tokoh masyarakat Sukorejo, H Mastur.
Seusai pertemuan, Kapolda menyatakan sangat menyayangkan bentrokan itu terjadi. "Sudah jauh hari saya meminta tidak perlu ada sweeping tempat hiburan, lokalisasi, ataupun perjudian oleh ormas apa pun. Saya meminta jangan ada gesekan dengan masyarakat selama bulan Ramadan. Ternyata masih saja ada yang melakukan sweeping," tuturnya.
Dia berharap, kejadian ini tidak akan terulang lagi di wilayahnya. "Saya tegaskan lagi, tidak diperbolehkan ormas atau elemen masyarakat melakukan sweeping terkait bulan Ramadan. Kalau masih saja sweeping, langsung kami tindak dan diproses hukum," katanya. (Ant)
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment