Tuesday, July 16, 2013

[batavia-news] PDIP Harus Jadi Lokomotif Perubahan

 

res. Pada masa menjelang pemilihan umum banyak semboyan hebat dihembuskan oleh partai-partai politik NKRI, rakyat yang dibodohkan mudah mau saja percaya. Setalah pemilihan konduktor dan masinis lokomotif sengaja menjadi pikun.
 
 
 
PDIP Harus Jadi Lokomotif Perubahan
 
Ninuk Cucu Suwanti | Senin, 15 Juli 2013 - 15:14:05 WIB
: 133


(dok/antara)
Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) berorasi saat menjadi juru kampanye pasangan Cagub Cawagub Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Heru Sudjatmoko (kanan) pada kampanye terbuka Pilgub Ja
Jokowi merupakan kandidat terkuat calon presiden 2014.

JAKARTA-Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali memenangi pertarungan dalam peluang pemilu presiden 2014 versi lembaga survei.

Namun sejauh ini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum juga mencermati momentum kemenangan Joko Widodo dan lebih mementingkan politik dinasti.

"Jokowi tidak akan berani melampau partainya. Sementara itu, keputusan untuk siapa yang akan menjadi capres (calon presiden) PDIP ada di tangan Megawati Soekarnoputri. Harusnya, logika dinasti politik PDIP sudah ditinggalkan," kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito kepada wartawan dalam diskusi bertajuk "Persepsi dan Sikap Pemilih terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014", di Galery Cafe TIM Cikini, Jakarta, Minggu (14/7).

Arie menyatakan, PDIP harusnya menjadikan elektabilitas Jokowi yang sangat tinggi ini untuk merebut kekuasaan pada Pemilu 2014.

"PDIP jika ingin memperoleh simpati publik dan didukung rakyat harus mengajukan Jokowi sebagai capres. Megawati selaku ketua umum sebaiknya menjadi king maker dan berada di belakang layar suksesi politik. Rakyat akan menaruh rasa hormat yang dalam jika Megawati mau berjiwa besar memberikan kesempatan kader terbaiknya saat ini, yakni Jokowi maju sebagai capres dari PDIP," paparnya.

Ia menyatakan saat ini peluang PDIP untuk menjadi pemenang pemilu baik di pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. "Jika PDIP tidak memanfaatkan momentum ini maka sulit untuk memperoleh kesempatan kembali. PDI-P harus mampu menjadi lokomotif perubahan bagi bangsa Indonesia," tegasnya.

Menurut Arie, perubahan di PDIP amat bergantung pada sosok Megawati Soekaroputri. "Sebagai ketua umum, Megawati akan menjadi figur yang menentukan bagi transisi partai politik ini ke depan. Rakyat Indonesia akan banyak bergantung pada keputusan Mega," ujarnya.

Jika PDIP menunjuk Jokowi sebagai capres sebelum pemilu legislatif maka diperkirakan rakyat akan berbondong-bondong memberikan dukungan dan ini memberikan kontribusi positif bagi partai, namun jika yang dilakukan bertentangan dengan kehendak rakyat maka PDIP bisa ditinggalkan para pemilih.

Hasil temuan riset dari Institute for Transformation Studies (IntranS) mengutarakan kriteria ideal untuk pemimpin 2014 ada pada sosok Joko Widodo. Publik menilai Joko Widodo sebagai figur yang sangat merakyat dibandingkan dengan beberapa nama yang sekarang sudah muncul mendeklarasikan diri.

"Jika Jokowi maju dalam Pilpres 2014, Jokowi diprediksi memenangkan kursi presiden 2014 secara mutlak dan meyakinkan. Responden memilih Jokowi sebenarnya banyak dipengaruhi oleh atribusi merakyatnya figur, bukan dari rekam jejak dan keputusan politiknya, tetapi lebih banyak pada karena persepsi responden mengidentifikasi Jokowi dengan menggunakan bahasa ndeso sebagai atribut merakyat," ujar Direktur IntranS, Saiful Haq.

Sementara itu, Direktur Program Imparsial Al Arraf menyampaikan sebaiknya publik tidak lagi terpatok pada survei-survei semata.

Karena untuk mendapatkan pintu masuk perubahan politik yang berujung pada kepentingan rakyat, masyarakat harus jeli melihat partai politik mana yang meletakkan diri sebagai agregasi rakyat. "Partai politik tentu harus membuka ruang untuk semua calon, misalnya melalui konvensi parpol. Relasi politik harus ditinggalkan," imbuhnya.

Berdasarkan hasil riset IntranS yang dilakukan dengan cara kualitatif dengan melibatkan 150 responden.

Kemudian 150 responden dibagi menjadi 10 kelompok Focus Group Discussion (FGD) yang melakukan pendalaman substansi pertanyaan riset dengan mengukur persepsi, afektif dan preferensi responden terhadap 20 nama kandidat capres dan cawapres yang disajikan dalam bentuk narasi.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment