Thursday, October 10, 2013

[media-jabar] Televisi di Alor

 

Televisi di Alor
Oleh: Nicholas Jay Williams

"Buka tipi, buka tipiiii!!!," teriak putri Eduardo Lapuimolana, mantan Kepala Desa Tanglapui, Lantoka, Alor Timur, tiap matahari mulai tenggelam. Maksud bocah sembilan tahun itu adalah "menyalakan televisi". Alih-alih memenuhi tuntutan itu, Edu—sapaan akrab Eduardo—malah menyuruh anaknya belajar. Kalau sudah begitu, sang anak akan mencari akal agar kakak laki-lakinya mau menyalakan TV, supaya ia bisa menebeng. Nah, jika berhasil dinyalakan, segeralah cari sepasang penyumbat telinga, karena suara TV akan disetel sangat keras.
Biasanya, anak perempuan Edu menonton sinetron Putih Abu-Abu yang dulu tayang di SCTV atau film-film Korea yang juga merupakan kesukaan para bidan di Puskesmas Tanglapui. Edu sendiri sebenarnya lebih senang menonton berita dibandingkan sinetron.
Ketika membicarakan televisi, barangkali tak seorang pun yang memikirkan sebuah pulau di ujung timur Nusa Tenggara Timur ini: Pulau Alor. Pulau Alor bisa dikatakan "tertinggal" dalam banyak hal, termasuk dalam perkembangan proyek-proyek pembangunan yang (kebanyakan) masih tersumbat di Jakarta dan Pulau Jawa.
Belum ada penelitian untuk menjawab kapan televisi pertama kali masuk Alor. Mungkin baru 10-20 tahun yang lalu. Meskipun di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor, televisi sudah menjadi hal yang cukup lumrah, kotak ajaib itu masih merupakan sebuah kemewahan. Hanya orang-orang yang terhitung kayalah yang punya televisi, parabola, dan suka menonton berbagai macam siaran dari Jakarta.
Baca selengkapnya >> www.remotivi.or.id

--
REMOTIVI
"Hidupkan Televisimu, Hidupkan Pikiranmu"
www.remotivi.or.idTwitter | Facebook


Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk kerja pemantauan tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media dan advokasi yang bertujuan (1) mengembangkan tingkat kemelekmediaan masyarakat, (2) menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, dan (3) mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat, dan mendidik.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment