Siaran Pers
KPI: Evaluasi Izin Frekuensi RCTI, TV One, dan Metro TV!
Pemilu legislatif baru saja berakhir. Partai politik yang dipimpin oleh pemilik stasiun televisi mendapat jumlah perolehan suara yang variatif. Berdasarkan hasil hitung cepat, perolehan suara yang ada menunjukkan dua hal. Pertama, kerja kampanye media yang intensif berpengaruh pada perolehan suara Pemilu. Kedua, fakta ini harus dilihat sebagai hasil nyata dari praktik media yang tidak berimbang, bias kepentingan politik pemilik, dan karenanya menciderai demokrasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Remotivi atas dukungan Dewan Pers menemukan bahwa informasi yang disuguhkan RCTI, Metro TV, dan TV One kepada publik terindikasi tercemar oleh kepentingan politik pemilik. Penelitian yang mengambil sampel tayangan televisi berbentuk produk berita, iklan, dan produk non-berita pada 1-7 November 2013 itu menemukan bahwa, frekuensi kemunculan, penonjolan, serta nada pemberitaan tokoh maupun partai politik punya hubungan yang erat dengan afiliasi pemilik stasiun TV dengan partai politik.
Surya Paloh, misalnya, mendapat porsi pemberitaan paling banyak di Metro TV. Dalam periode penelitian, tercatat ada 15 judul berita dengan durasi 6.297 detik (30.6% dari seluruh pemberitaan tokoh politik) yang memberitakan Surya Paloh. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari jumlah durasi yang didapat oleh Mahfud MD yang ada di urutan kedua tokoh politik paling banyak diberitakan, yaitu sebesar 3.955 detik (19.8%).
Penelitian ini juga mencatat variabel "durasi penonjolan", yakni pencatatan yang dihitung ketika terdapat suara dan gambar kontestan politik yang secara bersamaan muncul di dalam tayangan, baik diwawancarai langsung maupun ketika sedang berpidato atau beraktivitas lainnya. Dalam konteks ini, Metro TV memberikan "durasi penonjolan" kepada Surya Paloh sebanyak 43.6%, sementara Mahfud MD hanya ditonjolkan sebesar 19.8%.
Keberpihakan Metro TV terhadap Surya Paloh kian kentara dengan fakta bahwa tidak ada satu pun berita negatif mengenainya. Dari 15 berita mengenai Ketua Umum Partai NasDem ini, 10 berita bernada positif dan 5 lainnya netral. Tidak hanya itu, selama periode penelitian, juga ditemukan setidaknya 5 berita yang berjudul sama dengan slogan NasDem, yaitu "Gerakan Perubahan" dan "Restorasi Indonesia", dan ini berpotensi mengaburkan judul berita degan slogan parpol. Sementara tokoh politik yang mendapat porsi pemberitaan negatif tertinggi adalah Hidayat Nur Wahid (27.2%), disusul Mahfud MD (27.2%), dan kemudian Luthfi Hasan Ishaaq (18.2%) (Data penelitian diambil ketika kasus korupsi impor daging sapi yang melibatkan petinggi PKS terkuak).
Sejalan dengan itu, tingginya pemberitaan Metro TV terhadap Golkar (25.4% secara frekuensi, dan 18.4% secara durasi), juga diiringi oleh besarnya berita negatif atasnya yang mencapai 37.5% dari seluruh berita negatif di Metro TV, disusul PKS (29.2%) dan Demokrat (29.2%). Sebaliknya, pemberitaan atas NasDem yang meski secara frekuensi berada di bawah Golkar (17.2%), tapi memiliki durasi tertinggi di Metro TV (33.7%). Artinya, dalam tiap pemberitaan NasDem, Metro TV menyediakan durasi yang lebih panjang ketimbang partai lainnya. NasDem juga adalah partai dengan nada pemberitaan positif tertinggi, di mana 50% dari seluruh berita positif yang ada di Metro TV adalah milik NasDem. Kenyataan ini masih ditambah oleh fakta bahwa NasDem adalah satu-satunya partai yang beriklan secara ekslusif di Metro TV dengan frekuensi 100 kali selama seminggu.
Aburizal Bakrie, selaku Ketua Umum Partai Golkar dan sekaligus pemilik TV One, hanya mendapat porsi 11.1% dari durasi total pemberitaan tokoh politik TV One. Meski tidak banyak, namun semua berita tersebut bernada positif. Bakrie adalah tokoh politik dengan nada berita positif tertinggi di TV One (54.5%). Hal yang sama terjadi pada Partai Golkar, yang mendapat 60% dari total seluruh pemberitaan partai bernada positif. TV One cenderung memberikan pemberitaan bernada negatif terhadap partai lain, seperti Partai Demokrat yang menjadi partai dengan pemberitaan negatif tertinggi di TV One (50%)...
Baca selengkapnya >>> www.remotivi.or.id
Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk kerja pemantauan tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media dan advokasi yang bertujuan (1) mengembangkan tingkat kemelekmediaan masyarakat, (2) menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, dan (3) mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat, dan mendidik.
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment