Res: Mereka yang mensponsor pengiriman Laskar Jihad dan konco-konco mereka untuk membasmi kaum Nasrani di Sulawesi Tengah dan Maluku tentu tahu organisasi pelaku bom bunuh diri ini.
Bom Bunuh Diri Guncang Poso
Ninuk Cucu Suwanti | Senin, 03 Juni 2013 - 15:42:07 WIB: 88
Share
(Foto:dok/ist)
Ilustrasi.
Masyarakat diharapkan tidak terganggu dengan insiden di depan Mapolres Poso itu.
PALU – Aksi bom bunuh diri terjadi di halaman Markas Polisi Resor (Mapolres) Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin (3/6) pagi sekitar pukul 08.25 Wita. Pelaku dengan menggunakan sepeda motor meledakkan bom yang dibawanya persis di depan Masjid At Taqwa di lingkungan Mapolres. Diduga pelaku merupakan anggota kelompok Santoso yang biasa beroperasi di kawasan Poso.
Tidak ada korban dalam kejadian itu kecuali nyawa si pelaku. Jasad pelaku yang belum diketahui identitasnya itu hancur. Hingga berita ini diturunkan jasad pelaku belum dievakuasi petugas. Ledakan bom juga menyebabkan beberapa bagian gedung Mapolres Poso rusak.
Warga yang berada di lokasi kejadian juga mengatakan bahwa tubuh pelaku bom bunuh diri hancur. "Kondisi jenazah korban hancur dan bagian-bagian tubuhnya menyebar ke mana-mana," kata Sofyan, warga Poso yang sedang berada di lokasi kejadian.
Sebelum kejadian, ada saksi mata yang melihat seorang pria mengendarai sepeda motor masuk ke halaman Polres Poso di Jalan Pulau Sumatera setelah menerobos pos penjagaan polisi. Petugas di pos penjagaan sempat menghentikan pria itu, namun dia terus menerobos masuk dan hanya sekitar 20 meter dari pos penjagaan, di depan masjid yang ada di kompleks Mapolres, bom yang dibawa pelaku meledak.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Soemarno, mengatakan jenazah pelaku yang meledakkan bom sesaat setelah para petugas melakukan apel pagi itu dalam keadaan hancur sehingga sulit diidentifikasi. Ia mengatakan, aksi bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.25 Wita.
Dari Jakarta, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Suhardi Alius kepada SH, Senin pagi, membenarkan kejadian itu. Ia mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah insiden bom bunuh diri tersebut berkaitan dengan jaringan teroris.
"Belum bisa dipastikan jika pelaku adalah teroris karena pelaku bom bunuh diri hingga kini belum diketahui identitasnya. Proses penyelidikan saat ini masih berlangsung," katanya.
Dia menjelaskan, sebelum melakukan aksi bom bunuh diri pelaku sempat mengamati Mapolres Poso. Namun, petugas yang menjaga ketika itu tidak menaruh curiga karena berpikir masyarakat yang akan datang melapor. Posisi petugas di Mapolres Poso, menurut Suhardi Alius, juga tengah serah terima penjagaan Mapolres Poso.
"Pelaku bom bunuh diri sempat berhenti di sekitar Mapolres Poso sebelum melakukan aksi meledakkan diri. Sekitar pukul 07.45 waktu Poso, pelaku mengendarai motor masuk ke Mapolres Poso. Selanjutnya di antara pintu penjagaan Mapolres Poso dan Masjid At Taqwa Poso pelaku meledakkan diri," tuturnya.
Menurutnya, akibat insiden ini korban jiwa meninggal dunia hanyalah pelaku bunuh diri. Selanjutnya, tim dari kepolisian melakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) dan menghimpun informasi terkait insiden di Mapolres Poso pagi ini. Termasuk mencari tahu jenis bahan-bahan peledak yang dijadikan bom oleh pelaku.
"Kami juga meningkatkan kesiagaan untuk keamanan masyarakat di Poso. Dengan harapan, masyarakat di Poso tidak terganggu kegiatannya atas insiden yang terjadi di depan Mapolres Poso," ia mengimbuhkan.
Tentang pelaku, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar yang dihubungi terpisah menduga pelaku merupakan anggota kelompok Santoso yang biasa beroperasi di kawasan Poso. Santoso hingga kini masih buron. Dia diduga bertanggung jawab dalam serangkaian aksi bom dan kekerasan di Poso. Baru-baru ini, polisi menangkap sejumlah orang di beberapa lokasi di Indonesia yang diduga bagian dari jaringan Santoso. "Diduga pelaku kelompok teroris," kata Boy.
Ledakan di Lumajang
Sebelumnya, sebuah bom rakitan meledak di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Sabtu (1/6). Ledakan terjadi di kamar depan sebuah rumah di RT 02/RW 08 Desa/Kecamatan Senduro. Rumah itu dikontrak sebagai kantor PT Arifin Sedayu yang berbisnis jual-beli tiket serta ekspedisi barang.
Saksi mata, Mohammad Mahfudz mengatakan, beberapa menit setelah ledakan keras, dua karyawan PT Arifin Sedayu terlihat terburu-buru keluar rumah berboncengan sepeda motor.
Polisi yang mendapat laporan itu langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP). Tim Gegana Polda Jawa Timur di lokasi menemukan sebuah bom rakitan lainnya yang tak meledak dibungkus lakban hitam. Petugas juga mendapati banyak paku tajam serta gulungan beberapa jenis kabel di kamar tersebut.
Dalam kasus ini polisi menetapkan seorang tersangka berinisial F (23), warga Lumajang. Dia diduga kuat pemilik atau pembawa bom. F menyerahkan diri menjelang Minggu tengah malam. Polisi hingga kini masih memburu rekan F yang diduga kabur. Pihak kepolisian setempat menetapkan Lumajang siaga satu pascakejadian tersebut. (Ant)
Tidak ada korban dalam kejadian itu kecuali nyawa si pelaku. Jasad pelaku yang belum diketahui identitasnya itu hancur. Hingga berita ini diturunkan jasad pelaku belum dievakuasi petugas. Ledakan bom juga menyebabkan beberapa bagian gedung Mapolres Poso rusak.
Warga yang berada di lokasi kejadian juga mengatakan bahwa tubuh pelaku bom bunuh diri hancur. "Kondisi jenazah korban hancur dan bagian-bagian tubuhnya menyebar ke mana-mana," kata Sofyan, warga Poso yang sedang berada di lokasi kejadian.
Sebelum kejadian, ada saksi mata yang melihat seorang pria mengendarai sepeda motor masuk ke halaman Polres Poso di Jalan Pulau Sumatera setelah menerobos pos penjagaan polisi. Petugas di pos penjagaan sempat menghentikan pria itu, namun dia terus menerobos masuk dan hanya sekitar 20 meter dari pos penjagaan, di depan masjid yang ada di kompleks Mapolres, bom yang dibawa pelaku meledak.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Soemarno, mengatakan jenazah pelaku yang meledakkan bom sesaat setelah para petugas melakukan apel pagi itu dalam keadaan hancur sehingga sulit diidentifikasi. Ia mengatakan, aksi bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.25 Wita.
Dari Jakarta, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Suhardi Alius kepada SH, Senin pagi, membenarkan kejadian itu. Ia mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah insiden bom bunuh diri tersebut berkaitan dengan jaringan teroris.
"Belum bisa dipastikan jika pelaku adalah teroris karena pelaku bom bunuh diri hingga kini belum diketahui identitasnya. Proses penyelidikan saat ini masih berlangsung," katanya.
Dia menjelaskan, sebelum melakukan aksi bom bunuh diri pelaku sempat mengamati Mapolres Poso. Namun, petugas yang menjaga ketika itu tidak menaruh curiga karena berpikir masyarakat yang akan datang melapor. Posisi petugas di Mapolres Poso, menurut Suhardi Alius, juga tengah serah terima penjagaan Mapolres Poso.
"Pelaku bom bunuh diri sempat berhenti di sekitar Mapolres Poso sebelum melakukan aksi meledakkan diri. Sekitar pukul 07.45 waktu Poso, pelaku mengendarai motor masuk ke Mapolres Poso. Selanjutnya di antara pintu penjagaan Mapolres Poso dan Masjid At Taqwa Poso pelaku meledakkan diri," tuturnya.
Menurutnya, akibat insiden ini korban jiwa meninggal dunia hanyalah pelaku bunuh diri. Selanjutnya, tim dari kepolisian melakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) dan menghimpun informasi terkait insiden di Mapolres Poso pagi ini. Termasuk mencari tahu jenis bahan-bahan peledak yang dijadikan bom oleh pelaku.
"Kami juga meningkatkan kesiagaan untuk keamanan masyarakat di Poso. Dengan harapan, masyarakat di Poso tidak terganggu kegiatannya atas insiden yang terjadi di depan Mapolres Poso," ia mengimbuhkan.
Tentang pelaku, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar yang dihubungi terpisah menduga pelaku merupakan anggota kelompok Santoso yang biasa beroperasi di kawasan Poso. Santoso hingga kini masih buron. Dia diduga bertanggung jawab dalam serangkaian aksi bom dan kekerasan di Poso. Baru-baru ini, polisi menangkap sejumlah orang di beberapa lokasi di Indonesia yang diduga bagian dari jaringan Santoso. "Diduga pelaku kelompok teroris," kata Boy.
Ledakan di Lumajang
Sebelumnya, sebuah bom rakitan meledak di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Sabtu (1/6). Ledakan terjadi di kamar depan sebuah rumah di RT 02/RW 08 Desa/Kecamatan Senduro. Rumah itu dikontrak sebagai kantor PT Arifin Sedayu yang berbisnis jual-beli tiket serta ekspedisi barang.
Saksi mata, Mohammad Mahfudz mengatakan, beberapa menit setelah ledakan keras, dua karyawan PT Arifin Sedayu terlihat terburu-buru keluar rumah berboncengan sepeda motor.
Polisi yang mendapat laporan itu langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP). Tim Gegana Polda Jawa Timur di lokasi menemukan sebuah bom rakitan lainnya yang tak meledak dibungkus lakban hitam. Petugas juga mendapati banyak paku tajam serta gulungan beberapa jenis kabel di kamar tersebut.
Dalam kasus ini polisi menetapkan seorang tersangka berinisial F (23), warga Lumajang. Dia diduga kuat pemilik atau pembawa bom. F menyerahkan diri menjelang Minggu tengah malam. Polisi hingga kini masih memburu rekan F yang diduga kabur. Pihak kepolisian setempat menetapkan Lumajang siaga satu pascakejadian tersebut. (Ant)
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment