Tuesday, June 10, 2014

[batavia-news] Menimbang Debat Capres-Cawapres + Editorial: Crucial Questions Left Unanswered in Presidential Debate

 

res : Untuk mleihat video footage, click situs :
 
 

Menimbang Debat Capres-Cawapres

Selasa, 10 Juni 2014
 
DEBAT capres-cawapres telah menjadi bagian dari tradisi demokrasi. Melalui debat, para calon pemilih dapat menilai kualitas para kandidat untuk kemudian menetapkan preferensi dalam pemungutan suara. Debat capres-cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tadi malam, tidak terkecuali, ialah juga merupakan bagian dari tradisi demokrasi yang telah sekian lama kita anut dan jalankan di negeri ini.

Debat yang dimoderatori Direktur Pusat Kajian Antikorupsi UGM Zainal Arifin Mochtar itu merupakan bagian pertama dari lima acara debat yang telah dijadwalkan sebelum para pemilih pergi ke tempat pemungutan suara untuk memilih salah satu dari dua pasangan pada 9 Juli mendatang.

Dengan tema Pembangunan demokrasi, pemerintahan bersih, dan kepastian hukum, pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK tampil menyampaikan visi-misi dan beradu argumen dalam tujuh sesi perdebatan.

Kita menyambut baik berlangsungnya acara debat yang penyelenggaraannya semakin baik tersebut. Kita pun mendukung sepenuhnya keberlangsungan acara tersebut dalam pilpres-pilpres selanjutnya.

Melalui debat, publik diuntungkan dalam memperoleh gambaran lebih jelas mengenai visi-misi hingga program dari pasangan capres-cawapres yang hendak mereka pilih. Melalui debat pula, publik berkesempatan mendapatkan informasi langsung dari para kandidat capres-cawapres secara lebih mudah dan lebih murah.

Melalui debat seperti yang berlangsung tadi malam pun publik dapat menilai apakah pasangan Jokowi-JK atau Prabowo-Hatta yang benar-benar memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk mengatasi berbagai persoalan dalam demokrasi, pemerintahan bersih, dan kepastian hukum. Publik pun leluasa menilai pasangan mana yang menyampaikan hal-hal konkret dan pasangan mana yang sekadar beretorika.

Kita percaya publik memiliki kemampuan untuk menilai mana di antara dua pasangan capres-cawapres dalam debat tadi malam yang pernyataannya berpotensi paling tinggi diwujudkan jika kelak mereka terpilih dan memerintah. Kita juga yakin rakyat bukan hanya menimbang pernyataan dan retorika dalam debat, melainkan juga rekam jejak dari para kandidat capres-cawapres.

Di era keterbukaan seperti sekarang ini publik tentu sudah semakin bebas dan mudah mendapatkan informasi mengenai rekam jejak para kandidat yang bersaing dalam pilpres.

Di luar hak publik untuk menjatuhkan preferensi terhadap salah satu calon pasangan capres dan cawapres, kita tetap berharap kedua pasangan capres dan cawapres memegang teguh komitmen seperti yang telah mereka sampaikan dalam visi-misi di acara debat tadi malam.

Visi-misi dan retorika selama debat bisa saja membuat elektabilitas salah satu pasangan meningkat. Visi dan misi yang disampaikan dalam debat sesungguhnya merupakan janji. Rakyat telah mencatatnya dengan rapi dalam memori sejarah mereka dan kelak akan menagihnya kepada pasangan capres-cawapres mana pun yang kelak melenggang ke istana.

Visi, misi, dan janji perlu diucapkan dalam debat, tetapi lebih penting diwujudkan dalam ruang publik demi kesejahteraan rakyat dan kedaulatan bangsa.
 
+++++
 

Editorial: Crucial Questions Left Unanswered in Presidential Debate

Nationally televised debates are a golden opportunity for voters to assess the quality of their candidates, confirm their opinions and clear up any lingering doubts. For the candidates themselves, it's a unique chance to defend themselves against any allegations, clear their name and gain the favor of the public.

The first presidential debate on Monday did none of these things, leaving numerous concerns unaddressed. The content delivered on one side from Prabowo Subianto and Hatta Rajasa, and on the other side from Joko Widodo and Jusuf Kalla was, unfortunately, rather predictable.

Though Kalla deserves praise for confronting Prabowo about his past human rights record, Prabowo, for his part, failed to convince the nation that he deserves a chance at redemption.

In his turn, Prabowo apparently forgot to question Jokowi on the issues that make us doubt him the most: Can Jokowi operate independent of Megawati Soekarnoputri and the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P)? Or is he just another party member who was told to run for president, who will answer to his predecessor at the end of the day? Will he be the one to decide on the ministers, or will he be a puppet for Megawati's choices?

We need Jokowi to address Indonesia regarding his independence during a live television debate. We also need to get answers about his political history.

Why did Jokowi run for governor of Jakarta? Why did he step away from his post as the mayor of Solo, only to leave behind unfinished business in the capital two years later?

We still have four more debates to go, so it's too early to draw any conclusions as of yet. All in all, we hope the two candidates will settle our pressing questions and convince us that they can lead the nation by election day on July 9.

__._,_.___

Posted by: "Sunny" <ambon@tele2.se>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment