Res : Apakah selama ini rezim neo-Mojopahit tidak mengetahui masalahnya dan baru sekarang menjelang sang menteri akan turun tachta? Selain itu kalau jumlah doktor kalah dengan negara tetangga lantas bagaimana dengan kualitas pelayaannya jika kaum berduit dan para petinggi pergi berobat ke negara tetangga? Eh bukan saja berobat tetapi untuk check up pun ke negara tetangga. Kalau sudah demikian hal maka rakyat mayoritas yang berkekurangan dan hidup senin kemis yang menderita penyakit sepertinya disuruh sediakan lubang kubur. Hidup neo-Mojopahit! hehehehe
Mendikbud Keluhkan Jumlah Doktor RI Kalah Dibanding Negara Tetangga
"Berdasarkan penilaian global kompetitif, kita berada di tingkat menengah. Negara sebelah 250 sampai 300 doktor per sejuta populasi. Kita naik dari 98 ke 112 doktor per sejuta populasi. Kita masih sangat butuh banyak," tutur Mendikbud M Nuh tanpa menyebutkan negara tetangga mana yang jumlah doktornya melampaui Indonesia itu.
Hal itu disampaikan Nuh saat melepas 35 peserta olimpiade sains internasional di Kemendikbud , Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (2/7/2014). Nuh berharap siswa-siswa pintar yang menjadi peserta olimpiade sains internasional ini bisa menambah jumlah doktor di masa depan.
"Kita harapkan mereka semua sudah jadi doktor 10-15 tahun lagi. Sehingga sebelum 30 tahun sudah jadi doktor," imbuhnya.
Nuh mengatakan bila mereka hendak melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, kesempatan beasiswa makin terbuka lebar. Nuh menyebutkan kesempatan yang besar beasiswa ke Jepang, Selandia Baru dan Australia.
"Kemarin sore menteri pendidikan Jepang datang ke saya untuk ucapkan terima kasih karena melipatkan dua kali kesempatan beasiswa siswa kita ke Jepang. New Zealand naik jadi 50. Australia juga besar," jelas dia.
Dana beasiswa itu diambil dari dana abadi pendidikan. Hingga 5 tahun terakhir jumlahnya Rp 24 triliun.
"Dari 2010 kami sudah menyisihkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya sekarang terkumpul Rp 24 triliun. Ya bulatkanlah Rp 25 triliun. Pemerintahan selanjutnya siapapun yang memegang, kita menyisihkan Rp 25 triliun setiap periode pemerintahan, maka bayangkan 2030, kita sudah mempunyai Rp 100 triliun yang dapat digunakan anak bangsa untuk bersekolah di mana saja. Kita yang biayain, pemerintah yang biayain," tutur Nuh.
Alokasi dana abadi pendidikan itu, jelas Nuh, 60-7-% untuk beasiswa. Sisanya untuk penelitian dan rehabilitasi sekolah karena bencana. Untuk porsi beasiswa, Kemendikbud membagi 3 jenis beasiswa.
Pertama adalah Presidential Scholarship , yang mensyaratkan penerima diterima di salah satu dari 50 universitas top di dunia. Kedua, Government Scholarship yang memberikan beasiswa ke luar negeri di manapun kampusnya, asal kembali ke Indonesia. Ketiga, Affirmative Scholarship, beasiswa ini adalah kelanjutan beasiswa Bidik Misi, khusus mahasiswa tidak mampu tapi punya prestasi.
__._,_.___
Posted by: "Sunny" <ambon@tele2.se>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment