(dok/antara)
JAKARTA - Sebelas warga Puncak Jaya, Papua, ditemukan tewas. Sebelumnya, 41 warga dinyatakan hilang, di antaranya terdapat dua anak-anak. Tubuh warga ditemukan di pinggiran Kali Yamo. Dua perempuan di antaranya diperkosa di Tingginambut, Puncak Jaya. Kejadian itu berlangsung sejak 1 April 2013 hingga kini.
Terkait hal itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Suhardi Alius ketika dihubungi SH, Rabu (29/5) pagi ini, mengaku belum mengetahui peristiwa pembunuhan misterius yang terjadi di Puncak Jaya, Papua.
"Saya belum mendapat update data tersebut. Harus dicek anggota dulu ke Papua," katanya. Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi.
Terpisah, Sekjen Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Ones Suhuniap yang dihubungi SH, Selasa (28/5) siang, membenarkan kejadian tersebut. "Sekarang warga masih mencari sisanya, 30 orang dewasa dan dua anak-anak," katanya.
Nama-nama korban yang berhasil ditemukan warga, di antaranya Eila Enumbi (27), Inoga Wonda (40), Deniti Telenggen (17), Telapina Morib (47), Aibon Tabuni (38), Yomiler Tabuni (48), Bongar Telenggen (35), Yos Kogoya (70), Yanenga Tabuni (36), Yerson Wonda (29), Eramina Murib, dan Regina Tabuni.
Atas serangkaian peristiwa di Puncak Jaya, Ones menyebutnya operasi gelap atau pembunuhan, serta upaya penghilangan orang asli Papua di Puncak Jaya. Dia mengatakan operasi gelap di Puncak Jaya sudah belangsung sejak 1 April 2013 hingga sekarang di mana para korban belum ditemukan.
"Selama satu setegah bulan ini, pembunuhan misterius terus berlangsung. Bahkan ada juga pemerkosan terhadap perempuan, yaitu dua siswa SMA. Ada pula dua anak yang lari ketakutan setelah melihat orang tuanya dibunuh. Dua anak kecil itu hanyut di Kali Yamo, Kabupaten Puncak Jaya," ungkapnya.
Dia juga menceritakan ada sejumlah orang ditangkap. Mereka disiksa. Salah satunya siswa SMA kelas 3 yang ditangkap di Kota Puncak Jaya. Siswa itu kemudian disiksa sekitar dua pekan sebelum dibunuh. "Akhirnya dia dibunuh. Mayatnya ditemukan tanpa kepala di bawah kolong jembatan," ujarnya.
Ones menuturkan, seluruh warga Puncak Jaya saat ini masih berada dalam kondisi yang tidak tenang. Meski begitu, upaya pencarian anggota keluarga mereka yang hilang terus dilakukan dengan dibantu pula oleh anggota gereja setempat. Menurut laporan, aparat setempat masih melakukan penangkapan warga dengan alasan yang tidak jelas.
"Pihak keluarga sedang mencari 30 orang yang hilang secara misterius itu. Namun masih ada aparat di daerah itu memeriksa dan menangkap warga. Kondisi ini membuat masyarakat ketakutan melakukan aktivitas sehari-harinya," imbuhnya.
Salah satu korban bernama Eila Enumbi sebelumnya ditangkap dan ditahan selama dua minggu di sebuah markas aparat di Pos Purume, Kota Mulia, Puncak Jaya. Aparat membunuh Eila Enumbi pada 9 April 2013. Mayat Eila ditemukan di bawah kolong Jembatan Kali Yamo pada 26 April 2013.
Menyikapi kejadian itu, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) meminta kepada Komnas HAM Papua dan lembaga peduli kemanusiaan independen untuk segera melakukan penyelidikan dan mengungkap peristiwa kematian warga yang misterius itu.
"Kami meminta kepada Komnas HAM Papua dan peduli kemanusiaan independen segera turun ke Puncak Jaya, sebab operasi dan pembunuhan misterius terus berlangsung sampai saat ini," kata Ones. Dia meminta pemerintah serius menyelesaikan kasus pembunuhan warga Puncak Jaya serta meminta pelakunya diproses hukum. (Ninuk Cucu Suwanti/M Bachtia
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment