(SH/Daniel Pietersz)
Siswa-siswi kelas 4 Sekolah Madania mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan mata pelajaran Unit of Inquiry di Sekolah Madania, Telaga Kahuripan, Parung, Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/5).
"Oh Pancasila doang, itu mah gampang," kata Irfan Hakim, seorang murid SDN Negeri Kali Abang Bekasi dengan enteng. "Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua, Kemanusiaan Yang Adil Beradab. Ketiga, Persatuan Indonesia; keempat, kerakyatan yang, kerakyatan apa yaaa," ujarnya mengerenyitkan dahi sambil menggaruk-garuk kepala.
"Lupa bang !" ujarnya sambil tertawa. "Pokoknya yang Kelima, keadilan bagi rakyat Indonesia," lanjut siswa yang duduk di kelas 4 SD tersebut.
Tak berapa berapa lama Irfan yang kerap disapa dengan nama gaulnya Iphank pun langsung bergegas bermain futsal di lapangan menggantikan temannya yang kecapekan. Sekitar beberapa langkah dari tempat Irfan duduk tadi, SH menemui teman Irfan lainnya, yaitu Ahmad Rizki untuk menguji apakah dia hapal dengan kelima sila.
"Saya sudah ngelotok Pancasila, saya kan sering jadi petugas upacara bendera yang bacain Pancasila setiap hari Senin," kataya dengan penuh percaya diri.
Memang benar, Rizki hapal betul Pancasila. Rizki mengatakan tidak ada yang istimewa dari cara gurunya mengajarkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) di kelas. "Cara ngajarnya sama saja, buka buku, diterangin, kerjakan LKS, lalu kasih PR dan kumpulkan tugas," kata murid kelas 4 SD tersebut.
Rizki lebih menyukai pelajaran PPKN karena tidak perlu memutar otak untuk memecah rumus-rumus di dalamnya. Dia tidak terlalu memikirkan butir-butir yang terkandung dalam Pancasila untuk mengetahui nilai-nilainya.
Ketika SH meminta contoh nilai-nilai Pancasila yang kerap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, Rizki mengatakan, "Banyaklah contohnya, kayak main futsal supaya menang kita harus bersatu dan bersatu sama dengan persatuan Indonesia."
Di tempat lain, Syabila terbata-bata kala diminta untuk menyebutkan isi Pancasila. Matanya sesekali melihat ke arah dinding, tempat bingkai Pancasila ditaruh di tengah-tengah antara foto presiden dan wakil presiden. Ia tidak dapat mengucapkan semua sila Pancasila dengan lancar. "Nggak hapal kak," ucapnya malu-malu kepada SH, Kamis (30/5).
Anak kelas 4 SD Madania, Parung, Bogor, ini mengaku mengenal Pancasila saat ia duduk di kelas 1 SD. Namun Pancasila justru tidak ia dapatkan di kelas melalui pelajaran kewarganegaraan, tetapi saat upacara di sekolah yang dilakukan setiap dua minggu sekali.
"Waktu dengar pertama kali, aneh sih. Soalnya enggak tahu itu apa dan baru pertama kali mendengar itu. Waktu upacara, aku ikutin saja membaca Pancasila," kenangnya.
Syabila mengatakan bahwa hingga saat ini ia masih sulit untuk menghapal sila per sila, bahkan belum memahami dengan benar apa itu Pancasila. Meskipun tidak mengerti dan hapal setiap silanya, ia tetap menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Aku salat dan mengaji. Aku juga enggak bullying dan pilih-pilih teman. Ya sampai sekarang aku masih berusaha menghapalkan dengan tetap dengan menerapkan nilai-nilainya," ungkapnya.
Berbeda dengan Syabila, Raniya dan Ariz sangat lancar ketika mengucapkan sila-sila dalam Pancasila, serta makna Pancasila.
"Pancasila itu lambang Indonesia yang menunjukkan bineka tunggal ika, yaitu berbeda-beda tapi tetap satu. Kata ibu guru, kalau berbeda-beda, kita harus tetap bermain bersama, karena walaupun fisik dan latar belakangnya berbeda, sikapnya tetap baik. Jadi sama seperti bineka tunggal ika," tutur Raniya yang duduk di bangku kelas 4 SD.
Raniya mengatakan, ia bisa menghapalkan Pancasila dengan mudah. "Tapi selain dihapalkan, kita juga harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari," lanjutnya.
Selain Raniya, Ariz, murid kelas 5 SD Madania mengatakan ia pertama kali mendengar kata Pancasila sejak masih berada di bangku TK.
"Dengarnya dari guru, tapi waktu itu belum dihapal sila-silanya. Baru ketika SD dikasih tahu lagi waktu pelajaran IPS, tentang makna dan contohnya," ujarnya.
Ariz sendiri cukup lancar ketika ditanya mengenai makna Pancasila. "Sila satu itu bebas beragama, dua itu harus adil dalam keseharian, tiga itu boleh berteman dengan siapa saja, empat itu sebaiknya untuk memecahkan masalah itu bermusyawarah karena pemecahan bersama, yang kelima itu kesejahteraan itu bersama-sama. Tapi kalau diteruskan lagi tentang Pancasila, maknanya agak susah dan contohnya juga ada banyak," Ariz menambahkan.
Senada dengan Raniya, Ariz juga mengatakan bahwa Pancasila harusnya juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. "Saya cinta Indonesia, makanya ambil saja nilai yang positif, tinggalkan yang negatif," kata dia.
Saling Menghormati
Di SDN Negeri 1 Besuki, Menteng, tempat Presiden Amerika Serikat Barrack Obama pernah mengenyam pendidikan dasar walaupun hanya sesaat, SH menjumpai tiga siswi perempuan, yaitu Aisyah Nurfa' Izza (Sasya), Alysanissa Haliza (Alya), dan Tharissa Amalia (Ais). Ketiga siswi itu duduk di bangku kelas 5.
Ketika ditanya apa itu Pancasila. Sasya dan Alya menjawab ideologi negara, sedangkan Ais menjawab dasar negara Indonesia. Ketiganya dapat mengucapkan Pancasila dari sila pertama hingga sila kelima dengan lancar.
Rahasianya, selain Pancasila selalu dikumandangkan setiap upacara bendera tiap Senin pagi, guru mereka sering membuat tebak-tebakan yang mengenai Pancasila. Ada juga poster yang menggambarkan Garuda Pancasila dan isinya di setiap kelas.
Sasya mengartikan sila Pertama Ketuhanan yang Maha Esa dengan menghargai dan menghormati keyakinan dan kepercayaan orang lain dalam menjalankan ibadahnya masing-masing. Ia pun mengkritik beberapa organisasi masyarakat (ormas) yang mengatasnamakan agama dan kerap melakukan aksi anarkistis dalam menyelesaikan masalah.
"Kita harus menghormati seperti kalau ada orang lagi salat, jangan diganggu. Di TV, ada yang ormas yang marah-marah melarang pembangunan gereja. Ada juga masjid yang dirusak. Kan kasihan umat yang mau beribadah," katanya ketika ditemui SH di Jakarta, Kamis (30/5).
Alya memaknai sila ketiga, Persatuan Indonesia, dengan membangun kerukunan dan keharmonisan di lingkungan keluarga dan pertemanan terlebih dahulu. Ia mengkritik budaya tawuran yang kerap terjadi antaranak sekolah di Indonesia.
"Demi persatuan Indonesia, kita harus kompak antara keluarga dan teman. Kasihan ada anak yang meninggal karena tawuran, seharusnya kan fokus belajar," katanya.
Ais senang memiliki teman dari berbagai suku dan agama karena dapat mengenal budaya satu sama lain dan dapat saling menghormat serta menghargai setiap pendapat. "Kita punya temen dan adik kelas orang Ambon dan sering main bareng," katanya.
Ironisnya, contoh buruk soal pengabaian nilai-nilai Pancasila justru datang dari orang-orang dewasa yang seharusnya menjadi teladan. Sasya, Alya, dan Ais sedih dengan tingkah laku elite partai politik, anggota Dewan Perawakilan Rakyat (DPR), menteri yang terlibat kasus korupsi di Indonesia. Seharusnya mereka bisa mengemban tanggung jawab dengan jujur dan memberikan contoh yang benar kepada masyarakat.
"Korupsi juga, kalau menteri dan anggota DPR-nya pada korupsi, gimana bawahannya," keluh Ais.
Sasya melihat para koruptor sudah menyalahi dan tidak memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Mereka (para koruptor) sudah menyalahi sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
"Koruptor bukan sosok yang adil dan beradab. Uang yang tadinya untuk rakyat miskin, dikorupsi deh. Kasihan, orang miskinnya," kata Sasya merujuk pada sila kedua dan kelima.
Hal senada juga diutarakan Alya, perilaku korupsi juga bertentangan dengan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa karena perilaku korupsi diharamkan oleh agama.
"Agama kan mengajarkan nggak boleh korupsi," katanya merujuk pada sila pertama.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment