Situasi Mencekam di Papua Sengaja Diciptakan
(dok/antara)
Polisi belum bisa memberikan keterangan soal pembunuhan misterius di Puncak Jaya
JAKARTA - Kinerja operasi intelijen yang bertugas melakukan deteksi dini terhadap segala ancaman di Papua dipertanyakan efektivitasnya. Ini karena operasi intelijen deteksi dini dan pemetaan terhadap pelbagai jaringan yang berkepentingan di Papua, baik di dalam maupun luar negeri, sudah berjalan dengan sistematis.
"Pertanyaannya kemudian memang kenapa kejadian-kejadian yang meresahkan dan merenggut jiwa masih saja terjadi secara sistematis, yang mengganggu keresahan warga Indonesia di Papua dan warga asing dengan berbagai elemen aktivitas yang banyak di wilayah Papua," ujar anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo ketika dihubungi SH di Jakarta, Kamis (30/5).
Ia menyatakan hal itu menanggapi masih terjadinya aksi kekerasan di Papua. Terakhir seperti dilaporkan SH, Rabu (29/5), muncul aksi pembunuhan misterius di Puncak Jaya. Laporan sementara menyebutkan akibat kejadian itu sedikitnya 11 warga Puncak Jaya, Papua, ditemukan tewas dan 41 warga dinyatakan hilang, di antaranya terdapat dua anak-anak.
Tjahjo mengatakan pemerintah, seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto dan Kepala Badan Intelijen Negara Letnan Jenderal TNI Marciano Norman, menyatakan operasi intelijen telah berjalan baik.
Dengan adanya pernyataan itu, lanjut Tjahjo, sekecil apa pun gerakan yang mengganggu keamanan di Papua semestinya terdeteksi dengan baik. Namun, kata dia, masih saja terus muncul peristiwa atau kejadian pembunuhan misterius yang menyebabkan warga Papua resah.
"Itulah tadi yang menjadi pertanyaan saya. Semua langkah operasi sudah dilakukan, tapi operasinya menurut saya tidak pernah tuntas. Banyak faktor yang menjadi alasan, seperti alam. (Namun) Setidaknya jangan sampai ada kesan dipelihara situasi tersebut," ujarnya.
Menurutnya, prioritas yang mesti dilakukan pemerintah adalah lebih menajamkan koordinasi dan kerja sama di antara intelijen di pusat dan daerah. Setidaknya, lanjut Tjahjo, menyinergikan peran intelijen untuk mengantisipasi gerakan-gerakan terselubung yang berusaha menciptakan keresahan di Papua. "Korban sudah cukup banyak," katanya mengingatkan.
Terpisah, anggota Komisi I DPR Yorrys Raweyai mengatakan, peristiwa dan kejadian pembunuhan yang terjadi di Papua jangan pernah dibiarkan untuk tidak terselesaikan oleh aparat keamanan.
Ini karena, katanya, itu bisa membuat keraguan masyarakat Papua terhadap pemerintah semakin membesar. "Persoalan ini jangan dibiarkan. Kok kejadian ini masih saja berlangsung sehingga pihak internasional menyoroti peristiwa itu," ujarnya.
Penegak hukum, kata Yorrys, harus segera mengambil tindakan nyata dan tegas terhadap pelaku yang telah melakukan kejahatan di Papua. Sejauh ini belum ada tindakan hukum yang nyata dari aparat keamanan terhadap peristiwa atau kejadian pembunuhan warga di Papua.
Pemerintah, lanjutnya, tidak bisa memakai gaya lama dengan hanya membantah kejadian tersebut, tanpa melakukan proses hukum atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. "Jangan ada pembiaran. Aparat keamanan harus bisa mengungkap kasus-kasus ini," ujarnya.
Selain itu, kata Yorrys, pemerintah seharusnya membuka akses kepada media massa, baik nasional dan internasional, agar mendapatkan fakta dan pemberitaan yang berimbang.
Bantah Operasi Gelap
Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Marsekal Muda TNI Agus Barnas di Jakarta, Jumat (31/5) pagi, membantah tudingan dugaan adanya operasi gelap yang dilakukan aparat, baik militer maupun kepolisian, di daerah Puncak Jaya, Papua.
Ia menegaskan, alih-alih melakukan operasi militer, pemerintah justru mengutamakan pendekatan kesejahteraan di Papua, ternasuk di Puncak Jaya. "Kementerian Polhukam tidak pernah mengintruksikan operasi gelap di Papua. Kita melakukan pendekatan kesejahteraan untuk penanganan masalah Papua," katanya.
Mengenai keberadaan kelompok separatis, menurut Agus, diperlakukan sama dengan masyarakat pada umumnya, sepanjang tidak melakukan tindakan kriminal. "Mereka berbaur dengan masyarakat. Tidak ada penumpasan separatis. Kalau melakukan tindakan kriminal, seperti penganiayaan, pembunuhan, dan lainnya, tentu kita melakukan penegakan hukum," ujarnya.
Terkait kekerasan terakhir di Puncak Jaya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Suhardi Alius kepada SH mengaku belum bisa memberikan keterangan soal pembunuhan misterius di Puncak Jaya sejak 1 April 2013 itu. Sementara Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Christian Zebua malah membantah.
Seperti diberitakan SH, Rabu, sedikitnya 11 warga Puncak Jaya, Papua, ditemukan tewas. Sebelumnya, 41 warga dinyatakan hilang, di antaranya terdapat dua anak-anak. Tubuh warga ditemukan di pinggiran Kali Yamo. Dua perempuan di antaranya diperkosa di Tingginambut, Puncak Jaya. Kejadian itu berlangsung sejak 1 April 2013 hingga kini.
Sekjen Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Ones Suhuniap yang dihubungi SH, Selasa (28/5) siang, membenarkan kejadian tersebut. "Sekarang warga masih mencari sisanya, 30 orang dewasa dan dua anak-anak," katanya.
Nama-nama korban yang berhasil ditemukan warga, di antaranya Eila Enumbi (27), Inoga Wonda (40), Deniti Telenggen (17), Telapina Morib (47), Aibon Tabuni (38), Yomiler Tabuni (48), Bongar Telenggen (35), Yos Kogoya (70), Yanenga Tabuni (36), Yerson Wonda (29), Eramina Murib, dan Regina Tabuni.
Atas serangkaian peristiwa di Puncak Jaya, Ones menyebutnya operasi gelap atau pembunuhan, serta upaya penghilangan orang asli Papua di Puncak Jaya.
"Selama satu setengah bulan ini, pembunuhan misterius terus berlangsung. Bahkan ada juga pemerkosaan terhadap perempuan, yaitu dua siswa SMA. Ada pula dua anak yang lari ketakutan setelah melihat orang tuanya dibunuh. Dua anak kecil itu hanyut di Kali Yamo, Kabupaten Puncak Jaya," ungkapnya. (M Bachtiar Nur)
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (2) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment