Kala Televisi Dikuasai Rating dan PenguasaOleh: Fandy HutariJudul: Kekuasaan dan Hiburan
Tahun penerbitan: Cetakan kedua (1998)
Penerbit: Yayasan Bentang Budaya
Tebal: xiv+180 halaman
Membaca pikiran seorang sutradara kawakan macam Garin Nugroho soal film mungkin sudah biasa. Namun, bagaimana jika yang dipikirkan Garin adalah soal televisi di awal tahun 1990-an? Kita bisa melihat hal tersebut dalam bukunya, Kekuasaan dan Hiburan. Buku ini sejatinya merupakan kumpulan artikel sang sutradara di beberapa media massa dan makalah. Menarik untuk disimak, rating sudah menjadi pembahasan Garin ketika itu. Ia pun melihat bahwa ada "tangan tak terlihat" dari penguasa yang juga turut memengaruhi wajah televisi kita, di masa awal perkembangan industri televisi.
Telenovela dan pentingnya rating!
Garin menulis buku ini sesuai jiwa zamannya—buku ini terbit pertama kali pada 1995, kemudian terbit ulang pada 1998. Jadi, ia mengemukakan segala pendapatnya soal televisi di awal 1990-an. Dan saat itu, televisi kita tengah dibombardir demam telenovela. Garin mendokumentasikannya dalam salah satu artikel berjudul "Maria Mercedes". Kala itu, tokoh Maria Marcedes sangat digandrungi ibu-ibu. Garin menggambarkannya dengan sebuah ilustrasi "Seorang rekan wartawan terpaksa mengeluarkan pembantu wanitanya. Soalnya, pembantu itu memaksa anak-anaknya makan secara tergesa-gesa sebelum waktunya, supaya si pembantu tak terganggu menonton wanita pujaannya (halaman 43)." Wanita pujaan yang dimaksud adalah Maria Marcedes, tokoh dalam telenovela berjudul sama yang tayang pada 1992 di RCTI.
Di masa penayangannya dulu, Maria Marcedes memang sangat populer sebagai tontonan, yang tidak hanya menyuguhkan hiburan tapi juga mimpi kolektif pemirsanya. Maria yang diperankan oleh aktris Thalia ini, dikisahkan hidup miskin dan harus berjuang menghidupi keluarganya dengan cara berjualan lotre dan bunga. Telenovela impor produksi Meksiko ini pun mampu menyihir penontonnya.
Garin menyebut opera sabun semacam Maria Marcedes sebagai bagian dari identitas kodrat keibuan kita. Sebab, Garin melanjutkan, dalam kehidupan sehari-hari, keibuan tak mampu lagi secara nyata menguasai masalah rumah tangga yang hinggap begitu kompleks. Pada konteks inilah opera sabun memberi pelepasan sekaligus identifikasi, karena senantiasa memberi harapan pada harmoni keluarga yang penuh goncangan. Dalam konteks ini, Garin sedang menjelaskan bagaimana penonton yang rata-rata ibu-ibu (53 persen) menjadikan telenovela sebagai semacam cermin kehidupannya.
Baca selengkapnya >> www.remotivi.or.id
Remotivi adalah sebuah inisiatif warga untuk kerja pemantauan tayangan televisi di Indonesia. Cakupan kerjanya turut meliputi aktivitas pendidikan melek media dan advokasi yang bertujuan (1) mengembangkan tingkat kemelekmediaan masyarakat, (2) menumbuhkan, mengelola, dan merawat sikap kritis masyarakat terhadap televisi, dan (3) mendorong profesionalisme pekerja televisi untuk menghasilkan tayangan yang bermutu, sehat, dan mendidik.
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment