Thursday, August 15, 2013

[batavia-news] Pendukung Mursi Bakar Tiga Gereja

 

 
 
Pendukung Mursi Bakar Tiga Gereja
Henri Loedji | Kamis, 15 Agustus 2013 - 13:33:11 WIB
: 348


(dok/AP Photo)
SELAMATKAN DIRI - Sejumlah wartawan lari menyelamatkan diri saat terjadi bentrokan antara pendukung presiden terguling Mesir Muhammad Mursi dan polisi di Kairo, Rabu (14/8).
Ratusan orang tewas dalam bentrokan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan.

KAIRO – Pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, membakar tiga gereja dalam kerusuhan Rabu (14/8). Gereja dibakar setelah demonstran pro-Mursi dibubarkan polisi di Kairo.

Para penyerang melempar bom api ke Gereja Mar Gergiss di Sohag, salah satu kota dengan komunitas Kristen Koptik terbesar di Mesir. Kantor berita MENA mengabarkan, aksi itu membuat gereja habis terbakar.

Aparat keamanan mengatakan dua gereja lain diserang di Provinsi El-Menia, mengakibatkan sebagian bangunan terbakar.

Kelompok pembela hak-hak Koptik, Maspero Youth Union (MYU), melaporkan informasi serupa. Mereka menuding gerakan Ikhwanul Muslimin, pendukung utama Mursi, berusaha "mengobarkan perang" terhadap penganut Kristen di negara itu. Penganut Koptik di Mesir mencapai 10 persen dari sekitar 84 juta jiwa penduduknya.

Ratusan orang tewas dalam bentrokan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan di Kairo, Rabu. Peristiwa itu diduga menjadi pemicu serangan terhadap umat Kristen.

Gereja Koptik terang-terangan mendukung penggulingan Mursi oleh militer. Pemimpin Koptik Mesir, Tawadros II, tampak berdiri di samping kepala militer, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi saat mengumumkan kudeta militer pada 3 Juli lalu.

Sejak kudeta, keadaan Mesir tidak pernah tenang. Pendukung Mursi terus saja mendesak pemimpinnya dikembalikan ke kursi presiden. Pemerintah peralihan, yang didukung sebagian besar rakyat Mesir dan militer, bergeming dan tetap berpegang pada rencana menggelar pemilihan umum tahun depan.

Bentrokan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan pada Rabu kemarin menjadi yang terbesar dalam sebulan terakhir. Beberapa jam setelah tentara menyerbu perkemahan demonstran di Rabaa al-Adawiya, Kairo Timur, koresponden AFP menghitung setidaknya 124 jenazah dijejerkan di masjid setempat.

Di sebuah lapangan yang disulap jadi rumah sakit darurat, tampak darah berceceran di mana-mana. Para dokter berjuang menyelamatkan korban. Namun, minimnya jumlah dokter dan peralatan membuat banyak korban tak tertangani.

Seorang fotografer lepas, Mosa'ab Elshamy, menceritakan pengalamannya saat meliput bentrokan di Rabaa. "Apa yang paling mengerikan hari ini adalah sniper. Suara peluru amat menakutkan," kata Elshamy yang mengaku berdiri di samping seorang petugas medis yang kepalanya ditembus peluru penembak jitu.

"Sebagian besar jenazah yang saya lihat di rumah sakit darurat tertembak di bagian kepala atau dada," ujarnya. Elshamy berada di perkemahan demonstran selama lebih dari enam jam. Di dua masjid setempat, dia menghitung setidaknya ada 65 jenazah.

Seorang pengunjuk rasa, Yasser Mohammed mengatakan, sejumlah demonstran berusaha menghentikan buldoser dengan mengadang alat berat itu. "Kami berdiri menghadap buldoser. Tangan saya terluka karena tembakan senjata api," kata insinyur berusia 24 tahun itu.

Saksi mata lain mengatakan, demonstran mengambil alih gedung yang belum selesai dibangun. Dari tempat itu, mereka melemparkan bom molotov ke pasukan keamanan yang berada di bawah.

"Kami berusaha mencegah pasukan keamanan mendekati panggung dan masjid. Mereka menggunakan peluru, sementara kami hanya bersenjatakan batu dan bom molotov," kata Ahmed Shaker, ahli kimia 28 tahun yang membawa beberapa botol bom molotov.

"Semua orang yang ada di sini siap mati. Saat turun ke jalan, kami semua tahu risikonya dan kami pantang mundur. Saya sudah menuliskan surat wasiat dan nomor rekening bank kepada istri saya," kata ayah satu anak itu.

Kementerian Kesehatan menyebutkan, 235 orang warga sipil tewas dalam bentrokan di Kairo dan beberapa tempat lain di seantero Mesir. Kementerian Dalam Negeri menyebutkan, setidaknya 43 orang petugas keamanan kehilangan nyawa.

Di antara korban tewas adalah seorang perempuan 17 tahun bernama Asmaa al-Beltagui. Juru bicara Ikhwanul Muslimin mengatakan, Asmaa adalah putri seorang pemimpin gerakan itu, Mohammed al-Beltagui.

Wartawan juga tidak luput jadi korban. Stasiun televisi Inggris, Sky News mengatakan, juru kamera Mick Deane, tewas tertembak selagi meliput kerusuhan.

Pada Rabu malam, pejabat keamanan mengatakan keadaan di Rabaa al-Adawiya sudah tenang dan tidak ada kerusuhan lanjutan. Beberapa saat kemudian, pemerintah menyebutkan keamanan di seluruh penjuru negeri sudah berhasil dipulihkan.

Menteri Luar Negeri RI, Marty M Natalegawa dalam siaran pers Rabu, menyatakan keprihatinannya atas perkembangan terkini di Mesir yang semakin memburuk setelah Pemerintah Sementara berupaya menghentikan dan membubarkan aksi demonstrasi.

Menurutnya, penggunaan kekerasan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tidak akan menyelesaikan permasalahan. "Masyarakat internasional perlu terus mendukung upaya rekonsiliasi antara pihak-pihak di Mesir dan mendesak penghentian kekerasan," katanya. (AFP/AP)

Sumber : AFP/AP

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment