Monday, April 14, 2014

[batavia-news] Koalisi Ramping Usung Kabinet Ahli

 

res : Mudah-mudahan koalisi ramping tidak meramping rakyat untuk menjadi kurus kering  sebab berkekurangan gizi, akibat para ahli korupsi berkerumun merebut harta di panggung kekuasaan negara.
 
 
Halaman Utama

Koalisi Ramping Usung Kabinet Ahli

Senin, 14 April 2014 Penulis: Cahya Mulyana/Nov/AB/X-5
RENCANA PDI Perjuangan dan Partai NasDem membangun koalisi yang ramping disambut positif. Koalisi yang ramping itu diharapkan bisa menciptakan kabinet yang didominasi kalangan ahli atau profesional.

''Kalau koalisinya terbatas, kabinetnya lebih profesional karena tidak harus mengakomodasi ketua partai dalam pemberian jabatan menteri, bisa diserahkan kepada orang yang kompeten di bidangnya. Hal itu kan tidak terjadi kalau koalisinya gemuk,'' kata peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Vermonte saat dihubungi, kemarin.

Menurut Philips, pada dasarnya semua partai politik mempunyai tujuan yang sama dan ingin yang lebih baik.

Namun, kata dia lagi, yang membedakan ialah bagaimana platform atau cara pandang partai politik tersebut. ''Hal ini diperlukan karena persoalan yang dihadapi Indonesia lebih mo dern dan kompleks. Maka itu, perlu berkoalisi dengan mengedepankan kemampuan pemerintahan,'' tutur Philips.

Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan pertimbangan kestabilan pemerintahan memang berlandaskan akomodasi politik. ''Namun presiden bisa meminta parpol mengajukan orang 'zaken' dengan seleksi ketat, kemudian oleh presiden. Pos-pos seperti ekonomi dan hukum harus diisi orang yang lebih paham, seperti dari kalangan profesional,'' tuturnya.

Hal sama ditegaskan pengamat politik UI, Andrinof A Chaniago. ''Zaken kabinet jangan basa-basi untuk mengatasi ketertinggalan Indonesia dengan bangsa lain. Minimal 60% kabinet terisi kalangan ahli/profesional,'' ujarnya.


Tidak sehat


PDIP kembali mempertegas koalisi tidak mengobral kursi kabinet ke mitranya. Sikap itu diambil dengan belajar dari pemerintahan sebelumnya.

''Sepuluh tahun PDIP berada di luar pusaran kekuasaan. Saat itu PDIP mempelajari baik. Kita simpulkan, lebih banyak partai menduduki posisi kekuasaan, semakin tidak sehat,'' ujar Wakil Sekjen DPP PDIP Aria Bima pada diskusi bertajuk Tiga Skenario Koalisi Pilpres 2014, kemarin.

Calon Presiden dari PDIP Joko Widodo alias Jokowi menegaskan tidak akan royal menebar kursi kabinet ke partai.

''Menteri akan diisi dari kalangan profesional,'' kata Jokowi di sela-sela kunjungannya ke Waduk Pluit, Jakarta, Utara, kemarin.

Ketua DPP PKB Marwan Jafar mengatakan jumlah parpol yang banyak dalam koalisi tidak meningkatkan mutu demokrasi. Sebaliknya, itu cenderung pragmatis. ''Lebih banyak parpol yang bergabung hanya menambah ruwet,'' ujar Marwan.

Pendapat serupa diungkapkan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Andi Nurpati. Menurut dia, sudah cukup pembelajaran sistem koalisi pada era Kabinet Indonesia Bersatu II. ''Banyak partai hanya membuat singgungan keras di dalam koalisi, contohnya banyak, seperti kebijakan penaikan (harga) BBM,'' jelas Andi.

Pada bagian lain, Djayadi Hanan mengatakan tiga poros koalisi terbangun bersandar pada platform dan chemistry, yakni koalisi pertama antara PDIP, NasDem, dan PKB. Poros koalisi kedua antara Golkar dan Demokrat. Adapun poros koalisi terakhir ialah Gerindra, Hanura, dan PAN.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment