Saturday, May 4, 2013

[batavia-news] Lima Orang Ditembak, Papua Masih Siaga Satu

 

 
 

Lima Orang Ditembak, Papua Masih Siaga Satu

Posted on May 3 2013 by Ferdinand Pandey / SH / IM

Polisi menangkap 10 orang dan menyita sebuah bendera Bintang Kejora.


Jajaran Kepolisian Resor Mimika Papua masih meningkatkan pengamanan di sejumlah lokasi dalam upaya menciptakan situasi keamanan dan ketertiban setelah insiden pengibaran Bintang Kejora di Pasar Minggu, Kwamki Baru, Timika, Rabu (1/5) siang.

Kapolres Mimika Jeremias Rontini di Timika, Rabu, mengatakan secara umum situasi di Timika masih terkendali. Meski demikian, polisi masih memberlakukan status siaga satu di seluruh wilayah Papua. "Pengamanan tetap kami optimalkan. Siaga satu belum ditarik sampai situasinya normal kembali," kata Rontini.

Pada Rabu siang, sekelompok warga berupaya mengibarkan Bintang Kejora di Pasar Minggu, Jalan Trikora, tepat depan SD Inpres Kwamki II. Aksi warga tersebut digagalkan aparat kepolisian dibantu sejumlah anggota garnizun TNI.

Aparat terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk memaksa warga menghentikan aksi nekatnya itu. Dalam kejadian itu polisi menangkap 10 orang dan menyita sebuah bendera Bintang Kejora.

Pengibaran bendera dilakukan saat warga datang ke lokasi itu untuk melayat salah seorang warga Kwamki Baru yang meninggal dunia. Namun, tak lama setelah pemakaman warga yang meninggal, sekelompok warga memblokade ruas Jalan Trikora kemudian berupaya mengibarkan Bintang Kejora.

Seorang saksi mata di Timika, Alpus Kayame, mengatakan peringatan hari aneksasi Papua Barat ke Negara Republik Indonesia yang ke-50 tahun di Papua, diwarnai penembakan dan penangkapan 13 aktivis dan masyarakat sipil oleh polisi Indonesia. Sepuluh di antaranya masih ditahan di Kantor Polres 32 Timika. Sementara itu, tiga lainnya dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat Karitas, Timika.

Sekitar pukul 12.00 waktu setempat, ratusan warga yang dikoordinasi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Timika, dibubarkan paksa dengan tembakan senjata api.

Alpius Kayame melihat lima truk polisi bersenjata lengkap dan beberapa mobil Avansa berkaca gelap–hitam, putih, abu-abu datang mengepung masa dari dua arah. Sebagian dari arah Gereja Tiga Raja dan sebagian dari arah Puskesmas Kwamki Baru. Saat itu, menurutnya, massa aksi sedang memulai kegiatannya dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora.

"Saya lihat truk polisi itu datang saat bendera dinaikkan, dikibarkan di tiang," kata Alpius kepada SH, Rabu. Menurutnya, polisi melakukan beberapa kali penembakan ke udara. Namun, dia memperkirakan ada pula yang menembak langsung ke masyarakat.

Pasalnya, dari 13 orang yang ditangkap, lima di antaranya menderita luka akibat tembakan senjata tajam. "Mereka, polisi keluarkan tembakan. Jadi, masyarakat itu langsung bubar. Ada lima orang yang kena tembak," Alpius menjelaskan.

Lima orang yang menderita luka tembak itu adalah Elias Onawame terkena tembakan di punggung kanan, Manfret Beanal kehilangan tiga jari tangan kanannya, kelingking, jari manis, jari tengah, setelah ditembak.

Manfred Beanal juga Ketua KNPB di Timika. Alpius Uamang ditembak di bagian paha kiri. "Alpius Uamang sekarang dalam kondisi kritis karena dia langsung ditangkap dan dibawa ke kantor polisi," tutur Alpius Kayame.

Ketiganya, Elias Onawame, Manfret Beanal, Alpius Uamang, saat ini sedang menjalani perawatan di RS Mitra Masyarakat Karitas, Timika. Sementara itu, dua korban luka tembak lainnya, Musa Elas dan Emeri, masih ditahan di kantor polisi 32 Timika. Mereka tak dapat pengobatan.

Musa Elas dipukul hingga wajahnya berlumuran darah. Menurut Alpius, Musa Elas disiksa setelah ditangkap polisi tidak jauh dari lokasi kegiatan saat akan melarikan diri untuk menyelamatkan bendera Bintang Kejora. Bendera Bintang Kejora juga dibawa polisi. "Polisi pukul Musa sampai babak belur. Hidung dia berdarah, sama bibir pecah," ujarnya.

Selanjutnya Emeri Kalkum. Dia ditembak di tangan kanannya, namun tidak dibawa ke rumah sakit. Sampai sekarang, dia masih ditahan di kantor polisi. Menurut Alpius, Emeri salah satu yang menjadi petugas pengibar bendera.

Sementara itu, nama-nama aktivis KNPB yang ditahan di Kantor Polisi 32 Timika, terdiri dari Noni Niwilingame, Domi Mom, Miriam Stenamum, Yakop Ona, Aminus Hagabal, Alpons, Hari Natal Hilimagay, dan Hisak Obagame.

Di Sorong, tim gabungan TNI-Polri yang melakukan patroli, Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIT, diadang sekelompok orang di kawasan Aimas, Kabupaten Sorong Papua Barat. Akibatnya, seorang aparat, Pelda Sultoni, terluka.

Penembakan ini menurut Koordinator Nasional Papua Solidaritas (Napas), Samuel Awom, menunjukkan darurat militer sedang berlangsung di Papua dalam bentuk instruksi perang terselubung terhadap rakyat sendiri.

"Pemerintah SBY melegalkan penembakan dan pembunuhan secara kilat pada rakyatnya sendiri," ujarnya.

This post was submitted by Ferdinand Pandey / SH / IM.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
MARKETPLACE


.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment