Sunday, April 28, 2013

[batavia-news] Publik Tak Puas Kinerja KIB II

 

 
 

Publik Tak Puas Kinerja KIB II

B6

 

JAKARTA – Publik tidak puas terhadap kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah komando Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sedikitnya, ada empat alasan yang muncul dari hasil survei kualitatif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), dengan tema "Publik Makin Khawatir dengan Kinerja Kabinet di Tahun Politik" di Jakarta, Selasa (29/1).

 Yang menarik, mayoritas publik yang tidak puas adalah mereka yang sebelumnya telah memilih SBY-Boediono pada Pemilu 2009 lalu. Menurut peneliti LSI Adrian Sopa, jumlah pemilih yang tidak puas lebih tinggi, yakni 43,18 persen, ketimbang yang puas, 41,62 persen. Beberapa alasan itu di antaranya, pertama, karena menteri yang berasal dari partai politik dinilai akan lebih mengurusi partai ketimbang kerja-kerja fungsional di kementeriannya masing-masing.

 "Di KIB II, ada tiga menteri yang sekaligus menjabat ketua umum partai. Mereka adalah Menko Perekonomian Hatta Rajasa, ketua umum PAN, Menakertrans Muhaimin Iskandar, ketua umum PBB, dan Menteri Agama Suryadarma Ali, ketua umum PPP. Menteri yang juga ketua umum partai  punya kecenderungan lebih sibuk mengurusi,  bahkan membesarkan partai politiknya dalam tahun politik, untuk pemilu legislatif dan pemilu presiden 2014," ungkap Adrian.

 Kedua, kata Adrian, karena ada menteri yang tersandung kasus korupsi seperti Andi Mallarangeng sewaktu aktif sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Penetapan Andi sebagai tersangka diyakini publik ikut menyumbang rusaknya kredibilitas kabinet SBY-Boediono. Setidaknya 84,06 persen publik berpendapat status Andi sebagai tersangka membuat kabinet rusak, 9,78 persen berpendapat tidak memengaruhi citra kabinet, dan hanya 6,16 persen publik yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

 "Andi Mallarangeng cukup besar membuat publik menilai kabinet buruk. Sebab, dialah satu-satunya menteri aktif dalam sejarah Indonesia yang ditetapkan sebagai tersangka. Apalagi, Andi juga pernah menjadi ikon Partai Demokrat yang mengampanyekan, 'Katakan Tidak pada Korupsi', tapi justru jadi tersangka," ulas Adrian.

 Alasan ketiga, menurut Adrian, akibat pemilihan menteri tidak sesuai kompetensi. Yakni, Roy Suryo menggantikan Andi sebagai Menpora. Kurang dari 50 persen atau 45,48 persen publik yang hanya menilai keputusan SBY tepat memilih Roy sebagai orang nomor satu di Kemenpora. Sementara, mereka yang menilai tidak tepat keputusan SBY dengan mengangkat Roy ada di angka 52,67 persen, dan 6,85 persen menjawab tidak tahu.

 Terakhir, merosotnya citra kabinet dinilai tidak lepas dari makin lemahnya kepemimpinan SBY di mata publik. Setidaknya, mereka yang tak puas kepemimpinan SBY di angka 57,72 persen, puas 35,91 persen, dan menjawab tidak tahu 6,38 persen. "Dibanding survei LSI Juni 2011, publik yang menyatakan kepuasan atas kepemimpinan SBY masih 47,20 persen. Namun, mendekati setahun lebih jabatannya berakhir atau pada survei Januari 2013, kepuasan SBY turun menjadi 35,91 persen," kata Adrian. (ind

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
MARKETPLACE


.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment