Siswa SMP Ditanya Ukuran Alat Kelamin
Junaidi Hanafiah | Kamis, 05 September 2013 - 11:03:03 WIB: 394
(Foto/Ist)
Ukuran alat vital (Ilustrasi)
Memperlihatkan gambar alat vital seperti dalam kuisioner tersebut, sama dengan merusak moral anak.
BANDA ACEH – Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Sabang, Provinsi Aceh diminta mengisi kuisioner tentang penjaringan kesehatan siswa. Namun, sejumlah orang tua siswa terkejut karena dalam kuisioner itu, siswa diminta mengisi ukuran alat kelamin mereka, daftar pertanyaan tersebut juga dilengkapi gambar alat vital.
Seorang orang tua siswa SMP 1 Sabang, Nurlina, Rabu (4/9) mengaku dirinya sangat terkejut ketika anak laki-lakinya yang baru duduk di kelas I SMP 1 Sabang, meminta bantuan padanya mengisi kuisioner yang dibagikan pihak sekolah.
"Anak saya tidak mengerti saat diharuskan memilih ukuran kelaminnya seperti yang telah digambar di kuisioner, saya sangat terkejut karena gambar alat vital seperti payudara, vagina, dan penis sangat jelas," sebut Nurlina.
Nurlina mengaku, halaman pertama hingga keempat kuisioner yang berjumlah enam lembar itu sangat bagus, siswa diminta mengisi riwayat kesehatan mereka. Selain itu, juga ada pertanyaan-pertanyaan tentang riwayat penyakit yang diderita siswa. "Ini sangat bagus karena sangat penting untuk diketahui, khususnya oleh pihak sekolah," ujar Lina.
Namun, dirinya sangat terkejut ketika melihat halaman lima kuisioner itu karena di halaman tersebut berisi gambar alat vital, payudara, vagina, dan penis. "Ada lima bentuk atau gambar payudara, vagina, dan empat bentuk penis yang harus dipilih atau dilingkari oleh siswa sesuai ukuran alat vital mereka. Saya tidak tahu apa maksud dari kuisioner itu," jelas Lina.
Selain Lina, Kusmawan, orang tua siswa SMP 1 Sabang lainnya juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, memperlihatkan gambar alat vital seperti dalam kuisioner tersebut, sama dengan merusak moral pada siswa, "Siapa pun yang mengeluarkan kuisioner tersebut harus ditindak tegas sehingga hal tersebut tidak boleh lagi terulang. Ini juga kecolongan sekolah yang tidak memeriksa setiap bahan yang masuk ke sekolah dan dibagi untuk anak-anak." Ungkap Kusmawan.
Anggota Komite Sekolah SMP 1 Sabang, Iskandar, kepada wartawan mengaku kuisioner tentang penjaringan kesehatan siswa disampaikan langsung melalui puskesmas di Sabang. "Tapi sekolah hanya bertugas mendistribusikan kepada siswa untuk diisi. Sekolah tidak membuat kebijakan untuk membuat kuisioner itu," sebut Iskandar.
Iskandar mengaku, kuisioner tersebut datang dari Dinas Kesehatan dan diedarkan melalui puskesmas, sehingga pihak sekolah tidak memiliki hak dan kewenangan apa pun. "Itu kebijakan Dinas Kesehatan, bukan kebijakan sekolah," ulang Iskandar.
Kepala Dinas Pendidikan Sabang, Misman menyebutkan, kuisioner tersebut telah dibagi kepada enam SMP di Sabang dan sebagian siswa telah mengembalikan ke pihak sekolah, tetapi banyak juga siswa yang tidak mengisi pertanyaan tentang ukuran alat vital.
Misman mengaku, kuisioner tentang kesehatan tersebut juga pernah diedarkan kepada siswa tahun 2012. Namun pihak sekolah tidak mengetahui ada gambar alat vital. "Tahun lalu juga tidak ada masalah," ujar Misman.
Miswan menyebutkan, setelah melihat daftar kuisioner tersebut, memang ada pertanyaan tentang ukuran alat kelamin lengkap dengan gambarnya dan sangat vulgar. "Gambar yang ada dalam kuisioner juga bukan sekadar garis-garis tapi seperti foto yang difotokopi dan terlalu vulgar untuk dilihat siswa SMP," sebut Misman.
Dinas Kesehatan Sabang mengaku, kuisioner penjaringan kesehatan siswa memang dibuat Dinas Kesehatan Sabang, untuk menjaring kesehatan termasuk kesehatan reproduksi remaja, beberapa pertanyaan dalam kuisioner tersebut juga terkait masalah pubertas dan kesehatan alat reproduksi.
Seorang orang tua siswa SMP 1 Sabang, Nurlina, Rabu (4/9) mengaku dirinya sangat terkejut ketika anak laki-lakinya yang baru duduk di kelas I SMP 1 Sabang, meminta bantuan padanya mengisi kuisioner yang dibagikan pihak sekolah.
"Anak saya tidak mengerti saat diharuskan memilih ukuran kelaminnya seperti yang telah digambar di kuisioner, saya sangat terkejut karena gambar alat vital seperti payudara, vagina, dan penis sangat jelas," sebut Nurlina.
Nurlina mengaku, halaman pertama hingga keempat kuisioner yang berjumlah enam lembar itu sangat bagus, siswa diminta mengisi riwayat kesehatan mereka. Selain itu, juga ada pertanyaan-pertanyaan tentang riwayat penyakit yang diderita siswa. "Ini sangat bagus karena sangat penting untuk diketahui, khususnya oleh pihak sekolah," ujar Lina.
Namun, dirinya sangat terkejut ketika melihat halaman lima kuisioner itu karena di halaman tersebut berisi gambar alat vital, payudara, vagina, dan penis. "Ada lima bentuk atau gambar payudara, vagina, dan empat bentuk penis yang harus dipilih atau dilingkari oleh siswa sesuai ukuran alat vital mereka. Saya tidak tahu apa maksud dari kuisioner itu," jelas Lina.
Selain Lina, Kusmawan, orang tua siswa SMP 1 Sabang lainnya juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, memperlihatkan gambar alat vital seperti dalam kuisioner tersebut, sama dengan merusak moral pada siswa, "Siapa pun yang mengeluarkan kuisioner tersebut harus ditindak tegas sehingga hal tersebut tidak boleh lagi terulang. Ini juga kecolongan sekolah yang tidak memeriksa setiap bahan yang masuk ke sekolah dan dibagi untuk anak-anak." Ungkap Kusmawan.
Anggota Komite Sekolah SMP 1 Sabang, Iskandar, kepada wartawan mengaku kuisioner tentang penjaringan kesehatan siswa disampaikan langsung melalui puskesmas di Sabang. "Tapi sekolah hanya bertugas mendistribusikan kepada siswa untuk diisi. Sekolah tidak membuat kebijakan untuk membuat kuisioner itu," sebut Iskandar.
Iskandar mengaku, kuisioner tersebut datang dari Dinas Kesehatan dan diedarkan melalui puskesmas, sehingga pihak sekolah tidak memiliki hak dan kewenangan apa pun. "Itu kebijakan Dinas Kesehatan, bukan kebijakan sekolah," ulang Iskandar.
Kepala Dinas Pendidikan Sabang, Misman menyebutkan, kuisioner tersebut telah dibagi kepada enam SMP di Sabang dan sebagian siswa telah mengembalikan ke pihak sekolah, tetapi banyak juga siswa yang tidak mengisi pertanyaan tentang ukuran alat vital.
Misman mengaku, kuisioner tentang kesehatan tersebut juga pernah diedarkan kepada siswa tahun 2012. Namun pihak sekolah tidak mengetahui ada gambar alat vital. "Tahun lalu juga tidak ada masalah," ujar Misman.
Miswan menyebutkan, setelah melihat daftar kuisioner tersebut, memang ada pertanyaan tentang ukuran alat kelamin lengkap dengan gambarnya dan sangat vulgar. "Gambar yang ada dalam kuisioner juga bukan sekadar garis-garis tapi seperti foto yang difotokopi dan terlalu vulgar untuk dilihat siswa SMP," sebut Misman.
Dinas Kesehatan Sabang mengaku, kuisioner penjaringan kesehatan siswa memang dibuat Dinas Kesehatan Sabang, untuk menjaring kesehatan termasuk kesehatan reproduksi remaja, beberapa pertanyaan dalam kuisioner tersebut juga terkait masalah pubertas dan kesehatan alat reproduksi.
__._,_.___
| Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment