Saturday, February 2, 2013

Ketika Sebuah Media Jepang Terjebak dalam Kongkalikong


Lebih menarik lagi mungkin bukan soal pemecatan tersebut, menurut Woodford yang diwawancarai Jake Adelstein yang dipublikasikan 21 Desember 2012, ternyata ada kongkalikong antara (entah) Olympus atau Yakuza dengan Jiji Press, sehingga Jiji Press membuat berita yang menjelekkan sepihak Woodford, dengan penulisan sumber di dalam Olympus, tetapi tak disebutkan identitasnya.
Jiji Press menuliskan bahwa Wooford telah mem-black-mail (memeras) manajemen  Olympus agar menjadikannya sebagai  CEO dengan menjanjikan tutup mulut akan adanya hitungan akunting yang tidak benar (accounting fraud) apabila dia jadi CEO.
"Jiji pasti sudah diatur untuk menuliskan demikian. Manajemen Olympus jelas mencoba merendahkan saya. Apabila Jiji berbicara ke saya kan pasti saya jelaskan yang sebenarnya. Tapi tentu kalau saya ditanya, pasti berita tuduhan itu tak ke luar jadinya. Jadi pasti mereka tak melakukannya," kata Woodford.
Guna mengantisipasi berita tersebut Woodford telah meminta auditor profesional PricewaterhouseCoopers guna membuat laporan lengkap dan membuat salinan surat-surat ke semua manajemen senior yang berekanan dengan  Ernst & Young.
"Bahwa tidak pernah menutupi apa pun dan atau tak ada yang saya tawari apa pun. Semua jelas dan transparan. Jelas itu jurnalisme yang ngawur. Sumber di Olympus jelas berbohong. Tanpa pengecekan apa pun, Jiji melepas berita kebohongan tersebut," tekannya lagi.
Setelah berita tersebut tersebar luas, Woodford melalui Pengacaranya beberapa jam kemudian menegur Jiji dan akhirnya Jiji menarik balik laporan berita tersebut serta menuliskan permintaan maaf.
Menarik sekali kasus Woodford ini, mulai prestasinya, keterlibatannya menentang rencana yang tidak benar di manajemen Olympus, sampai dengan pengusutan mendalam oleh pihak otoritas Jepang semua pihak, bahkan juga FBI Amerika Serikat, yang akhirnya menyimpulkan adanya keterlibatan pihak yakuza kuat dalam kasus tersebut.

No comments:

Post a Comment