(dok/antara)
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo (kanan) bersiap mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel,
JAKARTA - Proses penjaringan calon presiden dalam ajang Konvensi Partai Demokrat tidak mungkin netral, dan pasti akan diintervensi Ketua Umum Majelis Tinggi partai tersebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), untuk memenangkan adik iparnya, Pramono Edhie Wibowo.
Walau konvensi tersebut diikuti 11 kontestan, SBY dan istrinya, Ani Yudhoyono, akan berupaya "mati-matian" memenangkan Pramono Edhie, demi mengamankan berbagai kepentingan mereka pasca-Pemilu 2014.
Demikian dikatakan Guru Besar Ilmu Politik UI (Universitas Indonesia), Amir Santoso dalam wawancara dengan SH, Senin (2/9) pagi tadi.
"Sangat mungkin SBY dan istrinya Ani Yudhoyono akan melakukan intervensi, karena seperti yang Anda singgung barusan, Partai Demokrat merupakan partai dinasti, yang harus menang adalah anggota-anggota keluarga SBY. SBY dan Ani Yudhoyono pasti akan berupaya mati-matian agar Pramono Edhie bisa memenangi konvensi," kata Amir, merujuk pada persepsi yang selama ini muncul di kalangan publik, bahwa Partai Demokrat menerapkan politik dinasti dan nepotisme.
Para anggota keluarga SBY dapat dengan mudah menduduki jajaran kepemimpinan teras atau menjadi kader.
Contohnya adalah pada Kongres I Partai Demokrat di Bali tahun 2005. Ipar SBY, Hadi Utomo, terpilih sebagai Ketua Umum periode 2005-2010. Bahkan, usai pensiun sebagai Kepala Staff Angkatan Darat, Pramono Edhie bisa langsung menjadi kader partai tersebut dan kini malah sudah menjadi salah satu peserta Konvensi, atau bakal calon presiden (bacapres) Partai Demokrat.
Menurut Amir, belajar dari pengalaman tersebut, SBY pasti akan melakukan intervensi demi "mengamankan" semua kepentingan pribadinya bersama Ani pada masa pasca pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Dalam Pemilu dan Pilpres 2014 nanti, SBY sudah tak akan bisa mencalonkan diri lagi sebagai calon presiden, karena pasal Undang-Undang Dasar 1945.
"Kemenangan Pramono Edhie diperlukan demi mengamankan semua kepentingan mereka (SBY dan Ani) di masa depan," kata Amir.
"Ya, pokoknya semua kepentingan pribadi mereka terkait kekuasaan," jawab Amir ketika SH meminta dia menerangkan lebih spesifik "kepentingan" apa yang dia maksud.
Seperti diketahui, pada 30 Agustus 2013, Komite Konvensi sebagai badan pelaksana Konvensi Demokrat telah menetapkan dan mengumumkan 11 nama tokoh, yang akan bertanding merebut hati masyarakat demi memenangkan konvensi dan terpilih sebagai capres Partai Demokrat dalam Pilpres 2014.
Selain Pramono Edhie, 11 kontestan itu adalah Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan), Ali Masykur Musa (Anggota Badan Pemeriksa Keuangan), Dino Patti Djalal (Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat), Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI), Irman Gusman (Ketua Dewan Pertimbangan Daerah), Hayono Isman (anggota DPR sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Orde Baru), Marzuki Alie (Ketua DPR), dan Sinyo Hari Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).
Komite Konvensi mengatakan, proses seleksi akan berjalan transparan dan akuntabel, serta tidak mungkin akan ada intervensi karena pemenang akan dipilih langsung oleh rakyat melalui jajak pendapat. Jajak pendapat ini akan digelar tiga lembaga survei yang masing-masing dibuat tidak saling tahu satu sama lain sehingga mereka tidak akan bisa "bersekongkol" memanipulasi hasil survei.
Namun, Amir mengaku pesimistis pemilihan lewat jajak pendapat ini benar-benar akan dapat menihilkan kemungkinan intervensi dari SBY. Ia mengatakan, sang Ketua Majelis Tinggi pastilah akan tetap berupaya, entah dengan satu cara maupun cara lain, untuk memengaruhi hasil survei demi memenangkan Pramono Edhie.
"Pastilah akan tetap diintervensi, entah dengan satu cara maupun cara lain, agar mereka bisa memenangkan Pramono Edhie. Anda tahu sendiri Partai Demokrat itu partai keluarga SBY. Memanipulasi hasil survei itu mudah bagi orang-orang yang sudah duduk di kekuasaan. Sama seperti Pemilu 2009, saya yakin pemenangnya sebenarnya bukan Partai Demokrat, tapi kita tahu sendiri bagaimana kenyataannya akhirnya," kata Amir.
Namun, penilaian Amir tersebut dibantah sejumlah petinggi Partai Demokrat yang dihubungi SH, termasuk oleh Pramono Edhi.
Tak Ada Intervensi
Wakil Ketua DPP Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, mengecam penilaian Amir sebagai "komentar prasangka" yang tidak didasarkan pada fakta-fakta di lapangan.
"Itu komentar prasangka! Hasil konvensi ini semua diserahkan ke publik. Mereka yang akan menentukan langsung siapa yang menang melalui survei. Yang nantinya dipilih Majelis Tinggi sebagai pemenang, ya apa yang didapat dari survei, bukan apa yang diinginkan partai," kata Mubarok.
"Dalam sejarahnya, Pak SBY tidak pernah melakukan intervensi. Anda lihat sendiri bagaimana pada Kongres di Bandung dulu (Kongres Partai Demokrat tahun 2010-red), walau yang disukai Pak SBY sebenarnya adalah Andi Mallarangeng, namun yang terpilih tetap Anas Urbaningrum. Jadi, tidak benar ada intervensi," tambah Mubarok.
Senada dengan Mubarok, anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat sekaligus Sekretaris Komite Konvensi, Suaidi Marasabessy, juga mengecam pendapat Amir sebagai "pendapat apriori".
"Pendapat apriori seperti itu sudah berulang kali dibantah dan diluruskan. Komite konvensi telah diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan konvensi Capres dan memastikan pemenang melalui survei yang dilaksanakan tiga lembaga survei yang kredibel dan independen. Bahkan, untuk itu komite konvensi akan membentuk lembaga audit terhadap lembaga survei yang keanggotaannya diambil dari akademikus berintegritas," kata Suaidi, menjawab SH melalui layanan pesan singkat (SMS) karena dirinya sedang dalam rapat.
Saat menjawab pertanyaan SH pada 28 Agustus, Pramono Edhie juga telah membantah konvensi akan diintervensi SBY demi kemenangan dirinya.
"Wah, kalau intervensi dilakukan, sulit ya menjadi Presiden, karena (pemenang konvensi ini) yang memilih itu rakyat. Jadi, bagaimana mungkin mengintervensi rakyat, kita sudah percaya demokrasi harus ditegakkan. Kalau intervensi lagi nanti, waduh, berat," kata Pramono.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment