Wednesday, September 4, 2013

[batavia-news] Jabatan Dubes untuk Bagi-bagi Kekuasaan

 

res: Kekuasaan adalah rejeki  nomplok bagi penguasa rezim kleptokrasi neo-Mojopahit
 
 
 
Jabatan Dubes untuk Bagi-bagi Kekuasaan
Sigit Wibowo | Rabu, 04 September 2013 - 14:33:52 WIB
: 143


(dok/antara)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang melantik Dubes RI untuk negara sahabat beberapa waktu lalu.
Perwakilan diplomatik bukan untuk menampung pensiunan.

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya menghentikan kebiasaan buruk yang berlangsung sejak Orde Baru yang menjadikan jabatan duta besar untuk bagi-bagi kekuasaan dan menampung para pensiunan yang sebelumnya telah berjasa pada penguasa.

"Ini merupakan kebijakan presiden yang buruk karena jabatan duta besar bukan untuk kepentingan politik transaksional. Kondisi saat ini menjadi makin parah karena jabatan duta besar diperuntukkan pada politisi anggota setgab, para pensiunan Polri dan TNI, serta orang-orang yang telah berjasa pada partai politik yang berkuasa," kata pengamat politik LIPI, Indria Samego di Jakarta, Rabu (4/9).

Presiden tidak memiliki visi yang jelas dalam memperkuat diplomasi Indonesia ke luar negeri karena sejumlah jabatan dubes dijadikan tempat menampung para pensiunan. Tak mengherankan kualitas diplomasi Indonesia buruk dan tidak mampu memperjuangkan kepentingan nasional secara jelas.

Ia menyatakan negara-negara lain memilih para duta besar atau diplomat yang andal dan dipilih orang-orang berkualitas sehingga menguasai masalah. "Sebenarnya kalaupun kedutaan besar Indonesia di sejumlah negara ditutup juga tak akan banyak pengaruhnya karena memang keberadaannya tak terlalu penting," ujarnya.

Indria menyatakan, ketidakjelasan manfaat kedutaan besar atau perwakilan diplomatik di Indonesia terjadi karena presiden tidak memiliki visi yang jelas dalam merumuskan kepentingan nasional.

"Pemimpin negara-negara lain menggunakan perwakilan diplomatik untuk mempromosikan barang dan jasanya, sementara Presiden SBY berkunjung ke luar negeri untuk mencari penghargaan, memuji diri karena menjadi pemimpin demokratis dan memamerkan penghormatan pada hak asasi manusia (HAM)," ia memaparkan.

Presiden begitu bangga jika mendapat pengakuan atau penghargaan dari negara-negara lain terkait pelaksanaan demokrasi dan penghormatan HAM.

SBY telah mengangkat sejumlah pensiunan menjadi duta besar. Fauzi Bowo mantan Gubernur DKI menjadi dubes di Jerman, Komjen Ito Sumardi sebagai dubes di Myanmar; Letjen TNI Jhony Lumintang sebagai dubes di Filipina. Sejumlah politikus juga telah diangkat jadi dubes sebagai bagian dari pelaksanaan politik transaksional.

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yusril Ihza Mahendra membantah penunjukan Yusron Ihza Mahendra dilakukan atas dasar deal-deal politik. Menurut Yusril, inisiatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menunjuk Yusron Ihza Mahendra menjadi Dubes di Jepang diberikan karena kemampuan dan kepatutan Yusron Ihza Mahendra.

"Saya berpendapat, Yusron memang pantas untuk itu. Dia akan jadi Dubes RI pertama yang fasih berbahasa Jepang dan paling mengerti tentang kultur, politik dan ekonomi Jepang," kata Yusril.

Menurutnya, Yusron dibekali dengan gelar S-1 Hubungan Internasional dari FISIP UI, LLM dan PhD dari University of Tsukuba. Bukan hanya itu, sambung Yusril, Yusron juga bisa menulis disertasi dalam bahasa Jepang. Termasuk, menulis berbagai buku dalam bahasa Jepang dan diterbitkan di negara Jepang,

"Ia juga bisa menulis beberapa buku tentang politik, ekonomi, dan pertahanan yang diterbitkan di sini. Yusron pernah menjadi pengamat ekonomi Asia Timur di Televisi NHK, juga menjadi dosen di Universitas Chiba. Yusron mempunyai banyak teman politikus Jepang, termasuk PM Abe dan mantan PM Fukuda," beber Yusril.

Kapasitas yang mumpuni lainnya, kata dia, Yusron pernah menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR yang menangani masalah luar negeri. Bahkan, pencalonan Yusron menjadi Dubes di Jepang adalah murni inisiatif Susilo Bambang Yudhoyono sejak lama atau sebelum Jusuf Anwar diangkat jadi dubes di sana.

"Saya melihat, Yusron diangkat jadi dubes di Jepang karena kemampuan, kecakapan, dan keahliannya. Dia memang sangat pantas untuk jabatan itu. Jadi Yusron bukan diangkat jadi dubes karena dia adik saya atau karena ada deal khusus atau ada deal antara PBB dengan Partai Demokrat. RI butuh dubes seperti itu untuk Jepang, bukan dubes asal angkat atau sekadar arisan politik," imbuh Yusril. (Ninuk Cucu Suwanti)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment