Thursday, September 5, 2013

[batavia-news] Umumkan Nama Jenderal Penerima Setoran Labora

 

 
 
Kamis, 5 September 2013 10:21 WIB

Umumkan Nama Jenderal Penerima Setoran Labora

Junaedi — HARIAN TERBIT

 
Protes Rekdut
JAKARTA— Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  diminta mengumumkan nama-nama petinggi Polri yang terbukti terlibat menerima aliran dana dari sejumlah anggota polisi yang memiliki rekening gendut, termasuk dari  Ajun Inspektur Satu  Labora Sitorus.
Mengomentari pemberitaan yang berkembang yang menyebut-nyebut  sejumlah petinggi Polri terima setoran dari polisi-polisi rekening gendut, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  untuk segera menyelidikinya. ''Bila perlu KPK harus mengumumkan nama-nama petinggi Polri yang terlibat tersebut,'' katanya kepada Harian Terbit di Jakarta, Kamis (5/9)
Neta berharap,  KPK jangan sampai melebihi dua minggu mengungkap nama-nama petinggi Polri yang terkait dengan polisi rekening gendut tersebut. ''Bila melebihi dua minggu dikhawatirkan kepercayaan masyarakat terhadap KPK akan merosot," kata Neta.
Bila KPk terlalu lama menyelidikinya, masyarakat menilai KPK takut terhadap Polri. Untuk itu, KPK harus berani kepada siapapun termasuk kepada Polri, apalagi data-data itu juga diungkap oleh  Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang  mencium adanya kejanggalan dalam transaksi di sejumlah rekening milik Labora sepanjang 2007-2012.
"Biarkan KPK nanti yang akan membuktikan siapa saja nama-nama petinggi Polri yang terlibat. Apakah nantinya kasus itu termasuk suap atau gratifiasi, KPK lah yang berhak membuktikannya," tuturnya.
Dugaan adanya main mata antara Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus dengan sejumlah petinggi kepolisian ternyata bukan isapan jempol. Polisi pengusaha itu mengaku telah menyetor hingga Rp 10 miliar untuk memuluskan bisnisnya.
"Ada dugaan gratifikasi," kata juru bicara keluarga Labora Sitorus, Wolter Sitanggang, kemarin. Wolter membawa kasus ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Aliran duit tersebut terungkap setelah Pusat Pelaporan dan Anali­sis Transaksi Keuangan mencium adanya kejanggalan dalam transaksi di sejumlah rekening milik Labora sepanjang 2007-2012. Selama periode tersebut, total transaksi mencapai Rp 1,5 triliun. Dalam transaksi-transaksi mencurigakan ini, PPATJ antara lain, menemukan adanya aliran dana ke sejumlah petinggi Kepolisian.
Labora, misalnya, beberapa kali menyetor secara tunai ke seorang petinggi di Kepolisian Daerah Papua. Jumlah yang disetor beragam, mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 629 juta. Pada 7 Maret 2012 pukul 10.15 WIT, misalnya, Labora mengirim Rp 15 juta melalui Bank Mandiri Sorong ke seorang perwira petinggi tersebut.
Informasi yang berkembang juga menyebut aliran duit Labora juga merembes hingga ke Mabes Polri.  Namun semua informasi mengenai aliran dana ke petinggi Polri ini sudah dibantah  Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar I Gede Sumerta Jaya membantah adanya aliran dana dari Labora kepada sejumlah anggota Polda Papua. "Benar atau tidaknya lihat di pengadilan," katanya.
Labora kini mendekam di tahanan Polda Papua. Dia dijerat dengan sejumlah tuduhan, yaitu menimbun bahan bakar minyak ilegal, dugaan pembalakan liar, dan dugaan pencucian uang

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment