Sunday, February 10, 2013

Pakai Gaun Transparan di Acara Resmi, Istri PM Israel Dikecam

Pakai Gaun Transparan di Acara Resmi, Istri PM Israel Dikecam Gara-gara salah kostum, memakai gaun beraksen renda transparan, istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jadi obyek kontroversi di negerinya sendiri. Apalagi baju itu dipakai Sara Netanyahu dalam acara resmi, pengambilan sumpah Knesset (parlemen Israel).

Dengan pakaiannya itu, yang mempertontonkan lengan, bahu, dan bagian perut, Sara dihujani kritik, baik dari kalangan konservatif maupun sekuler di Israel. Para pengecam menganggap pakaian macam itu tak patut dikenakan dalam sebuah acara resmi.

"Membuatku, dan semua masyarakat Israel bertanya-tanya: apa yang ada di pikiran Sara Netanyahu saat memakai gaun itu Selasa lalu," demikian isi artikel.

Di media lain, Times of Israeli, salah satu komentator fashion dengan nada sarkas mengatakan, Nyonya Netanyahu terlihat seperti iklan ban mobil Michelin.

Komentator itu menyebut gaun itu "murahan" dan "sangat tidak patut". Komentator lain bahkan menyarankan PM Netanyahu mengajak istrinya jalan-jalan ke Amerika Serikat, khusus untuk belanja baju.

Tak ketinggalan para pengkritik fashion juga memperbandingkan Sara Netanyahu dengan ibu negara lainnya. "Dia mungkin bukan ikon fashion seperti Michelle Obama, atau supermodel seperti Carla Bruni, istri mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy," demikian dimuat Haaretz. "Tapi dia bahkan tak ada apa-apanya jika dibandingkan Hillary Clinton, Laura atau Barbara Bush, atau ibu negara lain yang selalu tampil anggun."

Kritik juga datang dari kalangan Yahudi ultra-ortodoks. Menurut kalangan relijius Israel, Nyonya Netanyahu seharusnya menggunakan pakaian yang lebih sopan, apalagi sejumlah rabi juga menghadirinya.

Sebaliknya pembelaan datang untuk Sara Natanyahu. Seperti dimuat media Israel, Arutz Sheva, Kamis (7/2/2013), anggota parlemen Knesset, Aryeh Deri mengatakan, istri dari pejabat terpilih seperti perdana menteri seharusnya steril dari pengawasan media, apalagi jadi obyek kontroversi.

No comments:

Post a Comment