Sebelum ditemukan tak bernyawa di tempat tinggalnya di Rusunawa Griya
Tipar Cakung, Jakarta Timur, seorang pria yang mengaku bosnya Dwi Asih
Setyani dari CV Bintang Asia, sempat datang ke kamar Dwi. Pria itu
berjalan menuju lantai 5, D.504 rusunawa bersama seorang pria lain yang
juga rekan kerja Dwi.
"Dia bilang mendobrak pintu rumah tuh cewek (Dwi). Dan menemukan si cewek meninggal dengan tangan dan kaki terikat kabel, dan mulut tersumpal kain," tutur seorang saksi bernama Sulaiman di Jakarta.
Menurut Sulaiman, bos Dwi dan rekan kerjanya datang setelah diberitahu sedang ada pertengkaran antara Dwi dan teman prianya. Teman Dwi diketahui juga pernah bekerja di CV Bintang Asia.
Bosnya Dwi menceritakan pertengkaran itu, kata Sulaiman, beberapa jam sebelum kejadian. "Bosnya cerita seperti itu. Karena cemas tak bisa dihubungi, dia datang sama temannya dan langsung mendobrak rumah tuh cewek. Setelah didobrak, mereka menemukan sudah tewas terikat " ujar Sulaiman, petugas keamanan di Rusunawa Cakung.
Sulaiman menyatakan, jasad korban sempat dibawa bos dan rekan kerjanya itu ke Klinik Dharma Bakti tak jauh dari Rusunawa Cakung. Mereka membawa korban menggunakan sepeda motor matic. "Katanya mereka mau dibawa ke klinik," ucap Sulaiman.
Petugas jaga klinik, Titi (42) mengatakan, saat jasad Dwi tiba di klinik hanya mengenakan pakaian tidur. Ketika diperiksa, Dwi diketahui sudah tak bernyawa. Sejumlah bekas lilitan pun ditemukan pada beberapa bagian tubuh.
"Saat saya periksa, memang sudah tidak ada nyawanya. Ada bekas lilitan di tangan dan kaki korban, lehernya juga merah seperti habis dicekik," ujar Titi.
Tanpa berpikir panjang, Titi segera melapor ke polisi. "Saya yang tahu kondisinya seperti itu langsung telepon ke polisi," kata dia.
Dwi diduga menjadi korban pembunuhan oleh mantan rekan kerjanya di toko CV Bintang Asia. Dwi bekerja sebagai kasir di toko tersebut.
"Kasus ini masih dalam penyelidikan dan pengembangan Polsek Metro Cakung. Saksi-saksi masih menjalani pemeriksaan. Termasuk pria yang katanya sih bosnya korban," ujar Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Polisi Didik Hariyadi.
Kini jasad Dwi berada di kamar jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat untuk diotopsi.
"Dia bilang mendobrak pintu rumah tuh cewek (Dwi). Dan menemukan si cewek meninggal dengan tangan dan kaki terikat kabel, dan mulut tersumpal kain," tutur seorang saksi bernama Sulaiman di Jakarta.
Menurut Sulaiman, bos Dwi dan rekan kerjanya datang setelah diberitahu sedang ada pertengkaran antara Dwi dan teman prianya. Teman Dwi diketahui juga pernah bekerja di CV Bintang Asia.
Bosnya Dwi menceritakan pertengkaran itu, kata Sulaiman, beberapa jam sebelum kejadian. "Bosnya cerita seperti itu. Karena cemas tak bisa dihubungi, dia datang sama temannya dan langsung mendobrak rumah tuh cewek. Setelah didobrak, mereka menemukan sudah tewas terikat " ujar Sulaiman, petugas keamanan di Rusunawa Cakung.
Sulaiman menyatakan, jasad korban sempat dibawa bos dan rekan kerjanya itu ke Klinik Dharma Bakti tak jauh dari Rusunawa Cakung. Mereka membawa korban menggunakan sepeda motor matic. "Katanya mereka mau dibawa ke klinik," ucap Sulaiman.
Petugas jaga klinik, Titi (42) mengatakan, saat jasad Dwi tiba di klinik hanya mengenakan pakaian tidur. Ketika diperiksa, Dwi diketahui sudah tak bernyawa. Sejumlah bekas lilitan pun ditemukan pada beberapa bagian tubuh.
"Saat saya periksa, memang sudah tidak ada nyawanya. Ada bekas lilitan di tangan dan kaki korban, lehernya juga merah seperti habis dicekik," ujar Titi.
Tanpa berpikir panjang, Titi segera melapor ke polisi. "Saya yang tahu kondisinya seperti itu langsung telepon ke polisi," kata dia.
Dwi diduga menjadi korban pembunuhan oleh mantan rekan kerjanya di toko CV Bintang Asia. Dwi bekerja sebagai kasir di toko tersebut.
"Kasus ini masih dalam penyelidikan dan pengembangan Polsek Metro Cakung. Saksi-saksi masih menjalani pemeriksaan. Termasuk pria yang katanya sih bosnya korban," ujar Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Polisi Didik Hariyadi.
Kini jasad Dwi berada di kamar jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat untuk diotopsi.
No comments:
Post a Comment