Tuesday, April 23, 2013

[batavia-news] Berenang Bersama Ikan Hiu + Digigit Hiu, Kaki Nelayan Nyaris Putus

 

 
 
Berenang Bersama Ikan Hiu
Selasa, 16 April 2013 | 14:55 WIB
Berenang Bersama Ikan Hiu KOMPAS/SRI REJEKI Pengunjung mencoba berenang bersama ikan hiu jenis black tip dan white tip di kolam penangkaran milik Cunmin (74) di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa, di Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (16/3/2013). Daya tarik wisata lainnya di perairan Karimunjawa adalah selam. Terdapat 18 titik menarik untuk penyelaman yang kaya akan terumbu karang dan biota laut.
 

BAGAIMANA rasanya berenang bersama ikan hiu? Mitos bahwa ikan ini ganas dan tidak segan memangsa manusia membuat hati berdebar-debar kencang ketika mencoba masuk ke dalam kolam berukuran 30 x 10 meter persegi, berisi lebih dari 10 hiu jenis sirip hitam (black tip) dan sirip putih (white tip).

Jangan lupa memakai baju lengan panjang atau cairan antinyamuk agar bebas dari gigitan nyamuk di dalam hutan.
-- Triyo Laksono
 
Di dalam kolam berkedalaman 1,5 meter ini, ikan-ikan hiu terkadang mendekati dan memutari kita. Namun, lebih sering menghindari manusia. Jika pengunjung ingin dikelilingi hiu, pemilik kolam akan melempar ikan kecil untuk memancing ikan-ikan hiu mendekat.

Di dalam air berwarna hijau kebiruan ditambah pemandangan pantai dan laut yang indah, acara berenang bersama ikan-ikan hiu jadi pengalaman yang tidak mudah dilupakan.

Berenang bersama ikan hiu menjadi salah satu ikon wisata di Kepulauan Karimunjawa. Warga setempat, Cunmin (74), merintis dua kolam hiunya sejak 30 tahun lalu sebagai daya tarik rumah apungnya yang berada di Pulau Menjangan Besar, salah satu pulau di Kepulauan Kari-munjawa yang secara administratif berada di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kolam-kolam itu sebenarnya ialah wilayah lautan yang diberi pembatas batu-batuan, tidak jauh dari pantai Pulau Menjangan Besar.

"Awalnya saya beli sepasang hiu. Lama-lama jadi banyak. Seekor hiu bisa melahirkan 2-3 ekor anak per kelahiran," kata Cunmin, pemilik Penginapan Apung Ikan Hiu Kencana, belum lama ini.

Cunmin pernah pula memiliki sepasang lumba-lumba, tetapi dilepaskan karena mahalnya harga pakan. Lumba-lumba perlu diberi makan setiap hari. Adapun 30 ekor hiunya diberi makan tiga kali seminggu. Sekali makan, hiu-hiu peliharaannya menghabiskan 20 kilogram ikan segar dengan harga Rp 5.000 per kg. Dari kolam hiunya, ia mematok tiket masuk Rp 5.000 per orang dan tambahan Rp 10.000 bagi pengunjung yang berenang di kolam hiu. Kapal sandar dikenai Rp 30.000 per unit. Rata-rata per minggu ia kedatangan 20 turis asing dan ratusan wisatawan domestik.

Ikan-ikan hiu di kolam Cunmin disebutnya jinak karena dipelihara sejak kecil. Sepanjang tak ada luka dan tidak bergerak yang mengagetkan, pengunjung bisa dengan nyaman berenang di kolam. Kenyataannya, ikan hiu hanya memangsa ikan-ikan kecil, kecuali jenis great white shark, bull shark, dan tiger shark yang dikabarkan pernah menyerang manusia.

Berenang bersama ikan hiu hanya salah satu daya tarik wisata di Karimunjawa. Ada sejumlah daya tarik wisata alam lainnya di kepulauan yang ditetapkan sebagai Taman Nasional Karimunjawa ini. Selain wisata bahari yang menonjol, seperti menyelam, snorkeling, memancing, pemandangan matahari terbit dan terbenam, wisata daratnya juga menarik. Sebut misalnya susur hutan mangrove, kemping, pengamatan burung atas 33 jenis burung darat dan pantai, susur goa, wisata religi ke makam Sunan Nyamplungan, dan wisata budaya seperti rumah adat suku Bugis.

Untuk menyusuri hutan mangrove atau bakau di Pulau Karimun dan Kemujan, tersedia jalur perjalanan atau trek dari papan kayu sepanjang 3 kilometer yang menembus jantung hutan. Dengan begitu, perjalanan di tengah hutan dengan pohon bakau setinggi rata-rata lebih dari 5 meter tetap terasa nyaman. Kita bisa leluasa mengamati kekayaan pohon mangrove yang tumbuh alami di lahan seluas 10,5 hektar.

"Ada empat shelter untuk beristirahat dan area pemandangan sunset bagi yang ingin menikmati suasana matahari tenggelam dengan nuansa berbeda. Jangan lupa memakai baju lengan panjang atau cairan antinyamuk agar bebas dari gigitan nyamuk di dalam hutan," kata Triyo Laksono, pemandu dari Tourism Information Center Karimunjawa.

Di sini terdapat 25 spesies mangrove sejati dari 13 famili dan tujuh mangrove ikutan dari tujuh famili. Masih ada pula lima spesies mangrove ikutan dari lima famili berbeda di luar area hutan pelestarian.

Di kawasan yang dikelola Balai Taman Nasional Karimunjawa ini terpasang papan informasi mengenai jenis-jenis mangrove di titik-titik tertentu sepanjang trek. Sayang, banyak papan yang kosong karena tulisan yang dicetak di atas bahan plastik ini pudar atau copot. Rumah yang dijadikan tempat penjualan tiket juga kurang dimanfaatkan untuk memberi informasi lebih banyak kepada pengunjung.

Jenis mangrove yang paling banyak ditemukan di Karimunjawa ialah Excoecaria agallocha. Namun, jenis yang paling luas penyebarannya ialah Rhizophora stylosa.

Kekayaan hutan mangrove Karimunjawa ditandai masih adanya jenis langka, seperti mangrove duduk (Schipiphora hydrophilaceae), waru laut (Malvaceae), mangrove betah (Excoecaria agallocha), mangrove tinggi (Rhizophoraceae), dan mangrove pedada lanang (Sonneratia alba). (SRI REJEKI)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

+++++

http://regional.kompas.com/read/2013/04/24/09552169/Digigit.Hiu.Kaki.Nelayan.Nyaris.Putus

Digigit Hiu, Kaki Nelayan Nyaris Putus
 
Penulis : Kontributor Bone, Abdul Haq | Rabu, 24 April 2013 | 09:55 WIB
 KOMPAS.com / ABDUL HAQ Akibat digigit hiu, seorang nelayan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru dengan kaki yang nyaris putus. Rabu, (24/04/2013).
 

BONE,KOMPAS.com - Kaki seorang nelayan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan nyaris putus setelah digigit  hiu saat tengah mencari ikan ditengah laut. Beruntung korban langsung diselamatkan oleh nelayan lainnya dan mengevakuasinya ake darat serta dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat. Rabu, (24/04/2013).

Peristiwa yang menimpa Arifuddin (20) warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini terjadi pada Selasa (23/4/2013), sekitar pukul 16.00 WITA. Saat itu korban tengah mencari ikan di perairan Teluk Bone dengan menggunakan sampan kecil.

Saat itulah seekor ikan hiu berukuran sekitar 1 meter menerkam kakinya. Arifuddin sempat terseret ke dalam air dan melawan hiu tersebut dengan dayung sampannya. Dia akhirnya mampu kembali ke sampannya yang telah terbalik. Sejumlah nelayan yang berada di sekitar lokasi bergegas menolongnya.

"Panjangnya sekitar satu meter untung saya dapat itu dayung dan langsung tusuk kepalanya baru saya naik kembali di perahu," ujar Arifuddin. Meski demikian kaki kanannya nyaris putus dengan luka robek akibat tiga gigitan hiu.

Menurut nelayan setempat, keberadaan hiu di perairan tersebut mengaku bahwa hal ini merupakan kejadian yang langka. "Ikan hiu di perairan teluk Bone memang kadang muncul tapi jarang sekali itupun biasa kalau muncul hanya lewat tidak menetap," ujar Lafame, nelayan yang mengantar Arifuddin.

Korban yang dilarikan ke RSUD Tenriawaru Bone langsung mendapatkan perawatan intensif. "Korbannya tiba kemarin sekitar jam 6 sore dan langsung dirawat inap dan lukanya sudah agak baikan cuma untuk berjalan kayaknya belum bisa," ungkap singkat Ramly, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) RSUD Tenriawaru.

Editor :
Kistyarini

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
MARKETPLACE


.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment