Saturday, April 27, 2013

[batavia-news] Intoleransi Bukan Cerminan Wajah Indonesia

 

Ref: Kalau intoleransi bukan cermin wajah NKRI, lantas wajah siapa atau apa yang dicerminkan? 
 
 

[JAKARTA] Adanya tindakan intoleran sesungguhnya tidak mencerminkan wajah Indonesia yang sesungguhnya menjunjung Bhineka Tunggal Ika.

Dalam survei yang dilakukan sebuah media massa nasional, menyebutkan 98,9 persen orang di Indonesia meyakini bahwa toleransi adalah modal hubungan antar masyarakat yang paling tepat bagi Indonesia.

Ketua Moderate Muslim Society Zuhairi Misrawi mengatakan Jawa Barat menjadi daerah yang paling banyak terdapat kelompok fundamentalis yang sesungguhnya sangat merana dari sisi ekonom.

Menurutnya, diperkirakan ada sekitar 50 kelompok fundamentalis di wilayah tersebut. Bahkan lanjutnya fundamentalisme ini sudah masuk ranah kepolisian dan angkatan bersenjata. Sebuah situasi yang baginya sangat berbahaya.

Sementara itu, meski 98,9 persen setuju toleransi, kegalauan masyarakat yang hanya sekitar 1 persen itu patut diperhatikan. Berdasarkan monitoring sejak tahun 2008 aksi fundamentalis itu terjadi di daerah Bogor, Bekasi dan Depok. Ada pula kasus yang menimpa jamaah Ahmadiyah di Bandung dan Kuningan.

"Pancasila seharusnya menjadi kitab suci kita dalam berbangsa dan bernegara. UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika harus menjadi pemersatu," katanya dalam Dialog Kebangsaan bertema Menggugat Peran Negara dalam Kebebasan Beribadah, di Jakarta, Sabtu (27/4).

Oleh karena itu, intelektual muda Nahdlatul Ulama ini memandang diperlukannya upaya menumbuhkan toleransi dan multikulturalisme, membangun dialog, mendorong lahirnya kebijakan publik serta mendorong masyarakat sipil konsisten harmoni dan membangun kebersamaan.

Dialog kebersamaan ini diadakan Forum Masyarakat Katolik Indonesia-Keuskupan Agung Jakarta (FMKI KAJ).

Ketua Bidang III FMKI KAJ Handoyo Buddhisejati mengungkapkan seminar ini diadakan untuk menyadarkan pemerintah agar dapat lebih berperan sebagai pengayom masyarakat, termasuk kalangan yang kebebasan beragamanya sering diganggu.

"Negara nyaris selalu absen dalam menghentikan sederet pelanggaran kebebasan beribadah di tanah air," ucapnya.

Handoyo mengaku prihatin karena berdasarkan catatan Setara Institute tentang kekerasan yang dialami kaum minoritas. Tahun 2011 tercatat ada 244 kasus dan angka itu meningkat menjadi 264 kasus tahun 2012. [R-15]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
MARKETPLACE


.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment