Caleg Gerindra Wajib Nyetor Rp300 juta
Kinoy — HARIAN TERBIT
JAKARTA–Partai Gerindra yang dibidani Prabowo Subianto secara tegas mengatakan bahwa seorang yang ingin maju sebagai caleg, wajib nyetor Rp300 juta. Dana itu akan digunakan untuk membiayai saksi dan atribut dalam Pemilu 2014.
"Biaya untuk Pemilu memang mahal, karena itu Gerindra meminta kontribusi dari masing-masing caleg, dana gotong royong, besarannya mungkin sekitar Rp 300 juta. Uang itu bukan untuk partai, tetapi dikembalikan untuk para caleg, untuk pembiayaan saksi dan atribut," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, Rabu, di Semarang.
Gerindra tidak menginginkan dana parpol hanya didukung oleh satu atau segelintir orang, karena akan menimbulkan politik balas budi. Karena itu dibuatlah sistem gotong royong, yang selain diperuntukkan bagi pembiayaan saksi dan atribut, akan digunakan untuk subsidi silang.
"Misalnya ada orang yang memiliki kapasitas dan pengaruh besar, tetapi memiliki dana terbatas, bisa ada subsidi silang. Dana gotong royong itu merata. Kalau ada pengecualian, itu kebijakan parpol. Kami hanya ingin mereka (caleg) punya kontribusi, bukan hanya modal dengkul," tambahnya.
"Caleg kami berasal dari berbagai latar belakang. Antara pengurus, kader dan pihak luar, semua memiliki kesempatan yang sama. Bukan kami kekurangan kader, tetapi kami ingin parpol dapat diakses oleh publik," pungkas Fadli Zon yang mantan wartawan Harian Terbit itu.
Editor — Maghfur Ghazali
Caleg Demokrat Wajib Setor Rp20 Juta
Kinoy/terbit — HARIAN TERBIT
DENGAN dalih untuk kepentingan kampanye, caleg Partai Demokrat di Surabaya, wajib menyetor Rp20 juta dan menunjukkan tabungan Rp100 juta. Kondisi seperi ini sepertinya bakal mempersulit kesempatan bagi kader Partai Demokrat Surabaya yang berkantong tipis.
Ketua Tim Pencitraan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrat (PD) Surabaya, Rusli Yusuf membenarkan adanya pungutan tersebut. Menurutnya, dana tersebut diberikan oleh 50 Daftar Caleg Sementara (DCS) yang di rekom partai.
"Selain mampu menunjukkan kepemilikan rekening sebesar Rp 100 juta, mereka dikenakan sumbangan Rp 20 juta kepada partai. Menurut saya itu angka yang wajar karena menjadi caleg butuh biaya dan siap finansial," ungkap politisi yang saat ini menjabat Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya ini.
Menurutnya, dana tersebut sebagian besar akan digunakan untuk kepentingan pencitraan partai. Beberapa kegiatan memang sudah disiapkan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat setelah PD dilanda badai stunami di tingkat elit politik.
"Total anggaran untuk biaya pencitraan kita belum tau karena saya belum menerima SK nya. Namun beberapa kegiatan seperti diskusi dan pendampingan masalah soaial menjadi agenda yang sudah disiapkan," jelasnya kepada beritajatim.com.
Berdasar informasi, dana tim pencitraan DPC Partai Demokrat Surabaya jelang kampanye mencapai angka Rp 2,7 miliar. Jika menerapkan aturan ini, maka dipastikan, seorang kader yang secara ekonomi biasa – biasa saja, akan kesulitan untuk mengakses pencalonan sebagai anggota legislatif, namun beda halnya dengan kader yang mempunyai ekonomi mapan maupun kader yang sudah duduk di kursio legislatif, akan sangat dengan mudah untuk mendaftarkan diri.
Aturan tersebut, sama halnya dengan memberikan kesempatan kepada kader kaya tanpa melihat kecakapan secara politik maupun loyalitas pada Partai.
Editor — Maghfur Ghazali
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment