Wednesday, May 8, 2013

[batavia-news] Nasib TKW NTT Memilukan, Sudah Miskin Diperdagangkan Lagi

 

 
 

Nasib TKW NTT Memilukan, Sudah Miskin Diperdagangkan Lagi
Rabu, 8 Mei 2013 | 8:20

Sebanyak 19 TKW ditahan di Polda NTT, untuk dimintai keterangan yang hendak diberangkatkan ke Malaysia dan Singapura. [Yos Kelen] Sebanyak 19 TKW ditahan di Polda NTT, untuk dimintai keterangan yang hendak diberangkatkan ke Malaysia dan Singapura. [Yos Kelen]

Berita Terkait

[KUPANG]  Perdagangan manusia (human trafficking) makin marak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Banyak  putra daerah NTT yang miskin dan tidak diperdayakan oleh pemerintah setempat mudah terpengaruh dengan iming-imingan mendapatkan kerja yang layak di luar negeri.

Mereka pun tidak berpikir panjang dan menerima tawaran tersebut, apalagi dengan iming-imingan gaji besar. Padahal  banyak dari mereka ditipu atau dibohongi oleh agen penyalur tenaga kerja.

Kepolisian NTT baru-baru ini menggagalkan upaya pengiriman 19 tenaga kerja wanita (TKW) oleh PT Okda Harapan Mulia cabang Kupang.

Perusahaan milik Lambertus Modok  yang berlokasi di Perumnas Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, merekrut anak NTT untuk dipekerjakan ke Singapura dan Malaysia.

"19 TKW itu langsung di bawa ke Polda NTT dan ditahan untuk dimintai keterangan sebagai saksi terhadap human traffiking serta pemalsuan dokumen TKW tersebut," kata Kabid Humas Polda NTT, AKBP Ida Pello, kepada SP di Kupang , Rabu (8/5) pagi.

Menurut  Ida Pello, 19 orang TKW itu direncanakan dikirim sebagai tenaga kerja di Singapura dan Malaysia.

"Pada TKW tersebut juga ditemukan pemalsuan kartu tanda penduduk (KTP) oleh pihak perusahaan sebagai Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) cabang Kupang. Penangkapan 19 TKW itu atas informasi yang disampaikan masyarakat setempat kepada pihak kepolisian," kata Ida Pello.

Pimpinan PT Okda Harapan Mulia cabang Kupang, Lambertus Modok, belum dilakukan pemeriksaan, karena pemeriksaan 19 TKW itu belum selesai.

"Hingga pagi ini, belum ada tersangka, namun dari hasil pemeriksaan TKW itu sudah ada calon tersangkanya, jelas Ida Pello.

Orang tua salah satu calon TKW, Kornelis Naik Kofi, saat ditemui SP di Mapolda NTT, mengatakan, anaknya Yance Lodo, direkrut perusahaan itu untuk bekerja di Malaysia, tetapi anaknya menelepon bahwa dia ditahan di Polkda NTT. "Dari informasi itu kami datang untuk melihat dia," kata Kornelis Kofi.

Menurut Yance Lodo, mereka ingin mencari kerja di Malaysia.

"Tetapi kalau dokumen kami di palsukan oleh perusahaan, itu kami tidak tahu. Kami juga berharap jangan ditahan, karena kami tidak bersalah dan tres. Kami hanya ingin berangkat sampai di tempat tujuan untuk bekerja. Itu harapan kami. Kami juga tidak tahu kalau perbuatan perusahaan itu melanggar hukum," kata Yance Lodo.


Pemalsuan KTP


Sementara itu, rohaniwan Pater Bernadus Beru, SVD  yang menjadi pimpinan Biara Bruder Gregorius (BBG) Kupang, mengatakan, masalah human trafficking (perdagangan manusia) di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur  (NTT) saat ini sudah sangat parah. Jika tidak ditangani serius akan sangat menghancurkan daerah ini.      

"Kita prihatin dengan kondisi daerah ini, jika pihak-pihak yang bertanggung jawab tetap membiarkan masalah human trafficking itu ada dan menggerogoti daerah ini. Pemerintah bersama pihak keamanan harus serius menanggani masalah ini," kata Pater Bernard kepada wartawan di Kupang.

Perdagangan manusia, kata Pater Bernard, justru dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan, namun mereka tidak mau tahu apa dampaknya. Mereka hanya ingin mendapatkan uang yang sebanyak-banyaknya dari pekerjaan yang tidak terpuji ini.

"Saya sudah kontak beberapa bupati di NTT, terutama di Flores dan Timor untuk  serius memperhatikan masalah ini. Kalau saya diberikan kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat, saya akan kupas habis-habisan masalah ini," katanya.

Menurut Pater Bernard, sasaran human trafficking ini adalah masyarakat kecil di desa-desa yang sedang terjepit secara ekonomi.

"Karena masalah ekonomi keluarga ini maka ketika ada tawaran untuk bekerja di luar daerah hingga luar negeri mereka langsung menyetujuinya," katanya.

Kasus terakhir yang dihadapi lima TKW asal Kabupaten Kupang dan Belu yang berhasil diselamatkan   Justice, Peace, and Integrity Creasion (JPIC)  SVD ini justu harus membuka mata pihak yang berwajib.

Kelima orang itu termasuk 19 orang yang ditahan Polda NTT sudah menjadi korban human trafficking. Karena menurut pengakuan mereka, KTP yang mereka pegang sendiri tidak tahu siapa yang membuatnya.

"Tiba-tiba saja mereka dibagikan KTP sebelum diberangkatkan. Kemudian, tidak ada tanggung jawab dari perusahan yang merekrut mereka untuk mengantar sampai tujuan. Mereka dilepaskan pergi tanpa arah," katanya.

Pater Bernard mengaku akan segera bertemua Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Kapolda NTT, Brigjen Pol Drs Ketut Untung Yoga Ana untuk membicarakan masalah ini. Pasalnya masalah ini harus ditanggapi serius.

"Jangan menari di atas penderitaan orang lain dong," tambah pater Bernard. [Yos/L-8]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment