Tuesday, May 7, 2013

[media-jabar] PRESS RELEASE "Dear Curator Curate Me: Selasar Sunaryo Art Space", Curated by Chabib Duta Hapsoro & Rizki Lazuardi, 19 May - 8 June 2013, at Wing Gallery - SSAS [1 Attachment]

 
[Attachment(s) from program SSAS included below]

Kepada Yth.

Redaktur Budaya

Di Tempat


Siaran Pers


Dear Curator Curate Me: Chabib Duta Hapsoro & Rizki Lazuardi

19 Mei – 8 Juni 2013

Selasar Sunaryo Art Space

Jalan Bukit Pakar Timur 100 Bandung 40198

www.selasarsunaryo.com

 

 

Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) bekerjasama dengan Roma Arts dengan bangga mempersembahkan Pameran Dear Curator Curate Me (DCCM). DCCM adalah proyek konseptual yang diajukan oleh Kristoffer Ardeña, seorang seniman Filipina. DCCM berlandaskan atas pertanyaan-pertanyaan seniman itu seputar relasi sosiologis antara pranata-pranata dalam sebuah medan seni rupa.

 

Kristoffer menawarkan 15 karya video kepada kurator untuk dibaca dan ditulis wacananya. Masih dalam proyek yang sama, ia kemudian mengundang kurator-kurator lain untuk memamerkan video-video tersebut dan menulis wacananya. Proses itu diulang terus menerus berikut wacana-wacananya yang juga turut berkembang seiring perbedaan wacana yang dikonstruksikan para kurator itu. Proyek berkelanjutan ini ditawarkan kepada SSAS tahun lalu. Proyek ini menantang, hingga membuat saya harus mengajak seorang teman yang menurut saya memiliki pengetahuan yang cukup mendalam terkait medium video yakni Rizki Lazuardi.

 

Untuk menanggapi tawaran Kristoffer, kami—saya dan Rizki—akhirnya memutuskan untuk menampilkan kesemua video itu dalam sebuah pameran fiktif. Fiktif, dalam arti pameran ini didasarkan pada latar belakang institusi seni dan diskursus yang dibuat-buat. Akan tetapi, pameran ini tetap melibatkan mekanisme presentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

 

Beberapa bagian dalam pameran ini difiksikan. Rizki menekankan bahwa prosedur pameran ini bukan dengan bagaimana ia membaca relasi di antara video-video itu. Karena semua video tidak dikumpulkan sendiri oleh Kristoffer, pada akhirnya Rizki harus menemukan urgensi kenapa mereka bisa dipamerkan.

 

Hantu, judul pameran yang diajukan Rizki, adalah jawaban yang sedikit subversif atas tantangan Kristoffer melalui DCCM. Hantu menggarisbawahi tawaran konseptualnya, yakni menjadikan pameran yang dikuratorinya sebagai ‘peristiwa’ (baca: karya) seni itu sendiri.

  

(Chabib Duta Hapsoro, Kurator Pameran)

 

Adapun detail rangkaian kegiatan adalah sebagai berikut;

Pembukaan                : Minggu, 19 Mei 2013, pk. 15.00 WIB

Dibuka oleh Krisna Murti

Di Amphiteater

(dilanjutkan dengan diskusi)

 

Diskusi                        : Minggu, 19 Mei 2013, pk. 16.30 WIB

Pembicara: Chabib Duta Hapsoro, Rizki Lazuardi dan Kristoffer Ardeña

Moderator: Roy Voragen

 

Durasi Pameran        : 19 Mei – 8 Juni 2013

Ruang Sayap - Selasar Sunaryo Art Space

Jl. Bukit Pakar Timur No. 100

Bandung 40198

 

Semoga rekan-rekan jurnalis berkenan untuk meliput dan menghadiri seluruh rangkaian kegiatan ini, mengingat pentingnya peran media massa dalam mewartakan kegiatan-kegiatan seni budaya di Indonesia.


Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.


Salam hormat,

Selasar Sunaryo Art Space

 

Elaine V. B. K.

Program Manager

 

Selasar Sunaryo Art Space

Jl. Bukit Pakar Timur No.100

Bandung 40198

Telp     : +62 22 2507939

Fax      :  +62 22 2516508

email    : selasar@bdg.centrin.net.id

 

 

 

 

 

 

 

 


Chabib Duta Hapsoro

 

Chabib Duta Hapsoro (lahir di Salatiga, 1986) menamatkan kuliah di Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Semarang pada 2010. Chabib belajar jurnalisme secara aktif di pers kampus almamaternya. Oleh Yayasan Kelola, ia terpilih dalam program Magang Nusantara 2010 sebagai asisten kurator di Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) dan kemudian meneruskan tugasnya hingga 2012. Kini ia menjadi kurator di institusi seni tersebut. Chabib sudah mengkuratori beberapa pameran di antaranya Unload/Reload , Nadi Gallery (2012), Bandung New Emergence volume 4, SSAS (2012) dan E, Pameran Tunggal Prilla Tania, SSAS (2013). Ia kini sedang menempuh pendidikan S2 di Program Studi Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB. 

 

 

Kristoffer Ardeña

 

Dear Curator Curate Me (http://www.dearcuratorcurateme.info/) adalah nafas cipta dari seorang Kristoffer Ardeña (http://www.ardena.info/). Termasuk seniman-magang di lingkar Roma Arts, Kristoffer Ardeña (1976, Dumaguete) hidup dan bekerja di Madrid/Spanyol and Manila/Filipina. Proyek-proyek individual yang digagasnya antara lain di Museo Carrillo Gil dan Museo Universitario de Arte Contemporáneo del UNAM, keduanya diselenggarakan di Meksiko, Vargas Museum dan the Cultural Center of the Philippines di Manila (Filipina), Centro de Arte Dos de Mayo Museum (Madrid), La Conservera Centro de Arte Contemporáneo di Murcia (Spanyol). Ia juga turut ambil bagian di berbagai proyek-proyek kolektif, beberapa di antaranya adalah 3rd Bucharest Biennale (Rumania), 3rd Guangzhou Triennale (Cina), Konstholl C di Stokholm (Swedia), Caixa Forum di Barcelona dan La Casa Encendida di Madrid (Spanyol), Casino Forum d’Art Contemporain (Luksemburg), Apexart di New York (AS), Museo Ex Teresa Arte Actual (Meksiko) dan the Museo de Arte Moderno di Medellin (Kolombia).   

 

 

Rizki Lazuardi

 

Rizki Lazuardi (1982, Semarang) bekerja dan tinggal di Jakarta. Selain secara tetap bekerja untuk Goethe-Institut Jakarta, dirinya juga sering terlibat dalam kegiatan programming dan kuratorial untuk festival serta pameran film-video di Indonesia, seperti antara lain OK Video, dan Jiffest. Diluar kerja programmingnya, Rizki juga aktif berkarya dengan medium audio-visual dan dipamer/tayangkan di Europe on Screen Jakarta, IFFR Rotterdam, Synch Festival Athens, Yokohama Triennale, Asian Hot Shots Berlin, dan De Bureen-City One Minutes Amsterdam. Rizki menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Komunikasi Massa, FISIP Universitas Diponegoro (2007). Disamping studi formal tersebut, dirinya juga mendapatkan fellowship dari Yayasan Kelola (2007) dan Berlinale Talent Campus for Visual Art di Jerman (2009).

 

 

Roma Arts

 

Roma Arts didirikan pada tahun 2011, mempromosikan cara memproduksi, presentasi, mengalami, dan menuliskan pelbagai bentuk seni. Roma Arts memberikan perhatian khusus pada praktek pengkaryaan, bentuk-bentuk presentasi karya, penghayatan seni dan wacana seni. Pada 2012, Roma Arts menginisiasi program residensi untuk memelihara hubungan kreatif secara personal. Dan pada 2013, Roma Arts mencetuskan website Contemporary Arts Bandung (www.contemporaryartsbandung.com).

(Roy Voragen)

 

 

 

__._,_.___

Attachment(s) from program SSAS

1 of 1 File(s)

Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
MARKETPLACE


.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment