Thursday, May 9, 2013

[batavia-news] Teh Kulit Salak Mampu Turunkan Diabetes + Riset Terapi Baru Seputar Diabetes

 

Ref: Berapa lama sudah diadakan test klinik tentang kemujaraban teh kulit salak dan berapa pasien diuji?
 
 

Teh Kulit Salak Mampu Turunkan Diabetes
Rabu, 8 Mei 2013 | 7:42

Salak [google] Salak [google]

 

[MALANG] Peneliti dari kalangan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang mengungkapkan, limbah kulit salak yang sudah diolah menjadi serbuk teh mampu menjadi obat penurun panas dan diabetes.  

"Ide dasar pembuatan teh dari kulit salak ini bermula dari keinginan kami untuk memanfaatkan limbah kulit salak karena mengandung unsur aktif 'Cinamic acid derivative'," kata salah seorang mahasiswa yang tergabung dalam penelitian teh kulit salak tersebut Mhas Agoes Triambada di Malang, Rabu (8/5).  

Selain Mhas Agoes Triambada, ada empat mahasiswa lain yang mendukung penelitian tersebut, yakni Audisty Oktavian, Saraswati, Wildan Noor, dan Rahayu.  

Lebih lanjut Mhas Agoes mengatakan bahwa Cinamic acid derivative merupakan senyawa yang mampu mendorong regenerasi sel epitel. Zat tersebut juga berperan penting dalam proses perbaikan pankreas pada penderita diabetes tipe I.  

Unsur aktif lain yang terkandung dalam kulit salak yang sudah diolah menjadi teh itu, kata Mhas Agoes, adalah Pterostilbene, yakni zat anti diabetes yang berperan langsung dalam menurunkan kadar gula darah.  

Teh berbahan baku limbah kulit salak karya lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang diberi nama "Litlak Tea" itu dijual seharga Rp3.000. Teh kulit salak tersebut diolah menjadi sejumlah varian rasa, yakni original, cokelat, dan vanila dengan ukuran gelas sedang.  

Rasa original dikhususkan untuk penderita diabetes, sedangkan rasa cokelat dan vanila untuk kalangan non-diabetes.

"Kami berharap teh hasil penelitian kami ini bisa diterima oleh semua kalangan sebagai minuman sehat dan nikmat, terutama bagi penderita diabetes," ujarnya.  

Kelima mahasiswa tersebut juga berharap ada investor yang mau bergabung untuk memajukan dan mengembangkan peluang usaha tersebut dan akhirnya bisa diterima pasar secara luas. [Ant/L-8]

++++

http://www.suarapembaruan.com/home/riset-terapi-baru-seputar-diabetes/24384

Riset Terapi Baru Seputar Diabetes
Minggu, 9 September 2012 | 11:10

 

Metode baru terapi diabetes menjanjikan harapan pertolongan bagi jutaan penderita penyakit gula. Suntikan insulin teratur mungkin tidak diperlukan lagi.

Riset di bidang terapi penyakit diabetes merupakan yang paling intensif dilakukan saat ini. Tidak mengherankan, karena jumlah penderita penyakit gula itu di seluruh dunia setiap tahunnya terus meningkat drastis.

Penelitian antara lain difokuskan pada intervensi kekebalan tubuh dengan antibodi monoklon. Para ilmuwan dewasa ini terus mencari unsur aktif yang dapat mencegah serangan sistem kekebalan tubuh sendiri, terhadap sel-sel beta yang memproduksi insulin.

Demikian diungkapkan Elmar Jäckel dari sekolah tinggi kedokteran di Hannover. Terapinya terutama amat menarik bagi para pengidap diabetes tipe 1, karena para penderitanya saat diagnosa pertama, seringkali masih memiliki sekitar 15 persen sisa sel-sel beta yang mampu memproduksi insulin.

Antibodi monoklon dapat melindungi sisa sel beta dari serangan sistem kekebalan tubuh sendiri, yang menghancurkan sel beta yang tersisa. Dampak dari penghancuran sel produsen insulin oleh sistem kekebalan tubuh sendiri adalah diperlukannya suntikan insulin secara teratur untuk meregulasi kadar gula dalam darah.

Tapi riset internasional sejauh ini menunjukkan hasil berbeda-beda. Misalnya pemanfaatan preparat seperti Teplizumab berdampak berbeda. Pada penderita diabetes  tipe 1 berusia muda dan bertumbuh ramping di Eropa dan Amerika, preparat itu menunjukkan khasiat bagus.

Sementara bagi para penderita diabetes di Asia khasiatnya kurang terasa. Elmar Jäckel meyakini diabetes tipe 1 di Asia memiliki penyebab berbeda, dan karena itu obat-obatan kemungkinan juga berkhasiat berbeda.

"Selain itu, para penderita diabetes tipe 1 di Asia juga mengidap kelebihan berat badan, sementara di Eropa kebanyakan lebih ramping", kata pakar kedokteran dari Hannover itu.

Riset lebih lanjut bertujuan menjelaskan pertanyaan, mengapa tidak semua penderita diabetes tipe 1 dapat menarik keuntungan dari obat-obatan yang sudah ada.


Rekayasa Sel


Disamping antibodi monoklon, terdapat strategi lain untuk mengintervensi sistem kekebalan tubuh. Misalnya saja para peneliti di Brasil melakukan eksperimen dengan sel punca dari dalam darah. Prosedur terapinya mirip dengan pengobatan penyakit leukemia.

Mula-mula sistem kekebalan tubuh dihancurkan dengan radiasi Röntgen. Setelah itu dilakukan transfusi dengan sel punca darah segar. Dengan itu diharapkan sel-sel pemunuh yang terbentuk baru dalam sistem kekebalan tubuh, berperilaku lebih jinak terhadap sel-sel beta pada kelenjar pankreas. Studi klinis pertama menunjukkan hasil yang memuaskan.  

Strategi lain dikembangkan Israel, AS dan Jerman. Dasar pertimbangannya, organ tubuh terus melakukan regenerasi, bagian dari jaringan dapat diambil tanpa menimbulkan kerugian terhadap pasien. Juga sel-sel hati dan sel pankreas memiliki fungsi yang amat mirip, cukup dilakukan mutasi genetika kecil, untuk mengubah sel-sel hati menjadi sel-sel beta penghasil insulin.

"Pada ujicoba menggunakan binatang hal itu berfungsi," ujar Jäckel.

Namun belum diketahui, apakah pemrograman ulang sel-sel hati itu merupakan altenatif yang tepat bagi manusia. Peneliti kedokteran dari Hannover itu menyebutkan, penegasannya baru dapat diketahui antara 5 sampai 10 tahun ke depan.

Satu langkah lebih jauh dari sekedar ujicoba pada binatang di laboratorium, adalah strategi imunisasi untuk mencegah diabetes tipe1. Vaksinnya kemungkinan sudah dapat dipasarkan tiga tahun ke depan ujar Jäckel. Berita menggembirakan datang bagi penderita diabetes tipe 2.

Para periset menyebutkan, dalam waktu dekat ini sebuah preparat yang memiliki potensi sebagai obat ampuh berspektrum luas. Preparat yang kemungkinan diberi nama "Forxiga" itu, berfungsi merangsang ginjal membuang kelebihan gula darah lewat air seni.

Dengan demikian, para pasien tidak perlu lagi menyuntikkan insulin. Komite urusan obat-obatan Eropa sudah menyampaikan pernyataan positif. Dengan itu, diberikan lampu hijau bagi izin edarnya di negara-negara Eropa. Tapi kapan tepatnya obat itu beredar di pasar, sejauh ini belum diputuskan. [DW/L-8]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment