Kemiskinan Lemahkan Kemampuan Otak
Menurut Hasil Penelitian AS-India
Artikel dimuat pada: 31 Aug 2013, 01:01:45 WIBTemuan-temuan yang disiarkan dalam jurnal AS Science itu mengisyaratkan bahwa kemiskinan dapat menggerogoti sumber daya mental seseorang, sehingga pada gilirannya membuat yang bersangkutan jadi kurang mampu memusatkan perhatian pada hal-hal lain, seperti memecahkan problema dan mengendalikan impuls.
"Karena pikiran dipenuhi semua hal lain, anda jadi kurang mampu memikirkan segala sesuatu lainnya," ujar wakil tim riset Sendhil Mullainathan, seorang ekonom dari Harvard University.
Daripada harus menyalahkan kemiskinan pada individu atau lingkungan, studi tersebut menyebutkan status miskin menimbulkan efek sama seperti dampak tidak tidur semalam suntuk atau memiliki intelijensia lebih rendah.
"Kami berpendapat bahwa keadaan miskin dapat mempengaruhi fungsi kognitif, yang menghalangi kemampuan orang membuat keputusan tepat dan bisa menyebabkan kemiskinan lebih parah," tutur peneliti lainnya Jiaying Zhao, seorang profesor dari University of British Columbia.
Para peneliti mengambil sampel sekira 400 orang dengan tingkat pendapatan bervariasi dari 20.000 dolar hingga 70.000 dolar di sebuah shopping mall di New Jersey.
Para pembelanja itu ditanyai tentang cara mereka merespon suatu skenario hipotetis di mana mobil mereka rusak dan akan menelan biaya tertentu untuk perbaikannya.
Bangkitkan
Pertanyaan itu bertujuan membangkitkan pemikiran-pemikiran tentang kondisi keuangan orang tersebut sendiri. Sebagian pebelanja mendapat penjelasan bahwa biaya perbaikan itu akan mencapai 150 dolar, lain-lainnya harus mengeluarkan 1.500 dolar.
Kemudian mereka diberi serangkaian latihan kognitif dan pengendalian impuls untuk merampungkan penelitian, seperti meletakkan berbagai bentuk secara teratur atau mengklik sisi yang tepat dari layar komputer.
Orang-orang yang pendapatan mereka berada di tingkat terbawah dari skala tersebut mencatat hasil terburuk ketika mendapat penjelasan biaya perbaikan hipotetis itu lebih tinggi.
Ketika mereka memikirkan tentang biaya perbaikan lebih murah, yakni 150 dolar, mereka mencatat hasil yang sama bagusnya dengan orang berpendapatan tinggi.
"Tekanan-tekanan ini menciptakan suatu keprihatinan besar dalam benak pikiran mereka dan menarik sumber daya mental ke problema itu sendiri. Ini berarti kita tak mampu fokus pada hal-hal lain dalam kehidupan yang menuntut perhatian kita," ujar Zhao.
Jawaban
Para periset juga memberikan beberapa tes kepada 464 petani tebu di India, sebelum panen mereka sekali setahun ketika mereka sedang sulit uang dan setelah panen saat mereka memiliki uang lebih banyak.
Peneliti menemukan bahwa para petani sama mencatat hasil lebih bagus dalam tes-tes tersebut ketika mereka sedang memegang uang.
"Tingkat IQ naik, pengendalian kognitif, atau kekeliruan, turun dan waktu merespon turun pula," ungkap Mullainathan.
Para periset tersebut bilang temuan-temuan tersebut mengisyaratkan bahwa bantuan keuangan merupakan jawaban terlalu sederhana untuk mengatasi aneka problema yang memiliki kaitan dengan kemiskinan.
Sebaliknya, membidik berbagai masalah yang menyita pikiran orang miskin -- misalnya seperti perawatan anak -- mungkin bisa lebih efektif.
"Tidak sekadar melihat tantangan-tantangan ini semisal kesulitan uang secara luas, jika kita dapat memecahkannya dan cukup membidik masalah-masalah terbesar saja dan mengatasinya, kita mungkin akan mulai memecahkan aneka problema lain pula," imbuh Mullainathan. (afp/bh)
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment